32 - Baikkan

5.6K 542 45
                                    

@keiraanatasya_ : Ran, ini gue Keira. Gue mau ketemuan sama lo, maaf ganggu.

Baru saja pesan tersebut terkirim dan Rani langsung membuka permintaan pesan itu di instagram. Ia bingung harus membalas apa? Memang Keira ingin membicarakan tentang hal apa? Tentu, ia sangat tak ingin ribut-ribut tak jelas hanya karena lelaki.

@keiraanatasya_ : gue gak bakal ngapa-ngapain lo kok, gue tunggu di kafe kemaren.

Melihat pesan itu, Rani menghela napas dan langsung membalas pesan tersebut. Ia mulai mengganti baju untuk pergi menemui Keira di kafe kemarin.

Lala yang sedang bermain game dan menyadari Rani yang baru saja keluar dari kamar langsung melontarkan perkataan.

"Mau kemana nih, mbak? Udah baikkan ceritanya sama Bimo?" godanya tanpa melihat wajah Rani karena sedang fokus dengan game-nya.

"Udah jangan di-godain mulu hey," tiba-tiba Ibu Lala datang.

"Tau nih, Tan. Hm ngomong-ngomong Rani berangkat dulu ya, udah ditungguin soalnya..." ujar Rani seraya memberikkan senyuman manisnya.

"Hati-hati, ya!"

***

Rani baru saja sampai di kafe ia mengedarkan pandangannya mencari sosok Keira yang katanya ingin bertemu dengannya. Namun, belum ketemu juga. Lalu ia dikejutkan karena ada seseorang yang menepuk pundaknya.

"Hei, sorry ya gue telat." sapa Keira lalu ia berjalan mencari bangku kosong.

"Nggak, kok. Gue juga baru datang."

Keira tersenyum tipis, "by the way, lo mau pesen apa?"

"Es thai tea aja," Keira mengangguk lalu memesankan pesanan untuk Rani dan dirinya.

Sepuluh menit berlalu, Keira belum juga membuka obrolan. Sebernya gadis ini ingin mengatakan apa sih? Jangan bikin orang bingung.

Akhirnya pesanan pun datang, es thai tea dan juga jus strawberry.

"Gue cuma mau nyelesain masalah kemarin," ucap Keira seraya menyeruput minumannya.

"Gue minta maaf," tambahnya lagi.

Rani belum menjawab, ia masih mempersilakan Keira untuk mengatakan sesuatu lagi.

Keira menghela napasnya lalu mulai berkata,

"Maafin gue udah coba-coba ganggu hubungan kalian. Bimo nggak selingkuh, gue yang salah. Bodohnya gue, berharap dia masih mau balik lagi."

Rani mengangguk seraya tersenyum, "gapapa, kok. Kirain gue lo mau apa ngajak ketemu,"

Keira tercengang dengan jawaban Rani tadi. Ia pikir, Rani akan memarahinya atau bahkan ngajak baku hantam ternyata tidak sama sekali. Memang baik hati, ya!

"Seriusan gapapa? Lo masih marah, ya? Maafin gue please!" Keira memohon-mohon agar dimaafkan olehnya.

Rani tertawa kecil, "gapapa santai aja kali. Udah, lupain aja kejadian kemarin, gue bener-bener gapapa."

Keira memeluk Rani, "ah, thank you so much!"

Kini mereka sedang di depan kafe. Keira mengantarkan Rani untuk mencari taxi lewat. Dan akhirnya setelah penantian panjang datang juga.

"Kalau mau sekedar ngopi-ngopi santai, hubungin gue aja," kata Rani seraya melambaikan tangan padanya.

***

"Punten, paket!" karena Lala dekat dengan pintu utama ia yang mengambil paket tersebut.

"Buat siapa?" tanya Lala pada kurir J & T itu.

"Buat Arsinta Maharani, bener?"

Lala mengangguk lalu menerima paket tersebut. "Thank you!"

"Tumben kurirnya beda orang," gumam Lala.

Tok

Tok

Tok

Lala mengetok pintu kamar.

"Punten, paket!" pekiknya.

Rani membuka pintu dan menjawab, "asyiap!"

Lalu setelah itu mereka berdua tertawa.

"Paket dari siapa? Perasaan gue nggak mesen apa-apa," tanya Rani.

"Orang namanya elo, alamatnya juga ini. Buka aja udah," jawab Lala.

"Siapa tahu lo dapet duit se-gepok dari Sisca Kohl," tambahnya lagi lalu duduk. Rani menggelengkan kepala seraya menahan tawanya.

"Dasar!"

Ponsel Rani berdering ada telfon masuk dari Bimo ia langsung mengangkat telfon itu.

"Ada apa?" tanya Rani.

"Udah dapet paketan dari aku?"

Rani menaikkan salah satu halisnya lalu memerhatikan box yang dipegangnya sekarang.

"Eh? Oh, ini dari kamu?"

"Bukan. Ya-iyalah dari aku makannya aku nanya."

Rani tertawa, "iya-iya maaf!"

"Ketawa nih? Udahan marahannya?"

"Yeh, gak usah dibahas."

"Yaudah, udah dulu. Buka dulu aja paketannya sana,"

Rani membuka box yang sedikit gede itu dengan penuh semangat. Dipikirannya juga ia sedang menebak-nebak apakah isi di dalam box tersebut, hehe.

Ketika membuka box itu, ia langsung senyum-senyum sendiri. Ternyata, Bimo memberikkan sebuah kumpulan foto-foto mereka berdua yang sudah dicetak. Kira-kira beginilah foto-fotonya.

Lala diam-diam mengintip apa yang membuat Rani tak henti-henti tersenyum kesem-sem

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lala diam-diam mengintip apa yang membuat Rani tak henti-henti tersenyum kesem-sem.

"Buset dah. Iya-iya cakep, cocok!" goda Lala lalu Rani melemparkan sebuah boneka pada Lala karena menggoda dirinya.

***

VOTE DAN KOMEN YA GUYS!

instagram : deiviraelzikra

BIMO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang