Bab. 33

23 2 0
                                    

“Karena aku menyayangimu seba-gai ad-dik … selamat ting-gal ….”

Setelah mengatakan itu tubuh Argus menjadi abu lalu menghilang, Zaverra memeluk dirinya sendiri. Tangisnya semakin terdengar memilukan. Untuk kedua kalinya dia  kehilangan Argus. Meski Argus berubah menjadi iblis sekalipun, Zaverra tak pernah membenci laki-laki yang menganggap dirinya adik.

Hatinya sesak, air matanya turun lebih deras, dan kali ini adalah pertemuan terakhirnya dengan Argus. Belum sempat Zaverra mengucapkan terimakasih tapi seniornya itu lebih dulu meninggalkannya. Zaverra menghentikan tangisnya. Dia menatap menteri itu dengan ekspresi tak terbaca.

Tiba-tiba seluruh sudut ruangan terasa dingin. Perlahan seluruh benda yang ada di ruangan itu membeku. Para guru, raja, angota magiki organosi, dan raja iblis terkejut dengan keadaan seperti ini.

“Zaverra!” teriakan Zarge menyadarkan mereka semua jika fisik gadis itu berubah.

Zaverra nampak berbeda dari
sebelumnya. Rambutnya yang pendek menjadi sangat panajang. Pakaiannya seputih salju, dan matanya berwarna biru terang. Hawa di sekitar gadis itu pun terasa sangat dingin. Raja iblis menyipitkan matanya, lalu dia menyadari satu hal.

“Sebaiknya kita menjaga jarak dari Zaverra!” perintah raja iblis.

“Ada apa, Ayah?” tanya Zarge bingung.

“Zaverra telah dikuasai kekuatan The Ice!”

Mereka semua terkejut lantas memandang takjub Zaverra. Ternyata The Ice menjadi salah satu kekuatan yang dimiliki oleh gadis bernama Zaverra. Perubahan wujud The Ice memang luar biasa, bahkan Zaverra nampak berbeda dari sebelumnya.

Zaverra yang dikuasai oleh Yuki pun lantas menyerang menteri dengan segenap kekuatannya. Terdengar adu pedang antar kekuatan The Ice dan kekuatan hitam.

Kecepatan dalam adu senjata itu hampir seperti kilat. Sulit untuk dilihat hanya terdengar dentingan pedang yang sangat nyaring.

Levanta pun ikut berpartisipasi dalam pertarungan itu. Zaverra-Yuki keluar dari ruangan tersebut menuju tanah yang lebih luas di samping kerajaan. Menteri menatap sini pada gadis kecil itu, lalu dia mengikuti ke mana gadis kecil itu pergi.

Sesampainya di tanah yang cukup luas, menteri itu menyerang Zaverra-Yuki yang memunggunginya. Ternyata, angin yang setajam pedang menyambut kedatangan menteri. Sontak menteri itu terkejut. Yuki mengembalikan kesadaran Zaverra. Ketika kesadaran Zaverra telah kembali, badai beserta kilat pun hadir mewarnai pertarungannya dengan menteri itu.

“Oh, kau menggunakan dua kekuatan, ya,” ujar menteri dengan senyum meremehkan.

Zaverra tak membalas apa yang menteri itu katakan. Petir milik Zaverra menyambar menteri itu, tapi menteri itu dengan mudah menghindar. Zaverra berlutut lalu memegang tanah. Tiba-tiba ice keluar dari tanah berbentuk jarum. Menteri itu menghindari jarum-es yang bermunculan dari tanah sekaligus petir yang terus menyambarnya.

Menteri itu pun membuat hewan dengan wujud naga. Namun naga itu layaknya bayangan, yaitu berwarna hitam. Naga itu terbang cepat menuju Zaverra. Debu berterbangan dari tanah karena naga itu mendarat di atas tanah untuk menyerang Zaverra. Menteri menatap ke bawah, dia melayang dan mengamati naga buatannya. Karena debu berterbangan membuat menteri tidak dapat memastikan apakah gadis kecil itu mati atau tidak.

“Kau tak akan bisa membunuhku.”

Zaverra yang sudah berada di belakang menteri pun menusukkan pedang ice miliknya ke jantung menteri. Yuki mengatakan jika kelemahan menteri yang tengah menggunakan kekuatan hitam ada pada jantung.

Darah mengalir deras dari jantung menteri. Zaverra terkekeh melihat menteri itu kesakitan. Lantas dia memperdalam tusukannya pada jantung menteri. Petir masih menyambar, seolah menggambarkan rasa sakit yang Zaverra rasakan hari ini.

Tapi Zaverra tak menyadari jika tangan kiri menteri memegang sebuah belati. Menteri itu tersenyum di sela rasa sakit di jantungnya. Dia tahu jika kematian sudah ada di hadapannya. Dengan cepat menteri menusukkan belati itu tepat di jantung Zaverra.

“Kau dan aku memiliki perbandingan nilai yang sama, gadis manis,” ucap menteri itu lalu hilang menjadi abu.

Sedangkan Zaverra yang masih melayang di udara pun terjatuh. Seluruh tubuhnya lemas, tapi senyumnya tak luntur.

Ternyata ini yang Argus rasakan. Batin Zaverra.

Tubuh Zaverra akan jatuh ke tanah, tapi dengan cepat Zarge menangkap tubuh gadis itu. Sekarang Zaverra telah berada di pangkuan Zarge. Zaverra dapat melihat mata Zarge yang berkaca. Karena ada hal yang ingin Zaverra tuntaskan, dia memejamkan matanya

"Kau berhasil, Zaverra,” ujar Levanta.

🌺🌺🌺

Tbc

The Ice [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang