Lisa mengundang Rani untuk datang ke rumah dan bermain. Tak lupa, Rani datang membawakan minuman kesukaan gadis itu. Setelah sampai di rumah itu, ia langsung bermain dan bergurau bersama Lisa. Ketika sedang asyik bermain game dengan Lisa Rani diajak oleh Mama Bimo untuk memasak di dapur.
"Ran, bantu tante masak yuk di dapur. Bisa masak, 'kan?" ucap Vio pada Rani.
"Bisa, Tante. Ayo Rani bantu," jawab Rani dengan ramah.
Lisa tampaknya masih sibuk bermain game sambil minum jus strowberry yang dibawakan Rani tadi. Beberapa menit kemudian Bimo bangun dari tidurnya lalu turun kebawah dan langsung duduk di samping Lisa ketika ia melihat ke arah dapur ia dibuat kejut oleh penampakan Rani ia pikir ia berhalusinasi padahal tidak sama sekali.
Bimo menoleh ke arah Lisa dan bertanya dengan volume rendah.
"Kamu ngajak Rani ke sini?" Lisa mengangguk saja tanpa menoleh sedikit pun.
"Pagi-pagi begini?" ucapnya lagi dengan nada sedikit terkejut.
"Pagi apaan sih, Bang. Ini udah jam sebelas siang dikit lagi jam dua belas,"
Bimo melihat ke arah jam dinding lalu ia nyengir merasa malu.
"Kamu sih, udah bangun terus jam tujuh pagi malah tidur lagi," sambung Vio seraya menggelengkan kepala.
"Kan emang kebo," ejek Lisa.
"Ssst, berisik." Bimo membengkam mulut Lisa.
"Ih bau jengkol tangannya, Bang Bimo!" teriak Lisa lalu Bimo berlari merasa malu dan Rani menahan tawanya sedari tadi.
"Biasalah Abang-Adek selalu kayak gitu," ucap Vio.
"Hehe iya, Tan."
Satu jam berlalu Rani dan Vio sudah selesai memasak untuk makan siang. Dan Bimo pun sudah selesai mandi dan berganti pakaian terlihat segar. Mereka berempat pun makan.
"Bang Bimo hari ini enggak kemana-mana 'kan?" tanya Lisa sembari menyantap lahap makannnya.
"Kenapa?"
"Kita main!" sahutnya bersemangat.
"Ogah, males."
"Yaudah kalau gak mau kita berdua aja, Kak." kata Lisa sembari menoleh ke arah Rani yang sedang minum lalu mengangguk saja padahal tidak tahu apa yang sedang dibicarakan oleh mereka berdua.
"Iya-iya Abang ikut," ujar Bimo.
"Udah-udah jangan sampe dilanjut berantemnya ini lagi di meja makan," tegur Vio.
Selesai makan mereka bertiga berpamitan untuk keluar jalan-jalan diakhir pekan.
"Bunda Lisa, Bang Bimo sama Kak Rani pergi dulu, ya!" ucapnya bersemangat.
"Hati-hati di jalannya, ya..." sahutnya seraya tersenyum dan ketiganya membalas senyuman Vio. Lalu mereka mulai mendekati mobil.
"Aduh... Kak Rani mau ngapain? Duduknya di depan-lah bareng Bang Bimo jangan dibelakang," ucap Lisa yang ketika melihat Rani ingin membuka pintu mobil belakang.
![](https://img.wattpad.com/cover/241649229-288-k343419.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMO [END]
Teen Fiction"Jika mencintai seseorang memiliki alasan, itu bukan cinta." Bimo Arbani, ia terus dipaksa agar mau dengan wanita yang paling dibencinya, Ajeng. Karena Ayahnya sangat berpengaruh besar pada keuangan keluarga Bimo. Tapi hatinya tetap tertuju pada gad...