Dengerin lagunya
|
||
|||
Rosseane Park, gadis kecil itu menangis meraung diatas pusara kedua orang tuanya yang baru saja selesai dimakam kan, gadis berusia sepuluh tahun itu tak mempedulikan hujan yang turun dengan derasnya, orang tua nya dibunuh oleh lintah darat karena terlilit hutang, kini, ia hidup sebatang kara, tanpa sanak saudara, tanpa rumah yang telah di sita oleh Mino, sang rentenir.
Dia berjalan sendirian sambil menggending ransel nya, tubuh nya basah kuyup, menggigil kedinginan dengan bibir membiru, penglihatan nya mulai memburam, dia hendak menyeberang jalan sampai sebuah mobil melintas dan tanpa sengaja Rose tertabrak, meski tak terlalu kencang tapi nyatanya itu berhasil membuatnya pingsan.
Ckitt. . .
Bruk
"Pabo-ya Chaerin" panik seorang pria yabg duduk disamping kemudi saat si wanita yang menyetir mobil, menabrak seorang gadis kecil.
"Ssttt. . . .diam lah Dong Young, ayo kita chek keluar" ajak si wanita, mereka pun keluar dari mobil nya dan melihat keadaan anak kecil yang ditabrak nya tadi.
"Astaga, dia masih anak-anak" kejut Chaerin.
"Dong Young-yaa, cepat bawa dia masuk ke dalam mobil" perintah Chaerin pada partner nya itu, mereka pun membawa Rose kecil ke rumah sakit, dan setelah di cek dokter, tak ada luka yang serius, Rose hanya shock dan kelaparan saja yang membuat nya pingsan.
Setelah gadis kecil itu sadar, Chaerin dan Dong Young membawanya kesebuah cafetaria, Rose menunduk takut, duduk dihadapan pria dan wanita dewasa yang belum dikenalnya itu.
"Siapa nama mu?" Tanya Chaerin.
"R-rosie" jawab nya gugup
"Nama panjang mu?" Tambah Dong Young.
"Rosseane Park" jawab nya lugu.
"Sudah berapa hari kamu tidak makan?" Tanya Chaerin lagi, karena tadi Rose melahap makanan nya seperti baru pertama kali melihat nasi, Rose hanya menggeleng, dia lupa kapan terakhir makan nasi.
"Dimana rumah mu?" Tanya Dong Young, Rose menggeleng.
"Orang tua mu?" Tanya nya lagi, Rose tetap menggeleng.
"Kenalkan, aku Chaerin dan dia Dong Young" ujar Chaerin
"Baiklah, kita bawa dia pulang" Chaerin berdiri dan memutuskan secara sepihak.
Rose menatap takjub rumah besar yang di datangi nya bersama Dong Young dan Chaerin.
"Mulai hari ini, kamu tinggal bersama kami, semua biaya hidup mu kami yang tanggung, tapi setelah kamu besar nanti, kamu harus bekerja pada kami, apa kamu paham?" Rose yang memang butuh tempat berlindung pun hanya mengangguk.
Rose menempati kamar yang berada di sudut belakang lantai dasar rumah itu, kamar yang lain ditempati beberapa pria dan wanita yang usia nya jauh lebih dewasa dari Rose.
Di rumah itu, Rose di gembleng dengan berbagai pelatihan bela diri, dan penggunaan senjata api serta berbagai senjata tajam, jangan kaget, karena Chaerin dan Dong Young memiliki agensi penyalur jasa pengawalan, setiap pulang sekolah, tak ada kata istirahat, Rose diberi waktu sejam untuk makan siang, kemudian berlatih dan belajar sampai jam 12 malam, selalu seperti itu kegiatan nya setiap hari, kecuali minggu, karena setiap hari minggu Rose dan teman-teman nya akan bertugas membersihkan seluruh bangunan tempat ia dan yang lain tinggal.
Terbiasa berhubungan dengan banyak pria ditempatnya tinggal, membuat Rose tumbuh menjadi gadis tomboy, lemari baju nya hanya berisi celana panjang, kaos, hoodie dan hot pants, tak mengherankan, karena Rose di tuntut untuk banyak bergerak dalam setiap pelajaran nya dan aksi nya.
Chaerin memegang kertas laporan yang Seung-Hyun berikan padanya, wanita itu tersenyum puas melihat nama Rose berada di urutan pertama, nilai evaluasi bulanan.
"Tak salah kan aku membawa nya kemari" ujar nya pada Dong Young yang juga memegang kertas laporan ditangan kanan nya.
"Hm, perkembangan nya sunggu membanggakan" sahut Dong Young.
"Ku rasa, dia seperti memendam luka, mungkin itu yang memicu nya untuk lebih giat dalam setiap latihan" timpal Seung-Hyun, Chaerin menatap tak percaya pada penanggung jawab pelatihan itu.
"Benarkah?" Tanya nya tak percaya
"Yaa, itu terpancar jelas di kedua mata nya, dan raut wajah nya yang kosong" jawab Seung-hyun, Dong Young menerawang mengingat mata Rose yang sayu, apalagi saat dia bertemu pertama kali sewaktu Rose tanpa sengaja tertabrak mobil yang Chaerin dan Dong Young kendarai kala itu.
Saat ini, Rose telah berusia delapan belas tahun dan duduk di bangku senior hight school ditahun terakhirnya, dia memiliki sahabat dekat bernama Jaehyun, mereka sama-sama anak didik Dong Young dan Chaerin, jadi sudah bisa saling memahami tanpa banyak bicara, mereka seumuran, jadi keduanya sangat cocok dalam hal kepribadian.
"Rosie, apa kamu tahu, sekolah kita akan kedatangan murid baru?" Tanya Jaehyun antusias, mereka sedang berjalan menyusuri lorong kelas pagi itu.
"Tidak, tahu dari dari mana?" Tanya Rose dengan wajah dingin dan angkuh nya yang misterius.
"Aku mendengar percakapan beberapa murid kelas lain di parkiran tadi, katanya cucu pemilik sekolah ini yang baru pindah dari Thailand" jawab Jaehyun
"Mudah-mudahan cucu nya itu seorang yeoja" harap Jaehyun sambil senyum-senyum tak jelas, Rose memutar malas kedua matanya mrndengar hayalan sahabat nya itu.
"Jika memang cucu nya adalah seorang yeoja, selera nya pasti bukan kamu Jaehyun-ahh" ledek Rose.
"Ck" Jaehyun berdecak kesal.
"Sebaliknya, jika cucu nya namja, dia juga pasti tak akan berselera pada mu" balas nya sengit, Rose terpingkal.
"Toh aku juga belum tentu tertarik, cucu orang kaya bukanlah type ku, mereka biasanya lemah, dan manja, aku benci laki-laki seperti itu, yang gerakan nya lambat dan. . . " Rose diam sesaat.
"Ah sudahlah, aku malas membahas urusan seperti ini" lanjut Rose.
"Yaah. . . " gumam Jaehyun kecewa karena Rose tak melanjutkan ucapan nya, padahal dia sangat penasaran dengan type ideal Rose itu yang seperti apa.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, And My Luck, They Came From Pain
FanfictionRosseane Park, gadis tomboy akut, banyak tingkah dan gaya, hyper aktif, yang jatuh cinta pada Limario, pemuda kalem, manja, cool, dan polos, bagaimana cara Rose menaklukan dan membuat Rio jatuh bertekuk lutut padanya? simak saja ceritanya.