7. Menolak Rasa

1.3K 222 17
                                    

Jaehyun menatap Rio sambil memincingkan kedua matanya, rasanya ia ingin mendekat, tapi ragu, karena dia khawatir Jenno akan tiba-tiba muncul dan mengagalkan rencana nya, Rose sedang ke toilet, dan entah bagaimana Rio bisa berada di kantin dan duduk sendirian.





Jaehyun lalu berdiri dan berjalan mendekati meja Rio, tapi belum sempat Jaehyun mencapai ke tempat Rio duduk




Set



Seseorang sudah lebih dulu menarik kursi di depan Rio dan mendudukinya, orang itu tak lain dan tak bukan adalah miss Bae sang kepala sekolah, Jaehyun pun memutar tubuh nya untuk kembali duduk dibangku nya sambil menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.


Rose pun kembali dari toilet, ia menatap Jaehyun dan mengikuti arah pandang nya.





"Rio keren bukan, bahkan seorang kepala sekolah seperti miss Bae saja tertarik dengan nya" gumam Jaehyun yang menyadari kedatangan sahabat nya itu, Rose tak menyahut, dia menatap datar ke arah Rio.



Jaehyun dan Rose memang tak mengetahui status guru dan keponakan itu.




"Mungkin miss Bae belum tahu saja jika murid nya itu adalah pria manja" remeh Rose.




"Apa salah nya menjadi manja?" Tanya Jaehyun tak mengerti.





"Pria manja itu lemah, sedangkan wanita, ia ingin dilindungi, wanita butuh tempat yang nyaman dan aman" jelas Rose pada Jaehyun.




"Wanita seperti mu butuh perlindungan? Kamu jago berkelahi, menggunakan senjata, butuh perlindungan dari apa lagi kamu Rose, kamu sudah bisa menjaga diri" debat Jaehyun.





"Kamu tak mengerti Jaehyun-ahh" balas Rose dengan tatapan sendu nya, ia kemudian berdiri dan meninggalkan sahabat nya itu, Rio menatap Rose yang melewati meja nya.




Dan di rumah

Rose gelisah, bayangan Rio tak bisa ia usir dari pelupuk matanya dan juga pikiran nya, gadis itu tak bisa tidur.



"Tidak tidak, aku tak menyukai nya, Aku benci pria manja" batin Rose bergulat.




"Kamu menyukai nya Rose, dia tampan, tubuhnya sempurna"




"Tapi dia manja Rose, tak bisa kamu andalkan"



"Bukan kah kalian akan sangat cocok, dia yang manja, dan kamu yang akan memanjakan nya"



Batin Rose terus berperang, hatinya berusaha menolak rasa yang mulai tumbuh di hati nya meski ia belum begitu mengenal Rio.




"Aaarrrgghh. . ." Geram Rose putus asa, dia bangkit dari rebahan nya menuju ke ruang kebugaran, dengan air pod di kedua telinga nya, Rose mulai berlari diatas treadmill, lelah berolahraga akan membuat nya mudah terlelap nanti nya.




Keesokan pagi nya.

Rio sedang berbincang dengan Krystal dan Jenno yang sedang melucu, di lorong kelas, gadis itu sesekali menepuk bahu Rio sambil terbahak, dan Rio hanya tersenyum.




"Saingan mu berat Rose, miss Bae dan presiden kesiswaan" goda Jaehyun yang belum mengetahui perasaan sahabat nya itu, Rose melirik nya tajam.



"Aku hanya bercanda" kekeh Jaehyun takut.



Kegundahan membuat Rose hilang fokus, ia terlalu memikirkan Rio.


"Aku mau kabur" ucap Rose mengemasi tas nya.


"Serius Rose?" Jaehyun tak percaya.




"Kamu tak perlu ikut" kata Rose, yang langsung keluar lewat jendela belakang kelas nya.



Bruk



Rose melompat turun, dan tepat saat Rio dan Jenno lewat dari kamar mandi, lagi-lagi mereka hanya saling bertatapan, terlanjur malu, Rose pun acuh melompati pagar dan berlari menyeberang jalan.



"Dasar gadis bengal" gumam Jenno menatap aneh pada Rose, Rio tak bereaksi.


Sepulang sekolah Jaehyun berjalan keluar gedung sendirian, karena Rose membolos setelah jam istirahat.



"Hi, Jaehyun-ahh" sapa Rio berlari kecil menyusul teman sekelas nya, yang disapa langsung tersenyum sumringah, tak percaya Rio yang begitu sulit di dekati, sekarang tiba-tiba datang menegur nya.



"R-rio-yaa" gugup Jaehyun saking senang nya.




"Sendirian?" Tanya Rio berjalan disisi Jaehyun.



"Ya begitulah" jawab Jaehyun berusaha setenang mungkin, bisa dikatakan Jaehyun adalah fanboy nya Rio yang mengagumi kepribadian dan fisik teman sekelas nya itu, meski Rio kaya raya dan cucu pemilik sekolah, tapi dia tidak sombong, dan sangat ramah.


Mereka sampai di luar gedung, Rio mengajak Jaehyun duduk di depan sebuah kedai minuman.


"Kamu menunggu di jemput atau bagaimana?" Tanya Rio menyodorkan minuman dingin pada Jaehyun.



"Kamu sendiri?" Jaehyun malah balik bertanya





"Aku menunggu di jemput mommy" jawab Rio meneguk isi botol nya.




"Aku juga" bohong Jaehyun demi bisa mengobrol dengan sosok Rio.




"Bagaimana rasa nya menjalani pendidikan disekolahan milik kakek mu sendiri?" Tanya Jaehyun penasaran.





"Tak ada yang istimewa, karena aku juga diperlakukan seperti murid yang lain" jawab Rio terkekeh, Jaehyun semakin kagum dengan Rio.




"Sudah lama aku ingin berteman bicara dengan mu, tapi rasanya begitu sulit untuk mendekati mu" jujur Jaehyun.




"Oh, pasti itu karena Jenno, maafkan dia ne, lain kali jangan langsung pergi jika Jenno mengusirmu" balas Rio.





"Mommy ku datang, aku duluan, mianhae tidak bisa menemani mu sampai jemputan mu datang" pamit Rio dengan wajah bersalah nya.






"Tidak masalah Rio, jemputanku pasti sebentar lagi datang, dan trima kasih untuk minuman nya" Jaehyun mengangkat botol minuman kemasan pemberian Rio.




"Ok" Rio mengangguk tersenyum.




"Hati-hati" teriak Jaehyun, Rio mengangkat jempol tangan kanan nya.





"Satu-satu orang kaya yang ku kenal dan tak memandang orang lain rendah" gumam Jaehyun kagum menatap kepergian Rio, setelah itu dia pun pulang dengan berjalan kaki karena jarak sekolah dan rumah tempat dia dan Rose tinggal tidaklah terlalu jauh.




Jaehyun telah sampai di pintu gerbang rumahnya, berbarengan dengan kedatangan Rose, ia pun lalu mengejar nya dengan berlari kecil.





"Hy Rose, kamu tahu aku tadi mengobrol dengan siapa?" Cerita Jaehyun antusias.





"Tidak" jawab Rose menggoda sang sahabat.



"Dengan Rio, dia sangat baik ternyata, lebih baik dari pikiranku selama ini" Jaehyun tak memperdulikan candaan Rose tadi karena dia terlalu bersemangat.






"Aku tidak peduli" kesal Rose mengabaikan Jaehyun.






"Yak, aku sumpahi kamu akan tergila-gila pada nya nanti" teriak Jaehyun kesal karena diabaikan.









#TBC

My Love, And My Luck, They Came From PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang