Bab 16

53 3 0
                                    

Suara dentingan pedang terdengar di penjuru kota. Semua orang tengah berusaha mengalahkan para iblis yang datang pagi ini. Entah apa tujuan dari para iblis menyerang kota pagi ini. Tapi di Academy Element School terlihat tenang karena tak ada iblis yang menyerang.

Iblis memang suka sekali membuat kerusuhan pada beberapa kota, bahkan sekolah sihir tak luput dari pandangan mereka, sehingga para murid juga berperang untuk mengusir para iblis. Para prajurit kerajaan pun membantu di kota untuk mengusir para iblis.

Dalam negeri mageia beberapa kota besar sering sekali diserang. Sehingga setiap kota pada negeri itu mempersipkan kemanaan masing-masing. Meski memiliki keamanan masing-masing, prajurit kerajaan akan siap membantu begitu juga dengan beberapa sekolah yang sudah mendapat izin dari raja secara langsung untuk turut membantu kota yang diserang.

“Apa maumu sebenarnya?” desis salah satu prajurit.

“Hm, apa mauku, ya ….” Iblis itu berbicara pada lawannya dengan santai. Tak ada rasa takut yang terpancar dari wajahnya.

Keduanya beradu pedang, prajurit itu mencoba menandingin kecepatan berpedang dari iblis. Namun, iblis itu terlalu pandai memainkan pedangnya dengan sempurna, sehingga beberapa menit bertarung, prajurit itu pun tumbang dengan perut mengelurkan darah segar.

Iblis itu menyeringai, lalu mengayunkan pedangnya untuk menghilangkan bekas darah yang mengalir di pedang miliknya.

“Kami memiliki keinginan masing-masing, tapi tidak dengan diriku. Semua yang kuinginkan telah hilang, tak ada yang tersisa. Mungkin jalan ini kupilih hanya untuk melayaninya,” ujar iblis itu lalu pergi.

Sementara anggota magiki organosi tengah bersiap untuk menuju ke kota growded yang ada di barat. Mereka diperintahkan untuk membantu kota tersebut karena diserang oleh iblis. Sesampainya di kota tersebut, mereka langsung menyebar.

Para iblis sebenarnya tidak kehilangan akal, tapi mereka memiliki mata berwarna merah, kekuatan seseorang yang berubah menjadi iblis pun terus bertambah dari kekuatan sebelumnya.

Tak dapat dipastikan kekuatan apa yang dimiliki oleh para iblis, kekuatan iblis seperti menampung seluruh kekuatan yang ada di negeri ini.

“Enyahlah kau!”

Zaverra mengayunkan pedangnya, dia belum mahir menggunakan benda itu. Iblis yang melawan Zaverra tertawa, gadis yang menjadi lawannya sangat menyenangkan. Iblis itu menggunakan keahlian berpedangnya dan mulai menyudutkan Zaverra.

Tak lama pedang yang digunakan Zaverra terpental jauh, dan tanpa basa-basi iblis itu mengenai leher Zaverra dengan mata pedang.

“Tidak mau mengalah?” tanya iblis itu.

“Tidak akan pernah,” desis Zaverra.

Dengan kekuatan anginnya, dia mencoba melepaskan pedang yang mengenai lehernya itu, dan rencananya berhasil, Zaverra segera membuat pusaran angin yang tak terlalu besar. Beberapa iblis nampak terkejut, lalu mereka terseret ke dalam angin itu.

Zaverra membuka magic pouch-nya lalu mengambil botol kecil. Setelah itu dia membuka tutup botol tersebut dan melemparkan botol itu di pusaran anginnya.

Tak lama pusaran anginanya berubah warna, tadinya pusaran angin itu berwarna abu-abu tapi sekarang menjadi unggu gelap. Pusaran angin itu berhenti, para iblis yang terseret berjatuhan dengan hilangnya pusaran angin Zaverra.

Tiba-tiba ada sebuah cahaya yang cukup menyilaukan di langit. Semua iblis berteriak, dalam cahaya yang sangat terang itu Zaverra melihat sosok yang ada dibaliknya. Setelah dua menit, cahaya itu menghilang, tubuh para iblis semakin banyak yang berjatuhan.

The Ice [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang