9. Adik Langit

14.4K 1.9K 91
                                    

"Ini kamar adek gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ini kamar adek gue. Dia udah meninggal."

Lura diam saat melihat raut wajah Langit berubah. Lelaki itu menatap kosong pada atap ruangan. Lama keduanya terjebak keheningan, sampai Lura tak tahan dan akhirnya membuka suara.

"Kalo boleh tau, kenapa adek lo meninggal?" Lura membekap mulutnya sendiri, ia keceplosan bertanya lancang.

Langit tak menjawab, membuat Lura berpikir bahwa lelaki itu marah. Namun beberapa saat kemudian, lelaki itu membuka suara.

"Dia di-bully."

Lura mengalihkan pandangannya, ia jadi tidak enak. Langit yang tadinya menatap lurus, kini menoleh pada Lura. Ia tiba-tiba terkekeh melihat raut arwah gadis di depannya.

"Kenapa muka lo?"

Lura menggigit bibir bawahnya, matanya meliar kemana saja asal tidak melihat Langit. Lelaki itu bangkit dari selonjoran nya, melangkah ke tumpukan barang yang sudah berdebu.

Tangannya mengambil sebuah lonceng angin yang tergeletak sembarangan di bawah barang barang bekas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangannya mengambil sebuah lonceng angin yang tergeletak sembarangan di bawah barang barang bekas. Saat Langit mengangkat benda itu, terdengar alunan bunyi menenangkan begitu setiap bandulnya saling bergesekan.

"Ini punya adek gue. Dulu dia pasang ini di sana." Langit menunjuk sebuah pintu yang jika dibuka akan menuju balkon.

"Setiap pulang sekolah, gue selalu liat dia ngelamun di balkon sambil liatin lonceng ini ketiup angin." Langit tersenyum sambil mengusap debu yang menempel pada benda milik adiknya.

Lelaki itu bercerita tanpa diminta. Sedangkan sang arwah hanya diam mendengarkan. Langit tiba-tiba mendengus, Lura heran saat raut lelaki itu berubah kesal. Lelaki ini cepat sekali berubah mood.

"Ngapain juga gue cerita ini sama orang asing kaya lo, ck." Langit dengan seenaknya menggantung ceritanya, padahal Lura masih penasaran dengan kelanjutan kisah adik Langit.

"Tapi Lang, gue bukan orang." Lura menyeletuk.

"Oh ya, lo kan Setan." Langit menaikan alisnya mengejek. Lura tidak marah, dia sadar diri kalau dia memang setan.

𝐁𝐥𝐨𝐨𝐝𝐲 𝐒𝐦𝐢𝐥𝐞 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang