Rose menatap Rio yang tertawa begitu lepas, merekam setiap detik wajah tampan yang sedang merayakan kemenangan nya dari para noona nya itu, karena beberapa hari lagi, Rose tak akan lagi bisa menikmati atau menatap wajah Rio, yaa, tak sampai lima hari lagi, adalah deadline untuk menghabisi Rio, dan tekat Rose sudah bulat, dia sendiri yang akan membunuh nya.
"Rosie" suara Rio membuyarkan lamunan Rose.
"Ayo belanja, menikmati kemenangan kita sebagai team" kekeh Rio mengulurkan tangan kiri nya pada Rose, mereka berjalan keluar arena bowling dengan wajah ceria.
Rio memilihkan long coat untuk sang kekasih, Rose pun menurut saja.
"Sebentar lagi musim dingin, jika aku tak di sisi mu nanti, mantel ini lah yang akan menghangatkanmu" ujar Rio memakaikan long coat pilihan nya ke tubuh Rose untuk memastikan cocok tidaknya di tubuh sang kekasih.
"Kamu juga harus makan dengan baik ne, meski mungkin aku tak mengingatkan mu" pesan Rio lagi, Rose hanya menatap nya sendu dengan perhatian yang Rio berikan padanya, Rose tak pernah mendapat kehangatan seperti yang Rio lakukan pada nya.
"Kita ke toko tas, aku ingin membelikan nya untuk Jaehyun" Rio menarik tangan kiri Rose.
"Noona, ayo ke toko tas" panggil Rio pada Jennie dan Jisoo.
Rose terus menatap wajah Rio yang sibuk memilihkan tas untuk Jaehyun.
"Tidak, kamu tak boleh goyah Rose, anggap Rio adalah pembunuh orang tua mu" batin Rose berkecamuk.
Rose tak menolak, ketika Rio dan noona nya berencana mengantar nya pulang.
"Kamu tinggal dengan siapa Rose?" Tanya Jennie ketika mobil yang mereka kendarai mulai melaju meninggalkan parkiran mall.
"Dengan unnie dan oppa jauhku, unnie" balas Rose, Jennie jadi tersenyum canggung, tak enak.
"Sorry Rose" sesal Jennie
"Tak masalah unnie" Rose melempar senyum lebar nya pada Jennie.
"Kenapa kita berhenti disini?" Bingung Jisoo karena mobil yang mereka kendarai berhenti di belakang gedung besar berlantai 5.
"Tidak apa-apa, pintu depan pasti sudah di kunci, aku sudah meminta Jaehyun untuk menunggu ku di balik sana" kekeh Rose.
"Bye unnie, terima kasih untuk hari ini" pamit Rose pada Jennie, dan Jisoo.
"Lain kali kita pergi lagi ne" balas Jisoo.
"Hati-hati Rose" pesan Jennie, Rio ikut turun mengantar sang kekasih.
"Aku pulang ne" pamit nya, Rio mengangguk berat, tak rela ditinggal.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Love, And My Luck, They Came From Pain
FanfictionRosseane Park, gadis tomboy akut, banyak tingkah dan gaya, hyper aktif, yang jatuh cinta pada Limario, pemuda kalem, manja, cool, dan polos, bagaimana cara Rose menaklukan dan membuat Rio jatuh bertekuk lutut padanya? simak saja ceritanya.