Setelah penyerangan yang dilakukan oleh iblis. Setiap sudut kota nampak kacau. Namun ketika perang antara iblis dan rakyat di kota, tiba-tiba saja pasukan iblis mundur secara serentak membuat rakyat tersenyum senang.
Sementara di sisi lain, raja dan yang lainnya tengah berjalan menuju kerajaan. Di sepajang perjalanan, rakyat menyambut kedatangan raja dan yang lainnya dengan sukacita. Sesampainya di kerajaan, raja langsung duduk di takhtanya.
“Kemenangan sudah kita dapatkan! Iblis telah dikalahkan, tak ada lagi rasa takut yang akan menyelimuti kalian. Dengan ini aku menyatakan negeri ini bebas dari iblis yang membuat kita semua resah.”
Semua orang yang berada di ruangan itu bersorak. Raja tersenyum senang, lalu dia menatap menterinya.
“Hm menteri.”
“Ya, Yang Mulia.”
“Aku ingin bertanya satu hal padamu,” ucap raja serius
.
“Hal mengenai apa yang ingin Rajaku tanyakan?”Mnteri memiliki rambut cokelat dan jubah berwarna biru gelap.
“Apa kau tahu beberapa hal tentang iblis?”
Raut wajah menteri nampak berbeda setelah raja bertanya.“Tidak, Raja.”
Sedangkan raja mengangguk sambil mengelus dagunya.
“Tapi raja iblis mengatakan sesuatu sebelum kematian menjemputnya. Raja iblis berkata jika menteri kerajaan mengetahui apa yang raja negeri mageia tak ketahui. Lalu pertanyaaku adalah apa yang dimaksud oleh raja iblis itu, Menteri?”
Menteri semakin bergerak tak tenang. Beberapa pasang mata menatapnya bingung.
“Raja iblis juga mengatakan jika kebenciannya berawal dari seorang menteri. Apa kau mengerti maksud dari raja iblis mengatakan hal tersebut, Menteri?” tambah Zarge dengan sorot mata tajam.
Tapi bukan sebuah jawaban yang nereka dapatkan. Menteri itu tertawa keras, raja dan yang lainnya mentap menteri dengan pandangan waswas. Tiba-tiba sekelompok orang dengan pakaian serupa memasuki ruangan tersebut.
Anggota kerajaan seketika panik melihat orang-orang yang memasuki ruangan tersebut. Tanpa mereka sadari jika menteri sudah menyeringai dengan penuh kemenangan. Semua orang selain anggota magiki organosi, para guru, dan raja tak meninggalkan ruangan itu.
Orang-orang yang memasuki ruangan tersebut mulai mengeluarkan senjata mereka. Tapi anggota magiki organosi, para guru dan raja nampak biasa saja. Mereka bahkan terkesan tak peduli jika senjata tajam itu.
“Kau kalah raja,” ejek Menteri.
“Hm, benarkah?” tanya raja dengan wajah santai.
Tiba-tiba muncul asap di tengah ruangan tersebut, mereka semua tak dapat melihat apa yang ada di balik asap tersebut. Ketika asapnya menghilang, terlihatlah seorang pria dengan rambut putih yang sedang menyeringai.
“Ka-kau ….”
“Apakabar, Mnteri kerajaan yang terhormat.” Raja iblis membungkuk.
Menteri menatap takut pada raja iblis yang berada di hadapannya.
“Tapi bukankah kau ….”
“Hm, kau mengira aku sudah mati dibunuh oleh Rajamu?”
Sontak meneri menoleh ke arah raja yang sedang duduk tenang di takhtanya.
“Kau berbohong!” seru Menteri marah.
Raja tersenyum penuh arti.
“Aku sudah mengetahui semua rencanamu, Menteri,” ucap raja dengan suara rendah.
Menteri itu terkekeh lalu tertawa.
“Jika rencanaku sudah terbongkar maka aku akan menghancurkan kalian semua!!” teriak menteri itu.
Raja iblis sudah mengepalkan tangannya. Kebencian pada sosok yang ada di hadapannya tak lagi dapat ditahannya. Ketika dia ingin menyerang menteri itu, seorang gadis dengan rambut hitam sepundak menghalanginya.
“Ada apa, Zaverra?” tanya raja iblis bingung.
“Biarkan aku yang membuat perhitungan dengan menteri itu,” ujar Zaverra tanpa menoleh ke arah raja iblis.
Terdengar helaan napas dari raja iblis, lalu dia menepuk pundak Zaverra. Kemudian raja iblis mendekatkan wajahnya pada telinga gadis itu.
“Kau harus membunuhnya, akan kuserahkan dendamku padamu. Kau bisa melampiaskan semua sakit yang kau tahan selama ini pada menteri itu,” bisik raja iblis.
“Dimengerti.”
🌺🌺🌺
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice [TAMAT]
FantasiSebuah tempat yang membuat dunia berubah, menjadi awal kedamaian diiringin kehancuran. Kejahatan pun bagai badai yang melanda dunia hingga hancur. Pengorbanan pun terjadi. Namun, semua pengorbanan ternyata sia-sia. Kejadian pada 1000 tahun yang lal...