18. Teman Langit

12.2K 1.6K 98
                                    

Tahukah kamu? Semakin malam kamu terjaga, maka semakin liar lah Imajinasimu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahukah kamu? Semakin malam kamu terjaga, maka semakin liar lah Imajinasimu.

***

Langit sekarang tengah berganti pakaian di kamarnya, ia bersiap untuk pergi nongkrong bersama teman lamanya. Lelaki itu menyemprotkan parfum dengan aroma perpaduan citrus dan mint pada beberapa bagian tubuhnya.

"Mau kemana Lang?"

Lura tiba-tiba muncul dan langsung bertanya saat melihat penampilan Langit. Lelaki itu menoleh sekilas dan kembali fokus menyisir rambutnya.

"Ngapel," jawab Langit sambil bersiul memutar kontak motornya, berjalan menuju nakas untuk mengambil ponsel.

Lura menatapnya tak percaya. "Lo kan nggak punya cewek," ujar Lura setengah meledek.

Arwah gadis itu bersedekap dada. Menatap setiap gerak gerik Langit yang tengah memakai jaketnya.

"Gue mau nongkrong elah, yakali ngapel sama Mbak Kun sejenis lo."

Lura menatap lelaki itu berbinar. "Ikut dong!" serunya bersemangat.

Langit menyipitkan matanya, melihat ekspresi arwah gadis itu yang penuh harap, membuat niatnya menolak pun pupus. Lelaki itu mengangguk dengan malas.

"Asikk!!" Lura berjalan dengan semangat, mengekor di belakang Langit. Keduanya menuju garasi untuk mengambil motor.

"Buruan naik!" titah Langit pada Lura yang masih terbengong di belakangnya. Sedangkan ia sudah stay di atas motor, lengkap dengan helm full face nya.

"Nggak ijin orang tua lo?" tanya Lura dengan dahi mengernyit.

"Mereka belum pulang, udah buruan. Gue tinggal nih?!" Langit berucap tak sabaran. Lura mencebik, ia langsung naik ke boncengan motor Langit.

"Udah jalan Lang!" seru Lura di samping telinga Langit. Lelaki itu menutup kaca helm nya sebelum akhirnya menarik gas dengan kecepatan diatas rata-rata.

'Asdfghjkl, tau gini mending gue melayang aja!'

Lura hampir saja terjengkang, ia mengusak rambutnya yang beterbangan terkena angin, membuat matanya tak dapat melihat dengan jelas.

Namun arwah gadis itu tak protes, ia malah merentangkan tangannya dengan mata terpejam, menikmati suasana yang sudah lama tak ia rasakan.

Langit meliriknya dari kaca spion, senyum kecil terbit di bibirnya. Tangannya semakin menarik gas, dapat ia lihat arwah gadis itu melebarkan matanya, seperti terkejut. Langit makin melebarkan senyumnya melihat wajah Lura yang menurutnya, lucu. Eh.

𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐒𝐦𝐢𝐥𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang