Tembok putih bagian pojok kantin sekolah penuh dengan warna merah. Banyak coretan abstrak di sana. Langit si murid badung yang suka membolos, melihat seorang gadis mengenakan seragam, berdiri di pojok kantin dan tersenyum padanya.
Namun temannya me...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Makan malam di rumah Langit berlangsung tenang. Tiga anggota keluarga Adhitama itu saling terdiam menikmati makanan masing-masing.
Kegiatan rutin setelah makan malam adalah berkumpul di ruang tengah. Yuna dan Leon berbincang tentang masalah pekerjaan masing-masing.
Langit memilih memainkan ponselnya. Leon mengalihkan pandangannya pada sang putra yang nampak serius bermain ponsel.
"Gimana hari pertama kamu sekolah, Lang?"
Langit menaikan kepalanya yang barusan menunduk. Ia berpikir mungkin ini kesempatan untuk memimta ayahnya memindahkannya ke sekolah lain.
"Yah, aku mau pindah sekolah." Langit langsung to the point. Yuna tersedak ludahnya sendiri, Leon menatap anaknya tajam.
"Kamu bikin masalah lagi, Langit? Mau Ayah coret dari KK?"
Langit menggeleng panik, ia buru-buru menjelaskan maksud perkataannya.
"Nggak gitu Yah, kali ini masalahnya lebih serius." Wajah serius Langit sudah mendukung kedua orang tuanya berpikiran kemana-mana.
"Apa lagi kali ini? Kamu hamilin anak orang? Atau kanu bunuh orang?!" Yuna langsung melotot garang. Leon menatap anaknya semakin tajam.
"Masalahnya bukan sama orang."
Dua paruh baya di depannya saling memandang dan kembali menatap Langit. Lelaki itu melanjutkan kata-katanya.
"Masalahnya sama Setan."
Kedua orang tuanya saling pandang dengan datar. Melihat itu, Langit kembali menjelaskan.
"Ada Setan yang ganggu aku. Dia cewek, mukanya nyeremin, rambutnya panjang kaya kuntilanak, terus matanya selebar gorengan. Kata orang, dia penunggu kantin pojok," terang Langit sedikit melebih lebihkan.
Yuna tertawa, anaknya yang garang ini diganggu setan sekolah? Yuna sedikit tak percaya. Sedangkan Leon langsung memasang wajah lempeng.
"Kamu halu Lang? Nggak ada setan di dunia ini."
Leon memang tipikal orang yang realistis. Ia tidak akan memercayai sesuatu diluar nalar jika belum melihatnya langsung.
"Serius Yah, gara-gara ngelanggar aturan keramat, sekarang aku di kejar-kejar setan penunggu sana."
Langit tidak bohong, ia mengatakan yang sejujurnya. Tapi kenapa kedua orang tuanya tidak percaya?
"Udah malem, lebih baik kamu tidur. Mungkin kamu kecapean makannya ngelantur." Yuna menyuruh Langit segera tidur.
"Tapi Bu--"
"Nggak ada tapi tapian Langit." Yuna menatap tegas anaknya.