Keesokan hari nya, Irene yang sudah lebih dulu di hubungi oleh unnie nya yang memberitahu jika sang keponakan akan mulai kembali masuk sekolah pun datang ke rumah sakit untuk menjemputnya, Rio baru saja bangun, duduk di sofa sambil menikmati biskuit dan susunya lagi, hanya itu yang Rio mau, karena dengan begitu, ia merasa jika Rose bersama nya.
"Belum siap boy?" Sapa Irene begitu memasuki ruangan dan melihat sang keponakan masih memakai celana boxer dan kaos oblong putih nya, Rio tak menyahut, ia berjalan ke kamar mandi, acuh dengan tatapan orang-orang disekitarnya yang memakhlumi tingkah si maknae, sang mommy menyiapkan baju seragam nya, dan sang aunty menyiapkan tas sekolah nya.
Irene pun menunggu nya dengan sabar, Rio tengah bersiap dengan baju seragam nya dibantu sang mommy.
"Semangat boy" ujar Jiyoung menyentuh kepala sang keponakan.
"Jangan lupa makan ne" pesan Dara tersenyum menepuk-nepuk kecil pipi kanan Rio.
"Jangan lupa senyum" ujar Tiffany menangkup kedua pipi keponakan nya itu yang akhirnya tersenyum tipis.
"See u boy" ujar Jennie dan Jisoo serempak, sambil menarik tengkuk Rio dan berusaha mencium pipi sang dongseang, Rio menolak, tapi ia kalah tenaga melawan dua gadis itu, yang lain tertawa dengan tingkah ketiga cucu tuan Jung itu, BoA grandma mencium kening cucu nya itu, sementara Yoong dan sang mommy menciumi seluruh wajah putra nya itu, yang kemudian keluar bersama sang auty.
"Fighting boy" seru Taeyeon sambil berhighfive dengan keponakan nya itu.
"Aunty"
"Yess boy?" Irene menghentikan langkah nya menoleh pada Rio.
"Aku pamit Rose dulu ne?" Ijin nya, Irene mengangguk, Rio berjalan menuju ruang HCU, tempat Rose berbaring tak sadarkan diri, ia berdiri diluar jendela, dan hanya menatap sang kekasih dari kejauhan.
"Rosie, aku berangkat sekolah dulu ne, nanti kita bertemu lagi, aku mencintai mu" gumam Rio lirih.
"Ayo aunty" ajak nya setelah berpamitan pada sang kekasih, Irene sempat melirik Rose sejenak, dalam hati, ia juga merasa aneh, terasa ada yang kurang, karena sekolah begitu sepi tanpa Rose yang biasanya selalu membuat ulah.
Irene memeluk lengan kiri Rio seolah memberi kekuatan pada sang keponakan.
Di Busan
Minho berdiri di samping mobil nya, bersandar, menunggu Jaehyun, yang dijemput nya, dan tak lama, pemuda itu muncul dengan senyum pahit nya.
"Jaehyun-ahh"
"Hyung" balas Jaehyun yang berjalan cepat menghampiri Minho dan langsung memeluk nya.
"Terima kasih hyung, terima kasih" ucap nya tulus.
"Kami yang harus nya berterima kasih pada mu Jaehyun-ahh" jawab Minho.
Jaehyun bingung kala Minho malah membawa nya ke rumah sakit.
"Apa tuan Jung sakit hyung?" Tanya Jaehyun ingin tahu.
"Tidak" jawab Minho tersenyum tipis, keduanya telah sampai di lantai 15.
"Kita akan bertemu kembaran mu, disana" Minho menunjuk kaca jendela yang berada beberapa meter dari tempat ia dan Jaehyun berdiri.
"Hyung" Jeahyun takut untuk mendekati kaca karena firasatnya tidak baik, Minho mengangguk, meyakinkan, dengan langkah pelan dan ragu Jaehyun pun mendekat, air matanya jatuh, melihat raga Rose yang tak berdaya dengan alat bantu menempel di seluruh tubuh nya.
"B-bagaimana keadaan nya hyung?" Tanya Jaehyun, air mata nampak membasahi wajah nya.
"Kita doa kan saja ne" jawab Minho, semakin membuat Jaehyun sesenggukan sampai menutup mulut dengan tangan kanan nya.
Setengah jam Minho menemani Jaehyun yang terus bergumam menceritakan bagaimana ia menjalani hidup nya bersama Rose selama ini, sebelum akhirnya bertemu dengan Rio, Minho memberikan air mineral yang dia dapatkan dari anak buah nya yang berjaga di depan pintu ruangan yang berisi keluarga Jung, penjagaan memang sangat ketat, di depan lift, depan pintu HCU, semua dijaga bergantian setiap empat jam selama 24 jam penuh.
"Ayo kita temui tuan Jung" ujar Minho ketika Jaehyun sudah mulai tenang dari tangis nya.
Tok. . . Tok. . . Tok. . .
Ceklek
Seorang pengawal membukakan pintu untuk Jaehyun dan Minho.
"Selamat siang tuan" sapa Minho membungkuk hormat, diikuti Jaehyun dibelakang nya, semua tatapan mata keluarga Jung terarah pada sosok yang berdiri takut dibelakang Minho, Jaehyun terus menunduk tak berani mengangkat kepala nya.
"Apa dia yang bernama Jaehyun?" Tanya tuan Jung.
"Yaa tuan, ini Jaehyun" jawab Minho, menarik punggung Jaehyun untuk berdiri di samping nya
Tuan Jung mendekat, berdiri tepat di depan Jaehyun, yang tubuhnya gemetar ketakutan.
"Maaf tuan" ucap Jaehyun tanpa berani mendongak, tapi respon yang ia dapatkan justru adalah sebuah pelukan.
"Terima kasih sudah melindungi, menjaga, dan menyelamatkan cucu ku selama ini" ujar tuan Jung, dia lalu mengajak Jaehyun duduk bersama yang lain dan mendengar cerita Jaehyun.
"Jaehyun-ahh, aku ada penawaran untuk mu" kata tuan Jung.
"Ne tuan Jung?" Bingung Jaehyun sungkan.
"Jadilah pengawal untuk Rio, dan selama Rio merampungkan sekolah nya, kamu akan dilatih dan ditangani oleh Minho bagaiamana?" Tawar tuan Jung, yang bukan tanpa alasan meminta Jaehyun untuk mengawal cucu nya, karena sebagai mantan nara pidana, tentu tak mudah bagi nya guna melanjutkan sekolah, jadi tuan Jung menawari nya pekerjaan sebagai balas budi dan untuk sekarang, Jaehyun memang yang lebih cocok dengan Rio karena mereka seumuran.
Rio pulang sekolah, yang ia tuju pertama adalah jendela kamar tempat Rose di rawat.
"Hi sayang, aku pulang" sapa Rio, sang ayah memperhatikan nya dari ambang pintu diseberang kamar Rose.
"Kamu tahu, sekolah begitu sepi tanpa mu, teman-teman merindukan kehadiran Rose si gadis berandal" cerita Rio.
"Hari ini, aku ditemani aunty makan siang di kantin, apa kamu tak cemburu?" Canda Rio, lumayan lama ia terus bercerita meski tanpa bisa menyentuh kekasih nya itu, puas bercerita, Rio menoleh pada sang ayah yang tersenyum hangat menyambut nya.
"Ayo ganti baju mu" Yoong mengulurkan tangan nya, yang kemudian merangkul bahu Rio, begitu sang putra mendekat.
#TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, And My Luck, They Came From Pain
FanfictionRosseane Park, gadis tomboy akut, banyak tingkah dan gaya, hyper aktif, yang jatuh cinta pada Limario, pemuda kalem, manja, cool, dan polos, bagaimana cara Rose menaklukan dan membuat Rio jatuh bertekuk lutut padanya? simak saja ceritanya.