42. Keputusan

29 11 4
                                    

"Ya udah, harus jadi pacar dulu, kan? Baru kepo. Gimana?"

"Emang, lo suka sama gue?"

Hening.

Haris diam dan hanya menatap Aira.

"Begooo!" Aira memukul ranjang, cewek itu mengacak-acak rambutnya. "Aira bego, emang diciptain buat bego urusan kaya gini! Ra, Ra. Kenapa lo nggak bilang ayo aja siiih! Ah, gemes banget gue sama lo!"

Aira terlentang, ia menatap langit-langit kamar. Matanya mengerjap, cewek itu menggigit bibir bawahnya. "Gimana ... kalo Haris cuma bercanda? Dia cuma mau isengin gue aja."

"Ah, bego! Kenapa gue tanya begitu coba?!"

"Mamaaa! Kok aku bego sih?!"

"Belajar makanya!"

"Abang bacot!" Aira mendelik, ia memeluk gulingnya. Aira mengambil ponselnya, cewek itu membuka whatsapp dan menuju kebagian story. Dengan nakalnya, tangan Aira menscroll ke bawah, ia sedang mencari ... sesuatu. "Kok, Nanda makin cantik ya?"

Aira menekan jempolnya di layar ponsel. Ia menahan agar tetap melihat foto yang diposting Nanda. Cewek itu ... terlihat sangat cantik. "Nanda yang make dress sama gue yang cuma pake training, beda jauh. Pantesan Haris cuma diem pas gue tanya dia suka gue apa nggak."

Aira terlentang, ia melempar ponselnya ke samping. "Gue harus taruh muka gue di mana, pas besok ketemu Haris? Ah! Abaaang! Besok aku ikut ke kampus aja!"

"Abang nggak mau bawa bocah!"

Aira cemberut, ia kembali mengambil ponselnya. Cewek itu berguling, memeluk gulingnya hingga pipi kirinya tertekan.

Aira
Aliiin|
Haris Haris|
Asdfghjkl|

Aliiin
|Gue normal
|Jadi nggak ngerti
|Bahasa lo

Aira
Lin|
Menurut lo|
Haris mau sama gue?|

Aliiin
|Nggak

Aliiin|Nggak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Aira merebahkan kepalanya di atas meja, cewek itu menatap dinding yang ada di hadapannya. Dinding bercat putih bersih, tetapi dalam pandangan Aira, dinding itu menggambarkan wajah Haris.

"Enyah lo!" Aira memukul dinding, cewek itu mengubah posisi duduknya, ia menenggelamkan kepalanya di atas meja.

Memikirkan Haris, membuat Aira pusing.

Antitesis (X) | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang