41. Back to School

1.4K 202 65
                                    

Sebelum kembali ke Seoul, setelah pembebasan nya, Minho menemui Jaehyun, mereka diberi waktu satu jam untuk saling berbicara dibawah pengawasan polisi yang bertugas.


"Jaehyun-ahh"


"Hyung" balas Jaehyun tersenyum pahit pada Minho



"Aku akan membantu mu keluar dari sini, secepat nya" ujar Minho, Jaehyun menggeleng.


"Tidak perlu hyung, sudah sepantas nya aku menerima hukuman ini" tolak Jaehyun.



"Dengar, kamu tidak bersalah, kamu hanya berusaha membela diri" yakin Minho.


"Aku juga terkena pasal penculikan hyung, keluarga Jung tak akan mungkin melepas ku begitu saja" putus asa Jaehyun, Minho nampak berpikir keras.

"Aku ada ide" seru Minho, Jaehyun mengerutkan kening nya, Minho nampak mengambil ponsel pintar di saku nya.

"Buatlah permintaan maaf kepada keluarga Jung, akui semua perbuatan mu yang sejujur nya, barang kali itu bisa meluluhkan hati mereka, biar aku yang merekam nya" bujuk Minho.


Menjelang malam, Minho telah sampai di rumah sakit dan hendak menemui tuan Jung.


"Minho-yaa" sambut tuan Jung gembira dengan kedatangan Minho, dia merangkul bahu pria yang lebih muda dari nya itu sambil menepuk-nepuk lengan nya.



"Tuan Jung" balas Minho hormat, Rio sendiri tengah mengechek Rose.



"Ada kabar apa lagi Minho-yaa?" Tanya tuan Jung yang melihat wajah gelisah orang kepercayaan nya itu.


"Maaf tuan Jung, saya membawa pesan dari Busan" jawab Minho membungkuk.

"Pesan?" Beo tuan Jung


"Ne tuan"


"Dari?"


"Jaehyun, dan saya harap tuan mendengarkan nya terlebih dahulu" pinta Minho, ia kemudian meletak kan ponsel nya diatas meja dengan posisi horizontal tepat di depan tuan Jung, yang lain pun ikut penasaran, dan berdiri dibelakang sang tuan besar, Minho menyalakan pemutar video nya, menampakan Jaehyun duduk tenang dengan baju tahanan nya.




"Hallo, perkenalkan nama saya Jung Jaehyun, saya adalah teman dekat Rose, dan saya tak tahu apakah saya juga boleh memperkenalkan diri sebagai teman nya Rio, sebelum nya saya ingin mengucapkan permintaan maaf yang tulus dari lubuk hati saya, atas terjadi nya kasus ini, saya, atau lebih tepat nya kami, mengakui memang telah menculik Rio hari itu, tapi bukan untuk melakukan niat jahat".


"Seminggu sebelum nya, Dong Young hyung mengajak kami bertemu seseorang yang belakangan kami ketahui namanya adalah Mino, pria itu membawa sepupu nya yang bernama Kwon Yuri, mereka memiliki rencana untuk membunuh Rio, karena dendam dengan tuan Jung yang berhasil memenangkan sebuah tender, dari situ terpilihlah Rose yang menjadi eksekutor nya, karena kebetulan kami satu sekolahan, awalnya Rose setuju, demi bisa membalas dendam pada Mino yang telah membunuh kedua orang tua Rose delapan tahun yang lalu".

"Tapi rencana hanya lah rencana, Rose telah lebih dulu jatuh cinta pada Rio, meski ia telah berusaha untuk membunuh perasaan nya pada Rio, tapi nyata nya selalu gagal, ia malah semakin jatuh cinta pada Rio, hingga membuat nya bimbang, antara cinta dan balas dendam, tak mudah bagi Rose untuk mengambil keputusan, sampai di hari terakhir deadline yang Dong Young hyung berikan habis, Rose tak kuasa untuk membunuh Rio, hingga terjadilah penyerangan di Jung Senior High School, di situlah, Rose memutuskan untuk melupakan dendam nya, dan lebih memilih untuk menyelamatkan Rio"

"Seoul tak aman, jadi membawa Rio ke Busan adalah ide saya, kami sengaja menutupi keberadaan Rio demi keselamatan nya, jika kami ingin membunuh nya, tentu kami tak perlu jauh-jauh membawa Rio sampai ke Busan, dan anda juga melihatnya sendiri kan, Rose bahkan rela menukar nyawa nya demi Rio, cinta Rose pada Rio begitu besar, hingga ia melupakan tujuan awal nya, dan mengabaikan keselamatan nya sendiri"



"Maaf"

Jaehyun mulai terisak, ia menunduk, tak sanggup melanjutkan kata-kata nya, mengingat keadaan Rose yang setahu nya telah meninggal dunia dengan keadaan seperti yang terakhir kali Jaehyun lihat.

Para wanita mengusap air mata nya, mereka terharu dengan pengorbanan Rose, terutama ketika mengetahui sebuah fakta, jika orang tua gadis itu tewas dibunuh.


"Minho, jemput dia pulang, tarik kembali tuntutan, dan mintalah surat kuasa pada pengacara Choi" titah tuan Jung saat itu juga.



"Baik tuan" jawab Minho membungkuk, sebelum undur diri dari hadapan keluarga Jung.


Ceklek

Rio kembali dari ruangan Rose, semua mata tertuju ke pemuda itu yang kebingungan.

"Ada apa?" Heran nya diambang pintu.


"Nothing boy" jawab Tiffany tersenyum meyakinkan, ia lalu merangkul Rio dan mengajaknya duduk.

"Kamu mau makan apa hari ini?" Tanya Dara untuk mengalihkan pembicaraan.



"Biskuit gandum, dan susu coklat mom" jawab Rio tak curiga.


Dara kemudian menyuruh anak buah appa nya untuk membeli apa yang Rio inginkan, Yoong mendekati sang putra, duduk tepat disamping nya.


"Boy, ini sudah seminggu semenjak Rose dirawat, daddy ingin, sambil menunggu dia pulih, kamu melanjutkan sekolah mu bagaimana? Sebentar lagi kamu akan lulus boy" Yoong mencoba bernegosiasi dengan sang putra.



"Dadd. . . " Rio hendak membantah dengan suara malas nya



"Dengar boy, kamu akan menjadi ayah, pendidikan sangat penting untuk masa depan mu, jika kamu tidak melanjutkan sekolahmu, bagaimana kamu menghidupi keluarga mu kelak?" Rayu sang ayah, Rio terdiam memikirkan kata-kata Yoong, melihat wajah sang putra, Seo pun tak tega, ia lebih memilih beranjak untuk membuatkan susu coklat yang Rio minta tadi, sedangkan Dara menyiapkan biskuit gandum yang sudah dibelikan oleh pegawainya tadi.



"Makan dulu ne, ini yang kamu minta tadi kan" Dara meletakan biskuit yang sudah dihidangkan diatas piring, kemudian disusul susu coklat nya.



Rio mengambil sekeping biskuit, lalu mencelupkan nya ke dalam susu, dan menggigit nya, dada Rio terasa sesak, mengingat dulu dia hanya makan biskuit dan susu selama berbulan-bulan bersama Rose, matanya berkaca-kaca menahan tangis, mengingat kenangan nya bersama sang kekasih, Yoong dan Seo menatap cemas pada perubahan ekspresi wajah putra nya.





"Yaa, Rio mau sekolah lagi dadd" ujar nya setelah menghabiskan biskuit nya, Rio segera beranjak ke kasur nya, berbaring menghadap tembok, membelakangi keluarga nya, bahu nya bergetar, menandakan jika ia menangis dalam diam.





#TBC

My Love, And My Luck, They Came From PainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang