“Zaverra, maukah kau membantu raja iblis mencapai tujuannya?”
Seperti dilempar dari gedung utama academic element school, Zaverra menatap Argus tak percaya. Laki-laki itu bahkan menawarkan dirinya untuk membantu raja iblis yang jelas-jelas membunuh orangtuanya?
“Kau bodoh! Apakah karena kau dibangkitkan kembali kau berubah pikiran untuk membunuh raja iblis itu! Aku menolak untuk membantu seseorang yang sudah membunuh orangtuaku!”
“Tidak, Zaverra. Kau belum mengetahui kebenarannya! Bukan raja iblis yang memulai hancurnya dunia ini melainkan orang lain!”
"Tidak! Aku tak akan percaya. Raja iblis itu sudah membunuh orangtuaku, Senior!!”
Tanpa diduga, Zaverra menyerang Argus dengan pedang yang dibawanya. Dia menyerang seniornya dengan tangis yang masih terdengar. Air matanya seolah tak mau berhenti untuk menghiasi pipinya dengan tetesan air mata.
Argus yang mengerti kondisi Zaverra pun melindungi diri dari tebasan pedang Zaverra. Tapi Argus tak ingin berlama-lama dalam kondisi seperti ini. Akhirnya dengan sekali serang Argus membuat pedang yang digunakan Zaverra terhempas.
Ketika pedang Zaverra terhempas jauh, Argus langsung memeluk Zaverra. Sedangkan Zaverra menangis dipelukan Argus. Pada akhirnya Zaverra dapat memeluk Argus kembali. Tangisnya pecah, dia memeluk Argus erat. Zaverra tak ingin kehilangan Argus lagi, cukup kemarin saja Zaverra melihat Argus pada ambang kematian.
“Bukan raja iblis yang membunuh orangtuamu dan orangtuaku, Zaverra. Melainkan orang lain yang membunuh orangtua kita. Kau pikir untuk apa aku melakukan hal bodoh ini jika yang membunuh orangtuaku adalah raja iblis? Pasti saat aku dibangkitkan sudahku serang dan habisi raja iblis itu jika memang benar raja iblis yang membunuh orangtua kita. Tapi lihatlah aku, kau tahu jika diriku akan melakukan sesuatu dengan alasan, bukan tanpa alasan. Jadi apakah kau akan membantu raja iblis mencapai tujuannya atau tidak?”
Zaverra mendongak menatap Argus, matanya berkaca. Lalu dia menunduk, bimbang akan pilihannya. Zaverra tahu jika seniornya itu akan melakukan sesuatu bukan tanpa alasan.
“Aku ….”
Di tempat lain, Zarge menatap raja iblis yang duduk di takhtanya dengan senyum lebar. Raja iblis seolah menunggu kedatangannya. Dia benci dengan senyum raja iblis yang nampak meremehkannya.
Tanpa basa-basi, Zarge menyerang raja iblis yang masih duduk di takhtaanya.
Zarge menyerang raja iblis menggunakan pedang yang dibawanya. Namun ada yang aneh dari raja iblis. Zarge telah menyerang pria itu dengan sekuat tenaga tapi raja iblis tak membalas serangannya dan membiarkan tubuhnya terluka akibat serangan Zarge.Tanpa peduli dengan raja iblis yang terdiam seolah menerima segala serangannya membuat Zarge menusuk perut raja iblis tanpa berpikir dua kali. Setelah berhasil menusuk perut raja iblis, Zarge mendongak untuk melihat reaksi dari raja itu.
Tak Zarge sangka jika raja iblis tersenyum setelah Zarge tusuk perutnya. Tapi luka pada perut raja secara cepat menghilang tanpa meninggalkan noda darah. Zarge pun semakin waswas jika saja raja iblis akan membalas apa yang Zarge lakukan.
Raja iblis melangkah mendekati Zarge. Sontak Zarge memundurkan langkahnya.Tiba-tiba tubuh Zarge tak mampu bergerak, dia pasrah jika saja mati ditangan raja iblis. Namun raja iblis tidak membunuhnya melainkan menepuk puncak kepalanya.
ARKHHH
Teriakan Zarge terdengar setelah raja iblis menepuk puncak kepala Zarge. Sebuah memori masalalu yang dilupakan pun secara cepat memenuhi otaknya. Masa kecilnya, masa lalunya, dan keluarga kandungnya. Setelah semua ingatan itu masuk ke otaknya, Zarge menatap raja iblis dengan mata berkacaa.
Zaverra datang ke istana iblis bersama Argus di belakangnya. Perang yang terjadi di istana iblis terhenti karena kedatangan keduanya. Para guru, anggota magiki organosi, prajurit, bahkan raja menatap bingung ke arah Zaverra. Gadis itu datang dengan wajah datar.
“Ada apa denganmu, Zaverra!” seru Tirago.
Ketua magiki organosi itu menghadang langkah Zaverra. Sejenak langkahnya terhenti, lalu Zaverra melanjutkan langkahnya tanpa menjawab pertanyaan Tirago.
“Di mana ruangan raja iblis?” tanya Zaverra tanpa menatap Argus.
“Akan kutunjukkan.” Argus pun berjalan lebih dulu untuk menunjukkan di mana ruangan raja iblis.
Keduanya sampai di depan ruangan raja iblis. Zaverra pun membuka pintu ruangan itu, ketika pintu terbuka nampak Zarge yang berlutut di hadapan raja iblis. Zaverra yang melihat temannya seperti itu lantas menodongkan senjata pada raja iblis.
Tapi Zarge lebih dulu menghalangi Zaverra yang ingin menodongkan senjata. Gadis itu menatap bingung pada Zarge. Terdengar derap kaki yang menuju ruangan itu, para guru, raja, prajurit, dan anggota magiki organosi sampai di sana dengan wajah terkejut
.
Terlihat jika Zaverra yang tengah mengacungkan pedang pada Zarge. Sedangkan Zarge melindungi raja iblis dari senjata milik sahabatnya.“Jangan membunuh ayahku, Zaverra.”
Suara Zarge terdengar, Zaverra menatap Zarge bingung.“Apa maksudmu?”
Lantas Zarge menatap iris Zaverra lekat.
“Raja iblis adalah ayahku. Jika kau ingin membunuhnya maka bunuhlah aku lebih dulu,” ucap Zarge tenang.
🌺🌺🌺
Tbc

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice [TAMAT]
FantasySebuah tempat yang membuat dunia berubah, menjadi awal kedamaian diiringin kehancuran. Kejahatan pun bagai badai yang melanda dunia hingga hancur. Pengorbanan pun terjadi. Namun, semua pengorbanan ternyata sia-sia. Kejadian pada 1000 tahun yang lal...