"Hey Rosie" sapa Rio untuk pertama kalinya setelah sah menjadi suami Rose, ia duduk dibangku samping kanan sang istri.
"Kita sudah menjadi suami istri sekarang, dan aku bahagia akan hal itu, tidak kah kamu ingin bangun dan memakaikan cincinku Rose" gumam Rio sambil menggenggam tangan kanan Rose.
"Aku merindukan mu Rosie, merindukan tawa mu, merindukan masakan mu, merindukan pelukan mu, bahkan merindukan ancaman mu, kala memaksa ku, ku mohon jangan tinggalkan aku Rosie, tetaplah bersama ku untuk membesarkan anak-anak kita nanti" ucap Rio diakhiri kecupan dipunggung tangan Rose.
Rio hanya keluar dari ruang perawatan Rose sekedar untuk makan saja, setelah itu ia akan kembali ke sisi sang istri, ia diberi waktu seharian untuk menghabiskan waktu dengan sang istri sebagai kado pernikahannya.
Keesokan harinya pun ia akan kesekolah seperti biasanya.
Dan hari ini, tepat dua bulan Rose tak sadarkan diri, Rio pulang sekolah dengan tergesa, berlari menuju lobby dimana Jaehyun sudah menunggu nya.
Bugh
Rio memasuki mobil nya, dengan gelisah.
"Tunggu aku istri ku, sebentar lagi aku sampai" batin Rio, karena hari ini, Rose akan menjalani operasi caesar untuk mengeluarkan bayi nya diusia kandungan nya yang genap tujuh bulan, meski prematur, setidaknya semua organ vital sang bayi sudah tumbuh dengan sempurna.
Rio disambut oleh seluruh keluarga nya begitu tiba di rumah sakit.
"Masuklah" tuan Jung meminta sang cucu menemui istri nya sebelum di operasi.
Rio membelai rambut Rose, dan menatap nya penuh cinta.
Cup
Lalu mengecup kening nya.
"Selamat berjuang ne, kuat lah, aku menunggu mu" bisik Rio yang kemudian di bimbing seorang perawat untuk segera keluar dari ruangan, begitu keluar Yoong dan Seo langsung memeluk nya.
"Yang sabar ne" bisik Yoong, jika Rose ditangani oleh dokter Wendy, maka untuk operasi caesar nya, dokter Victoria lah yang menangani nya, kedua dokter itu sedang mengoperasi dan mengawasi Rose di dalam sana, dibantu beberapa perawat.
Rio nampak tak tenang, hati nya gundah, wajah nya gelisah, Yoong dan yang lain sudah berusaha untuk menghibur nya, tapi gagal.
Akhir nya, suara tangis bayi pun terdengar, Rio terhenyak, ia lalu berdiri, dan setengah jam kemudian, seorang perawat nampak keluar menggendong sang bayi untuk segera di tempatkan di inkubator karena terlahir prematur, Rio segera mengikuti sang perawat yang membawa anak nya, Seo dan Yoong pun juga mengikuti sang putra, mereka penasaran dengan wajah sang bayi yang berada di lantai berbeda dengan sang ibu.
Dan lagi, Rio harus kembali menunggu sampai bayi nya siap ditempatkan dekat jendela, sang perawat keluar, lalu menghampiri Rio dan kedua orang tua nya.
"Selamat, bayi anda laki-laki terlahir sempurna tanpa kekurangan apa pun, tapi demi kebaikan nya, dia harus berada di ruang inkubator terlebih dahulu" beritahu sang perawat.
"Ne, kamsahamnida" ucap Rio.
"Selamat boy, dia anak yang kuat kan" ujar Yoong sambil menepuk-nepuk dada Rio dari belakang.
"Mommy sudah menjadi grandma sekarang" gumam Seo yang menempelkan wajahnya di dada Rio sambil menatap cucu mereka.
"Welcome to the world Valerio" gumam Rio tersenyum bangga, hampir sejam Rio menghabiskan waktunya memandangi sang putra, ia kemudian kembali untuk melihat keadaan Rose, dari kejauhan, Rio nampak melihat dokter Wendy sedang berbincang dengan Jung grandpa.
"Tak ada harapan untuk kesembuhan Rose tuan, saran saya, kita cabut alat bantu penunjang kehidupan nya, karena selain menghabiskan banyak biaya, harapan hidup nya juga . . . " ucapan Wendy terpotong oleh teriakan Rio.
"TIDAK!" teriaknya tak terima.
"Tak akan ku biarkan siapa pun mencabut alat bantu penunjang kehidupan Rose, siapa pun itu, termasuk dokter" tunjuk Rio murka pada dokter Wendy.
"Boy" Yoong menarik turun tangan Rio dan mendekap nya
"Grandpa" adu Rio dengan tatapan memohon pada sang kakek, wajah nya sudah berurai air mata tak ingin Rose pergi, ia ingin membiarkan Rose berjuang terlebih dahulu.
"Sesuai dengan perkataan cucu saya dok, berapa pun biaya nya nanti, aku tak peduli" tutur tuan Jung.
"Baik tuan, maaf atas kelancangan saya" ucap dokter Wendy membungkuk hormat sebelum meninggalkan keluarga Jung.
See?, Rio adalah pangeran dikerajaan Jung, apa pun kemauan nya akan selalu dituruti, baik oleh sang kakek, atau pun yang lain, jadi percuma andai Seo mommy menghalangi hubungan putra nya dengan Rose, karena sang kakek, nenek, mommy serta daddy nya yang lain selalu mendukung dan memanjakan Rio.
Pemuda itu kini menatap sang istri dari luar, yang masih dalam keadaan yang sama, dan tak bergerak sama sekali, bahkan tak merespon kala Rio mengajaknya bicara.
"Wahai istri ku, apa kamu tahu, jika sekarang statusmu bukan lagi seorang istri, tapi juga seorang ibu dari bayi laki-laki yang tampan seperti ayah nya, dan kuat seperti ibu nya, aku memberi nya nama Valerio, untuk putra kita" ucap Rio seolah mengajak istri nya bicara.
Rio kemudian masuk ke ruangan keluarga nya, dia terdiam kala seluruh keluarga nya menatap dengan senyuman.
"Selamat Rio daddy" goda Jiyoung pada sang keponakan.
Blush
Wajah Rio langsung merona, ia tersenyum malu-malu sekarang, Taeyeon kemudian menyodorkan minuman bersoda pada Rio.
"Bersulang untuk kelahiran . . . ?" Taeyeon menatap Rio seolah bertanya siapa nama anak nya.
"Valerio" jawab Rio sambil mengangkat botol soda nya, sementara para orang tua mengangkat gelas soju mereka untuk bersulang.
"Valerio, jadi itu nama cucu daddy?" Tanya Yoong.
"Ne dadd, pria tampan dan kuat, Valerio" balas Rio tersenyum senang dan lega.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, And My Luck, They Came From Pain
FanfictionRosseane Park, gadis tomboy akut, banyak tingkah dan gaya, hyper aktif, yang jatuh cinta pada Limario, pemuda kalem, manja, cool, dan polos, bagaimana cara Rose menaklukan dan membuat Rio jatuh bertekuk lutut padanya? simak saja ceritanya.