Pagi ini suasana negeri mageia nampak suram, awan hitam menghiasi negeri itu. Setiap kota, desa, maupun sekolah mempersiapkan pertahanan mereka.
Sebuah surat yang kemarin malam dikirimkan oleh raja iblis sampai pada seluruh kota, desa, kerajaa, dan sekolah. Raja iblis menyatakan perang pada negeri mageia.
Setelah penyerangan pertama yang membuat sebagian rakyat mati termasuk Argus salah satunya, raja iblis langsung mengibarkan bendera perang pada setiap kota, desa, kerajaan, dan sekolah.
Nampak aneh jika sebuah sekolah di negeri itu ikut berperang, raja iblis nampaknya akan mengerahkan seluruh anak buahnya untuk menghancurkan setiap sudut negeri mageia.
Maka dari itu, seluruh sekolah sihir yang ada di negeri mageia harus mempersiapkan murid-murid terbaik untuk mempertahankan sekolah mereka.
Begitu pun dengan academic element school yang sudah mempersiapkan pasukan. Hanya dalam semalam mereka membuat formasi pasukan agar sekolah mereka tak dihancurkan oleh kaum iblis.
Untuk murid pemula tidak diperbolekan untuk berperang tapi mereka dilatih untuk bisa mempertahankan diri ketika bahaya mendekat.
Sedangkan kelas menengah dan akhir ikut berperang. Meski banyak yang berperang, mereka juga menyiapkan tempat berlindung bagi para wanita dan anak-anak. Karena hanya anggota magiki organosi yang diperbolehkan oleh raja, maka mereka ikut berperang menuju timur. Sebuah tempat yang digunakan untuk para iblis tinggal.
Anggota magiki organosi sudah berkumpul bersama raja, prajurit, ksatria, dan beberapa guru academic elemnt school. Mereka menunggu di perbatasan antara timur dengan tenggara. Ketika burung-burung beterbangan di langit, muncul satu persatu iblis dari hutan mati yang berada di timur.
“Serang!” seru sang raja.
Mereka berperang dengan para iblis, tapi sepertinya iblis yang muncul dapat dikalahkan dengan mudah. Para iblis tak hanya melewati jalur tenggara saja untuk menyerang setiap sudut di negeri mageia.
Mereka menggunakan arah timur laut untuk menyerang. Meski kerajaan ditinggalkan oleh raja, tapi tentu saja sang raja sudah menyiapkan apa yang diperlukan untuk peperangan itu.
Sang raja mempercayai istana pada tangan kananya. Tak ada rasa takut yang membuat mereka berhenti. Satu persatu mereka menumpas iblis yang berdatangan. Tiba-tiba ada sekelompok iblis dengan jumlah cukup banyak. Raja pun berhenti beserta pengikutnya.
“Hoo … kedatangan kalian akan kusambut dengan baik, Yang Mulia,” ujar pemimpin kelompok iblis itu.
Zaverra menatap lekat pemimpin iblis itu. Para anggota magiki organosi dan guru-guru terbelalak melihat siapa pemimpin kelompok iblis itu.
“Kau jangan tertipu oleh pemimpin itu, Zaverra,” nasehat Zarge.
Semua anggota magiki organosi tahu bahkan seluruh murid di academic element school tahu jika Argus mati tertusuk oleh iblis. Mereka berduka karena kepergian laki-laki penjaga perpustakaan itu. Bahkan Zaverra masih merasa bersedih akan kehilangan sahabat baiknya itu. Tapi sekarang di hadapannya ada seseorang yang membuatnya menangis sangat hebat kemarin.
“Argus,” lirih Zaverra.
Pemimpin kelompok itu nampak menyeringai ketika ada yang memanggil namanya.
“Oh, ada yang mengenaliku rupanya. Tak kusangka jika kalian masih mengingatku dengan baik. Tapi meski kalian temanku dulunya aku tak akan membiarkan kalian merusak rencana raja iblis!”
Tirago pun maju. Dia menatap pemimpin kelompok iblis itu sengit.
“Bodoh! Apa yang terjadi padamu, hah?! Jawab aku Argus!!”
Ya, pemimpin kelompok iblis itu adalah Argus. Mereka awalnya tak percaya, namun cara bicara laki-laki itu sangat mirip dengan Argus. Bahkan gelang yang selalu Argus gunakan masih melekat pada pemimpin kelompok iblis itu.
“Aku ingin raja dan yang lain meneruskan perjalanan. Aku akan mengurus teman lamaku,” ucap Zaverra tiba-tiba.
Mereka menatap Zaverra tak percaya.
“Tapi kau---“
“Kumohon Raja! Aku akan menuntaskan masalahku pada pemimpin itu. Kalian harus terus maju, jika kalian mati di sini semuanya akan sia-sia. Kumohon,” pinta Zaverra.
Akhirnya sang raja mengangguk. “Lalu apa kau ingin meminta sesuatu?”
“Ya, aku meminta beberapa prajurit.”
Lantas Raja mengerahkan prajuritnya untuk patuh pada perintah Zaverra.
“Kuharap kita bertemu dalam keadaan hidup,” ucap Zarge.
“Tentu saja.”
Setelah itu, mereka semua pergi menuju istana iblis. Hanya tersisa Zaverra yang bersama pasukannya dan Argus yang berubah menjadi iblis bersama pasukannya.
“Halo, teman lamaku. Lama tak berjumpa,” sapa Zaverra hangat
🌺🌺🌺
TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
The Ice [TAMAT]
FantasySebuah tempat yang membuat dunia berubah, menjadi awal kedamaian diiringin kehancuran. Kejahatan pun bagai badai yang melanda dunia hingga hancur. Pengorbanan pun terjadi. Namun, semua pengorbanan ternyata sia-sia. Kejadian pada 1000 tahun yang lal...