Rio kembali ke rumah menjelang malam, dengan senyum yang tak lepas dari bibir nya.
"Momm, Rio home" teriaknya setiap ia sampai di rumah, tak ada sahutan, dan ketika sampai di ruang tengah.
Deg
Semua keluarga Jung telah berkumpul menunggu kedatangan nya, mereka menatap Rio dengan berbagai ekspresi, wajah marah sang mommy dan aunty nya miss Bae, serta wajah penuh tanya dari Fanny mommy, Dara mommy, serta Jisoo dan Jennie noona, tatapan teduh dari grandpa dan grandma, lalu tatapan bangga dari para daddy nya, Rio mengerutkan kening nya.
"Duduk" perintah sang mommy dingin, Rio pun menurut, lalu duduk di sofa single menghadap ke arah seluruh keluarga nya.
"Kamu memboloskan hari ini?" Tanya Seo mommy menyelidik.
"Aunty pasti sudah memberitahu mommy kan, aku bohong pun juga akan percuma" jawab Rio polos membuat semua pria di ruangan itu menahan tawa.
"Kamu berkencan dengan nya?" Tanya Seo mommy lagi.
"Tidak, momm, pergi membolos berdua itu bukan berarti berkencan, aku hanya ingin menghibur nya, dia murung karena sahabat nya sakit" jelas Rio.
"Dia murid bermasalah Rio, jauhi dia" nasehat Irene
"Aunty, dia begitu karena ada alasan nya" bela Rio.
"Dia berani melawan guru nya, berkelahi dengan murid namja, gadis seperti itu kamu bela Rio" marah Irene.
"Kalian selalu menyalahkan dia tanpa tahu alasan nya, dia melawan miss Sunny karena kata-katanya sudah keterlaluan waktu itu, dan dia berkelahi dengan Jongin karena murid itu melecehkan nya, dia hanya membela harga diri nya aunty" teriak Rio emosi, sampai ia berdiri dari duduk nya.
"Boy" tegur Yoong, Rio yang memang takut pada sang ayah pun langsung terdiam, dia melangkah pergi meninggalkan ruang tengah menuju ke kamar nya.
"Oppa lihat kan, gadis itu membawa pengaruh buruk untuk Rio" adu Irene pada Yoong.
"Irene-ahh, aku tahu kamu ingin menunjukan tanggung jawab mu pada ku perihal jabatan mu di sekolah, dan tentang keponakan mu, tapi ku rasa, untuk anak seumuran mereka, kamu jangan terlalu keras dalam menasehati dan mendidiknya, karena itu akan membuat mereka semakin ingin bebas dan memberontak" nasehat tuan Jung.
"Aku dulu juga sering membolos" santai Jiyoung
"Aku pernah melompati pagar sampai jaket ku robek" kekeh Taeyeon
"Aku harus kejar-kejaran dengan penjaga sekolah, demi menemui Hyunie yang berbeda sekolah dengan ku, agar bisa menemui nya dan menyanyikan lagu waktu itu, ingat kan yeobo, saat aku meminta mu untuk jadi kekasihku, kamu pasti tahu jika aku harus membolos waktu itu" ujar Yoong.
Blush
Wajah Seo mommy merona mengingat kenangan nya yang lalu bersama Yoong daddy kala masih seumuran dengan Rio.
"Tapi aku tak pernah membolos dengan mu" elak nya.
"Tapi kamu lah yang menjadi alasan ku untuk membolos" balas Yoong tak mau kalah.
"Sebaiknya kita beri kesempatan dulu pada Rio, jika di rasa ia sudah tak bisa diatur, baru kita beri dia hukuman" ujar BoA grandma yang tak ingin sang cucu kesayangan mendapat masalah.
Irene tetap pada pendirian nya, memberikan hukuman pada Rose yang dianggap telah memberi pengaruh buruk pada keponakan nya.
Keesokan hari nya, hujan turun dengan deras nya, Rio turun dari kamar nya dengan wajah ceria karena ingin segera bertemu dengan Rose disekolah, setelah bolos berdua.
Dan di sekolah, Rio melihat dari kejauhan Rose sedang berjalan menuju ke ruang kepala sekolah, Rio pun langsung berlari mengejar nya, untuk menemani Rose.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Rio mengetuk pintu ruangan sang aunty, karena Rose sudah di dalam.
"Masuk" teriaknya dari dalam ruangan.
Ceklek
"Rio" kaget Irene, Rose juga terkejut dengan kehadiran Rio.
"Kamu boleh keluar sekarang Rose, dan jalani hukuman mu" titah Miss Bae.
"Tunggu, hukuman apa Rose?" Tanya Rio menahan tangan kiri sang gadis, Rose melirik pada sang kepala sekolah.
"Karena dia telah mengajak mu membolos kemarin" jawab miss Bae.
"Tidak, bukan Rose yang mengajak ku membolos kemarin, tapi aku yang meminta nya miss" bela Rio.
"Rose" perintah miss Bae dingin, gadis itu melepaskan diri dari genggaman tangan Rio dan mulai keluar untuk berlari mengitari lapangan basket tujuh kali.
"Harus nya aku juga di hukum aunty" protes Rio.
"Dia yang membawa pengaruh buruk, jadi dia lah yang harus di hukum" Irene tetap pada keputusan nya
Brak
Rio menendang kasar pintu ruangan sang aunty, dia marah, membuat guru yang lain sampai terjengkit kaget.
"Rio" teriak Irene memanggil keponakan nya, yang dipanggil tak menjawab.
"Rio, kembali" lagi Irene memanggil, tapi diabaikan.
Deg
Diluar, Rio mematung melihat Rose mulai berlari ditengah hujan deras yang mengguyur kota Seoul pagi itu, perasaan bersalah pun kini menyerang Rio, karena dia lah yang menantang Rose waktu itu, gadis itu kini jadi pusat perhatian seluruh siswa JSHS, tanpa pikir panjang, Rio menjatuhkan tas ransel nya, lalu berlari ke tengah menemani Rose menjalani hukuman, berlari mengelilingi lapangan basket.
"Mianhae, karena membuat mu mendapat hukuman, gara-gara kita kabur bersama kemarin, jadi biarkan aku juga menjalani hukuman ku dengan mu" ujar Rio sedikit berteriak karena saking deras nya hujan yang turun, Rose hanya tersenyum sambil mengangguk, meski di hukum, jika itu bersama Rio, rasanya Rose tak masalah.
Beberapa murid perempuan pun dibuat iri oleh Rose, yang bisa sampai sedekat itu dengan Rio.
Irene menatap geram pada Rose karena telah berani membuat keponakan nya itu jadi pembangkang sekarang.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, And My Luck, They Came From Pain
FanfictionRosseane Park, gadis tomboy akut, banyak tingkah dan gaya, hyper aktif, yang jatuh cinta pada Limario, pemuda kalem, manja, cool, dan polos, bagaimana cara Rose menaklukan dan membuat Rio jatuh bertekuk lutut padanya? simak saja ceritanya.