Jangan pernah rendahin harga diri lo, buat orang pecundang kayak dia.
* * *
Suasana kantin sangat gaduh. Banyak orang berdatangan pergi ke kantin, membuat Bimo dan Kevin kebingungan. Apalagi Kevin, ia sangat penasaran dengan apa yang terjadi.
"Woi bro ada apa?" tanya Kevin so kenal pada siswa yang lewat.
"Bra-bro-bra-bro, so kenal kampret!" dengus Bimo.
"Yeh berisik."
"Udah liat aja seru," jawab salah satu siswa.
"Wah, seru?" jawab Kevin sumringah.
Kevin menyenggol tangan Bimo, "Bim let's go kita liat apa yang terjadi."
"Kapan sih lo gak kepo sama hal-hal yang gak penting?" sahut Bimo malas.
Kevin mendecak, "Ini penting!"
Kevin menarik paksa Bimo agar pergi ke kantin. Kevin benar-benar ingin tahu apa yang terjadi. Dan ketika sampai, kantin sangat penuh dan juga heboh.
"Minggir, minggir! Cogan mo lewat!" teriak Kevin lalu menerobos keramaian.
"Iya Bimo yang ganteng, bukan lo."
"Gitu amat sih!"
Semua orang bersorak, menertawakan kelakuan Rani yang sedang bertekuk lutut kepada Alex memohon untuk meminta balikan.
"Ran udah! Malu diliatin banyak orang," teriak Lala.
"Nggak, La. Gue tetep mau di sini."
"Alex aku mohon terima aku lagi, aku janji bakal nurutin semua apa yang kamu mau. Asal, kamu balik lagi sama aku. Plis," ucap Rani sembari meraih kaki Alex.
"Waduh ternyata heboh karena ini! Wah parah sih video-in ah," ucap Kevin lalu mengambil benda pipih di saku celana.
Bimo mengerutkan keningnya, bisa-bisanya dia mempunyai teman seperti Kevin yang kelakuannya selalu bikin geleng-geleng kepala.
"Buat apa lo video-in?"
"Mau upload di IG sama TWITTER biar followers gue naek."
Bimo menggelengkan kepala.
"Gue udah gak mau sama lo Rani, lo harusnya sadar gue nerima lo itu cuma karna kasian. Dan inget ya, gue gak pernah suka sama lo. Lo jelek, bukan tipe gue banget! Tipe gue tuh yang cantik, sexy, mulus. Ya intinya perfect biar selevel sama gue," cetus Alex.
Semua siswa dan siswi tertawa. Hampir semua yang nonton di sana mem-videokan kejadian itu dan menyebar luaskan video tersebut. Semua berpihak pada Alex, tidak ada yang membela Rani selain para sahabatnya. Kasihan.
Ketika Alex mencoba pergi, Rani meraih jas seragam Alex.
"Aku mohon kasih satu kesempatan lagi, nanti aku akan coba rawat diri," ujarnya lagi, tangisannya semakin menjadi-jadi.
"Lo gak akan bisa cantik dan kurus, Ran," sindir Dito sambil tertawa terbahak-bahak diikuti oleh yang lainnya.
"Rasaain, ngaca dong lo itu siapa?!" cibir Ajeng.
"Jelek-jelek pengennya dapetin yang ganteng mulu, sadar diri dong bego!" sambung Wati.
"Bener, huhhhh!"
"Lo gak usah ikut campur nyet," bisik Lala sambil menarik rambut Ajeng, diikuti oleh Ikke menarik rambut Wati.
"Aw sakit dodol!"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMO [END]
Ficção Adolescente"Jika mencintai seseorang memiliki alasan, itu bukan cinta." Bimo Arbani, ia terus dipaksa agar mau dengan wanita yang paling dibencinya, Ajeng. Karena Ayahnya sangat berpengaruh besar pada keuangan keluarga Bimo. Tapi hatinya tetap tertuju pada gad...