Zaverra mengerjapkan mata, dia melihat sekelilingnya. Dia ingat pesan Yuki sebelum akhirnya menghilang dari dunia buatan. Yuki ingin dirinya sadar dan menghentikan kekacauan. Tapi kekacauan apa yang harus dihentikan? Zaverra pun turun dari ranjang, dia bukan berada di kamar asrama melainkan ruang kesehatan.
Ketika Zaverra membuka pintu ruangan itu, dia terbelalak. Gedung utama seperti dihantam oleh badai. Berantakan, terdapat pecahan kaca yang berserakan di lantai. Tiba-tiba satu nama terlintas di otaknya.
“Iblis,” desis Zaverra.
Hanya makhluk itu yang dapat mebuat sekolah seperti. Matanya menyipit saat melihat beberapa guru yang berjaga di depan aula. Zaverra pun meghampiri guru yang sedang berjaga. Melihat kedatangannya, lantas guru yang berjaga itu terkejut.
“Oh, Zaverra! Akhirnya kau sadar juga.”
Guru itu langsung memeluk Zaverra erat.
“Hm, sebenarnya ada apa ini, Mrs?”
Guru itu menunduk, pandangannya berubah sendu.
“Iblis menyerang sekolah kita, mereka membuat seluruh murid ketakutan.”
Tanpa sadar Zaverra mengepalkan tangannya. “Di mana yang lain, Mrs?”
Sadar dengan ucapan Zaverra, guru itu menggeleng.
“Kau baru sadar dari tidurmu, jangan—“
“Aku harus membantu mereka sebagai anggota magiki organosi, Mrs! Aku tak mungkin diam saja, kumohon beri tahu di mana mereka,” sela Zaverra dengan mata berkaca-kaca.
Guru itu pun megembuskan napas. “Mereka berada di belakang sekolah, tepatnya hutan belakang sekolah. Mereka sedang berusaha mengusir iblis-iblis itu.”
Wajah Zaverra seketika nampak senang mengetahui di mana keberadaan teman-temannya.
“Mrs, aku akan menyusul mereka. Tolong jaga sekolah ini dan jaga dirimu,” ucap Zaverra.
“Tentu saja, berhati-hatilah.”
Zaverra mengangguk lalu berbalik untuk menuju hutan, tapi langkahnya terhenti ketika dia menyadari satu hal. Zaverra pun menoleh ke belakang.
“Di mana murid pemula, Mrs?”
“Mereka berada di dalam aula."
“Tolong jaga mereka, kuserahkan mereka padamu, Mrs.”
Guru itu mengangguk. Zaverra pun melanjutkan langkahnya menuju hutan yang ada di belakang sekolah. Memasuki hutan, Zaverra mempertajam instingnya. Dia tak mau mati konyol karena iblis yang menyerangnya secara tiba-tiba.
Cukup lama Zaverra berjalan, tapi entah mengapa dia tak bertemu salah satu murid kelas menengah atau akhir. Zaverra pun berhenti sejenak dan memejamkan matanya. Ketika Zaverra tengah memejamkan mata, dia mendengar suara pertarungan.
“Hm, tak jauh dari sini sepertinya ada yang sedang bertarung,” gumam Zaverra.
Dia melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti. Namub, iblis muncul mengadangnya. Iblis itu membawa kapak besar, Zaverra bergidik melihat kapak besar itu.
“Aku akan membantumu,” ujar Levanta.
Mereka berkomunikasi lewat pikiran. Suara Levanta pun hanya dapat didengar oleh Zaverra saja.
“Baiklah. Mohon bantuannya, Levanta!”
Iblis itu menyeringai melihat gadis kecil. Mungkin hanya sekali serang gadis itu akan segera dia kalahkan. Sedangkan Zaverra yang melihat iblis itu menyeringai pun mengepalkan tangannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice [TAMAT]
FantasySebuah tempat yang membuat dunia berubah, menjadi awal kedamaian diiringin kehancuran. Kejahatan pun bagai badai yang melanda dunia hingga hancur. Pengorbanan pun terjadi. Namun, semua pengorbanan ternyata sia-sia. Kejadian pada 1000 tahun yang lal...