Setelah berpatroli malam ini, akhirnya Zaverra dapat kembali ke kamarnya. Zaverra menatap kedua temannya yang sudah tertidur, lantas Zaverra segera merebahkan dirinya di ranjang miliknya. Perlahan mata Zaverra terpejam, dia mulai memasuki dunia mimpi.
Seorang gadis dengan rambut seputih salju tengah tertidur di tumpukan salju yang nampak dingin, tapi gadis itu terlihat nyaman meski tertidur di tempat sedingin itu. Seolah salju adalah tempat tidur baginya.
Perlahan kelopak mata gadis itu terbuka. Iris berwarna biru terang dengan kulit putih seperti salju. Gadis itu berhasil membuka kelopak matanya sempurna, tapi melihat salju yang berjatuhan dari langit membuat gadis itu terduduk.
“Aku … di mana?”
Gadis itu menatap sekelilingnya dengan pandangan bingung. “Ini bukan dunia buatanku, lantas di mana ini?”
“Kau berada di dunia buatanmu, gadis manis.”
Terkejut dengan suara seseorang yang tiba-tiba terdengar, gadis itu menoleh ke asal suara yang berada tepat di belakangnya.
“Kau siapa?” tanya gadis itu.
Pria dengan rambut putih dan pakaian putih itu tersenyum lembut pada gadis itu.
“Kau mengenalku, gadis manis,” kata pria itu.
“Aku tak mengenalmu, Tuan,” balas gadis itu.
Senyuman di bibir pria itu tak luntur, dia mengangkat tangannya. Tiba-tiba sekeping salju keluar dari tangan pria itu. Sedangkan gadis nampak terkejut dengan hal tersebut. Lalu dia mendongak untuk menatap pria dengan senyum lembut itu.
“Tuan … Mike,” lirih gadis itu.
Pria itu mengangguk samar. Tiba-tiba ada sosok yang muncul tepat di samping pria itu.
“Kau akan berkenalan dengan sosok yang ada di sampingku ini. Namun, tidak sekarang, untuk kali ini aku hanya ingin menatap penerusku saja. Lain kali kita akan berbagi cerita, kau mau?”
Gadis itu mengangguk, tak lama air matanya menets. Namun dengan lembut, pria itu menghapus air mata yang menetes dari iris milik gadis itu.
“Aku harus berterima kasih karena kau mau mempercayai apa yang oranglain tak percayai. Sampai jumpa.”
***
Hari ini anggota magiki organosi di kumpul di lapangan stadium. Mereka berlatih adu senjata dan kekuatan hari ini. Lawan mereka akan ditentukan oleh guru. Semua guru yang melatih anggota magiki organosi sudah berjajar rapi.
“Baiklah, aku akan menyebutkan siapa saja lawan kalian.”
“Guza dengan Kala, Glifer dengan Frea, Unea dengan Yuta, Moi dengan Erana, Zarge dengan Kigal, Zaverra dengan Tirago. Sudah kusebutkan semua, jadi untuk pasangan pertama dipersilakan maju!”
Guza dengan Kala maju untuk berlatih senjata di lapangan stadium. Meski latihan senjata sudah dilakukan di ruangan dimensi, tapi mereka belum bertarung sesama anggota. Latihan ini tidak untuk menunjukkan siapa yang paling baik atau buruk.
Latihan ini digunakan agar mereka tahu kemampuan masing-masing dan dapat mengevaluasinya ketika ada kekurangan dalam gaya bertarung. Ketika pasangan pertama maju untuk bertarung, semua anggota magiki organosi yang belum mendapat giliran duduk di bangku stadium. Mereka memandang dengan serius pertarungan—latihan antara Guza dan kala.
Nampak jika Guza membuat golem atau raksasa yang terbuat dari tanah. Golem itu mengejar Kala. Namun Kala tidak tinggal diam. Laki-laki dengan semangat yang tinggi itu membuat bola air raksasa yang menjebak golem. Senyum Kala pun terukir, tapi tak semudah itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice [TAMAT]
FantasiSebuah tempat yang membuat dunia berubah, menjadi awal kedamaian diiringin kehancuran. Kejahatan pun bagai badai yang melanda dunia hingga hancur. Pengorbanan pun terjadi. Namun, semua pengorbanan ternyata sia-sia. Kejadian pada 1000 tahun yang lal...