Saat ini adalah istirahat kedua, Langit terpaksa mengikuti Sean ke perpustakaan. Lelaki itu kini tampak selalu waspada saat di sekolah setelah mendengar cerita Sean.
Seperti biasa, setiap siswa yang datang ke perpus akan diabsen oleh penjaga, kebetulan saat ini penjaga perpus adalah bu Mayang yang usianya sekitar 52 tahun.
"Kalian bertiga kelas berapa?" Bu Mayang bertanya sambil mengambil buku absen.
"Kita cuma berdua Bu." Langit berujar.
Bu Mayang menengok dan membenarkan letak kacamatanya yang melorot.
"Loh? Tadi bukannya ada cewek di belakang kamu?"
Langit dan Sean menoleh ke belakang, tak ada siapa-siapa. Sean mulai panik, lelaki itu menarik lengan Langit untuk segera keluar dari perpustakaan. Bu Mayang meneriaki nama mereka hanya dua kali, setelahnya wanita itu terdiam.
Saat ini Sean membawa Langit ke kelas mereka. Langit masih terdiam dengan wajah lempengnya.
"Lang, kayaknya cewek itu beneran ngikutin lo." Sean ngos-ngosan, ia menstabilkan napasnya.
Mendengar perkataan Sean, Langit tiba-tiba gelisah. "Se, gue kayaknya mau pindah sekolah."
Sean melotot. "Pindah? Baru sehari lo masuk masa langsung pindah. Lo takut sama tuh hantu?"
Langit menggeleng. "N-nggak, gue cuma pengen tenang aja. Kalo di di sini gue kaya dikejar-kejar mulu."
"Jangan lah Lang, kita kan baru temenan. Masa lo udah mau ninggalin gue?" Sean memasang tampang memelas.
Langit bergidik. "Sejak kapan kita temenan?"
Sean langsung diam. Langit terkekeh, tangannya menepuk pundak Sean.
"Becanda elah."
Sean menghembuskan napasnya lalu berdecak kesal. Ia harus stok mental untuk menghadapi sifat Langit yang cepat berubah.
***
Bel pulang sekolah berbunyi lima menit yang lalu. Langit dan Sean berjalan santai di koridor.
"Lo naik apa Lang?" tanya Sean.
Langit meliriknya sekilas. "Motor."
Sean manggut-manggut. Setelahnya hening, sampai akhirnya mereka sampai di parkiran. Langit terdiam.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐒𝐦𝐢𝐥𝐞 [END]
Teen FictionTembok putih bagian pojok kantin sekolah penuh dengan warna merah. Banyak coretan abstrak di sana. Langit si murid badung yang suka membolos, melihat seorang gadis mengenakan seragam, berdiri di pojok kantin dan tersenyum padanya. Namun temannya me...