18. Voice

146 119 179
                                    

Haris membaringkan tubuhnya di ranjang, cowok itu terlentang menatap langit-langit. Matanya berkedip karena dirasa kantuk akan menghampirinya, Haris melirik jam dinding, baru saja pukul 20:00, ya kali Haris harus tidur. Bisa diejek bayi dia oleh Nathan.

Haris mengambil ponselnya yang ada di sampingnya. Cowok itu membuka whatsapp, melihat-lihat isi grup yang ternyata hanya ada gambar semangkuk bakso milik Zidan.

PK🌚 (Pemuda Kampret)

Zidan
|Anying
|Setan lu
|Pada diread

Jean
|Inying
|Sitin li
|Pidi diriid

Cowok itu ngakak sambil menyugar rambutnya. Menscroll chatnya ke bawah, alis Haris berkerut. Ia mengangkat alisnya sambil menatap chat dari Aira.

Mengenai Aira, cewek itu jadi selalu buang muka jika bertemu dengannya. "Aira marah sama gue?" Haris berbaring menyamping sambil memeluk guling, tangannya masih setia memegang ponsel dengan mata terfokus pada room chat Aira.

Sudah empat hari, sejak Haris mencengcengi jantung Aira yang ketinggalan, jika bertemu, cewek itu selalu buang muka. "Anjir, gue bikin anak orang pundung!"

Haris
Ra?|

Haris gemas, ia mendudukkan dirinya di ranjang, tangan kirinya masih memeluk guling sambil duduk. "Tumben balasnya lama?" Mata sipit Haris membulat, Aira membalasnya setelah tiga menit.

Aira
|Iya?
|Kenapa?

Haris
Lo|
Marah ya?|
Sama gue|

Aira
|Nggak
|Kenapa emang?

Haris
Wkwk|
Sukur, gue kira|
Lo marah|
Masalah jantung|

Alis Haris terangkat, cewek itu tidak lagi fast respons seperti tadi. Namun, Aira masih online. Haris jadi curiga Aira ketiduran.

Aira
|Wkwk
|Nggak kok
|Santai

Haris
Okeee|
Bagus|

"Anjir! Abang aku udah nggak jomblo!"

Haris melotot, cowok itu melirik ke sampingnya. Ternyata ada Yasa yang sudah terbaring nyaman di sebelah kanannya. "Ngapain ke sini?!"

Yasa malah cengengesan.

Haris kembali fokus pada chat Aira, cewek itu membalasnya.

Aira
|Okeee
|Haris

"Siapa sih?! Siapaaa?" Yasa bangun, jiwa keponya yang sudah mirip dengan ibu-ibu komplek di tukang sayur, mulai menggebu.

Haris melotot, ia menutup nama kontak Aira. Cowok itu panik dan menekan tombol voice note.

Haris takut Yasa julid dan memfitnahnya, tidak tahu saja tindakannya yang seperti itu, membuat jiwa julid Yasa naik dari status waspada, menjadi siaga.

Haris
▶————|
(Okeee, thanks. Good night.
Jangan tidur kemaleman)

Read.

Antitesis (X) | Hwang HyunjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang