Bab. 28

50 2 0
                                    

“Halo, teman lamaku. Lama tak berjumpa,” sapa Zaverra hangat

Sementara di sisi lain, pasukan yang bersama raja sudah berada di gerbang istana iblis. Mereka diserang oleh para iblis yang berjaga di gerbang. Akhirnya mereka pun berperang melawan para iblis yang menjaga istana itu.

Zarge berusaha untuk mencapai pintu utama istana. Para iblis bermunculan membuatnya kesulitan. Tapi dia menggunakan kekuatan apinya sehingga bisa menerobos beberapa iblis yang menghalanginya untuk memasuki pintu utama.

Bola api berukuran sedang Zarge layangkan pada gerombolan iblis yang ingin menyerangnya. Ternyata bola apinya membuat para iblis mundur. Iblis yang terkena bola apinya maka akan terbakar.

Zarge tak menyia-nyiakan kesempatan yang ada. Dia memasuki pintu utama lalu mencari ruangan yang menjadi tempat raja iblis. Zarge pun waswas jika ada iblis yang lewat. Tanpa sengaja Zarge melewati sebuah pintu yang nampak lebih besar dari pintu lainnya.

Perlahan Zarge membuka pintu itu. Saat dia masuk, Zarge melihat seorang pria tengah menduduki kursi takhta raja. Lantas Zarge mengacungkan sejata miliknya pada pria itu. Dia yakin jika pria itu adalah raja iblis.
Pria itu tersenyum lebar, ada burung elang kesayangannya yang bertengger di pundak kokohnya.
“Selamat datang di istanaku, Nak,” ucap pria itu disertai seringai yang membuat Zarge double waswas.

***

Pasukan yang dipimpin oleh Zaverra maupun Argus telah tumbang. Hanya tinggal pemimpinnya saja yang masih berdiri tanpa ada luka sedikit pun. Zaverra masih enggan bertarung atau memastikan siapa yang ada di hadapannya ini.

Zaverra masih mengingat bagaimana terakhir kali dia melihat Argus. Semua kejadian itu terekam jelas di otaknya. Matanya pun berkaca mengingat kejadian yang memilukan waktu itu. Zaverra sudah memastikan Argus telah pergi selamanya karena napas laki-laki itu terhenti, tapi seseorang yang Zaverra tangisi kemarin berdiri tegap di hadapannya seolah kejadian kemarin tak pernah ada.

“Mengapa, Senior? Mengapa kau seperti ini?” tanya Zaverra pelan.

“Aku sangat berhaap kau hidup dan apa yang terjadi kemarin adalah kebohongan. Ketika aku melihatmu di sini semua perasaan bahagia menghangatkan hatiku, tapi aku menyadari satu hal. Kau bukanlah senior yang kukenal. Kau bukan yang kuharapkan. Jadi di mana Seniorku, Iblis?!”

Argus terdiam. Zaverra menggeram kesal pada iblis yang berdiri di hadapannya.

“Raja iblis telah membangkitkanku, aku senang dapat hidup kembali meski menjadi seorang iblis. Karena diriku sudah menjadi iblis maka dendamku pada raja iblis telah hilang. Sekarang keinginanku adalah membantu rencana raja iblis agar berjalan dengan baik.”

Orangtua Argus dibunuh oleh raja iblis maka dari itu Argus memiliki dendam pada raja iblis, Zaverra pun memiliki dendam yang sama pada raja iblis. Tapi Zaverra tak lagi mengerti mengapa Argus dapat berubah pikiran secepat itu hanya karena dibangkitkan.

Alasan keduanya bersekolah di academic element school yaitu dapat mempelajari semua hal tentang kekuatan mereka dan raja iblis. Sebuah dendam yang berada di hati keduanya membuat mereka akrab dan dekat. Tapi kali ini salah satu dari keduanya berkhianat.

Zaverra menangis di hadapan Argus. Dia tak sanggup lagi untuk menahan air matanya. Lukanya belum sembuh karena kehilangan Argus yang telah melindunginya. Tapi tepat di hadapannya laki-laki itu datang. Namun bukan seperti ini yang Zaverra harapkan.

Sedangkan Argus memandang Zaverra yang menangis di hadapannya. Dia tahu perasaan gadis itu, maka dari itu Argus tak akan mengganggu Zaverra yang ingin menangis. Dirinya sudah berputus asa saat kematian berada tepat di hadapannya tapi entah mengapa dia dibangkitkan.

“Zaverra, maukah kau membantu raja iblis mencapai tujuannya?”

🌺🌺🌺

Tbc

The Ice [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang