“Panggilan kepada anggota magiki organosi harap berkumpul di lab ramuan.”
***
“Oh, sepertinya kita tak akan belajar bersama,” ujar Yuri cemberut.
“Hm, sepertinya begitu,” balas Zaverra.
“Sepertinya kau akan sangat sibuk,” ujar Fey.
“Kuharap kau memiliki waktu untuk sekadar beristirahat.” Setelah mengatakan itu, Alice pun pergi meninggalkan ketiganya.
Fey terkekeh lalu melirik Zaverra dan menepuk pundak temannya itu.
“Dia hanya menghawatirkanmu, itu saja,” ucap Fey.
“Sebaiknya kau bergegas, Zaverra,” saran Yuri.
Zaverra hanya bisa tersenyum, sebenarnya dia ingin sekali belajar bersama teman-temannya. Tapi keadaan memaksanya untuk pergi.
“Baiklah. Sampai jumpa di asrama,” pamit Zaverra lalu meninggalkan Fey dan Yuri.
Sesampainya di depan laboratorium ramuan, Zaverra melihat Zarge yang tegah bersandar di dinding sambil memejambkan mata.
“Pagi, Zarge.”
Zarge membuka matanya dan menoleh. “Pagi, Zaverra.”
“Hm, apa kau mengantuk?”
“Tidak,” balas Zarge.
“Kau berbohong.”
“Tidak.”
Zaverra berkacak pinggang, dia menatap Zarge tajam.
“Kau pasti mengantuk karena menjagaku tadi malam, kan? Jangan berbohong!” seru Zaverra masih menatap tajam Zarge.
Laki-laki dengan rambut putih itu terkekeh kemudian mengangguk. “Ya aku memang mengantuk, tapi ini bukanlah masalah besar.”
“Kenapa kau tak membangunkanku saja? Lagipula kita bisa bergantian ketika berjaga,” sunggut Zaverra.
“Kemudian, membiarkanmu berjaga sendiri?”
Zaverra menatap heran Zarge. “Memangnya salah jika aku yang berjaga sementara kau tertidur?”
“Tidak ada yang salah. Tapi jika kau terluka karena iblis datang sebelum diriku terbangun, bagaimana? Aku akan merasa bersalah untuk itu,” balas Zarge.
“Tapi—"
“Selamat pagi, Zarge dan Zaverra,” sapa Yuta sambil tersenyum.
“Pagi, Senior,” balas keduanya kompak.
Yuta mengenyit melihat Zarge yang nampak kelelahan. “Kau pasti mengantuk, ya?”
“Tidak.”
Zaverra memutar bola mata saat Zarge lagi-lagi berbohong.
“Kau tak bisa membohongiku, Zarge. Lagipula mata mu yang terlihat seperti panda tak akan bisa membohongiku. Benarkan, Zaverra?”
“Hm, benar Senior.”
Karena tak ada yang membelanya, Zarge pun mengangguk lalu memejamkan matanya lagi.
“Setelah latihan hari ini, kau bisa tidur sepuasmu,” ujar Yuta lalu menarik kerah belakang Zarge.
Zarge yang tak siap, memekik karena ditarik oleh Yuta. Zaverra hanya menggelengkan kepala melihat kejadian itu.
Setelah semua anggota magiki organosi terkumpul, datang beberapa guru pengajar.
“Selamat pagi semua,” sapa Mr. Saiden.
“Pagi, Mr.”
Mr. Saiden adalah seorang guru di Academy Element School. Dia juga Pembina dari organisasi tangan sekolah itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice [TAMAT]
FantasySebuah tempat yang membuat dunia berubah, menjadi awal kedamaian diiringin kehancuran. Kejahatan pun bagai badai yang melanda dunia hingga hancur. Pengorbanan pun terjadi. Namun, semua pengorbanan ternyata sia-sia. Kejadian pada 1000 tahun yang lal...