18 - Pupus

6.1K 671 26
                                    

Mengagumi seseorang hingga mengharapkan dia menjadi kekasihmu bukanlah suatu kejahatan. Namun, yang namanya cinta memang tak bisa dipaksakan.

***

Sudah satu minggu yang lalu dan Rani sudah boleh keluar dari rumah sakit ia juga sudah bisa bersekolah lagi seperti biasa. Namun, suasana berbeda ia masih tak mengingat apapun tapi hanya Rey seorang yang ia ingat tentu saja itu semakin membuat Bimo merasa kesal, cemburu, ah, intinya campur aduk, deh.

Rani datang ke kantin bersama Rey sembari pegangan tangan terlihat dari wajah mereka berdua tampak bahagia, seperti sepasang kekasih.

"Kira-kira kita udah berapa lama pacaran?" tanya Rani. Pertanyaan itu membuat Rey bingung.

"Lima bulan," jawabnya asal.

"Sebentar lagi kita mau setengah tahun dong? Makasih ya, udah selalu ada."

"Lima bulan apaan, deket aja kagak," sindir Kevin.

Bimo yang melihat pemandangan buruk pagi ini langsung membuat mood-nya hancur dan ia pergi masuk ke kelas muak melihat sesuatu yang tak habis pikir itu.

"Setelah gue pikir-pikir Rani emang lebih cocok sama Bimo bukan sama Rey. Karena beda aja vibes-nya," ucap Lala lalu ia mengajak Ikke pergi ke kantin, sarapan.

"Semenjak Rani amnesia dia bener-bener beda, menurut lo gimana?"

Ikke mengangguk, "iya gue juga ngerasa gitu."

"Lo bukannya bilang dari awal ke si Rey kalau lo suka sama dia, pepet aja kali."

"Masa cewek yang nembak duluan? Gila dasar."

"Dih, sekarang mah apa juga bisa. Banyak kok cewek yang ngejar-ngejar cowok terus akhirnya jadian."

"Ah elu mah kebanyakan baca novel," ketus Ikke.

"Yaiya lah, gue dapet hiburan alias bahan halu, lah elo dua puluh empat jam sama buku pelajaran. Gue baru lihat sedetik aja tuh buku udah eneg duluan,"

"Astagfirullah, Lala..."

Ikke menoleh ke arah lain lalu ia membuka matanya lebar sembari menganga, terkejut.

"La lihat, itu si Bimo lagi merhatiin Rani sama Rey 'kan?"

"Mana? Oh iya, wah ini adalah momen yang perlu diabadikan gue foto ah, bahkan gue rekam aja kali ye,"

Ikke dibuat tercengang dengan ucapan Lala lalu ia menepuk keningnya tak percaya dengan tingkah temannya ini.

"Cinta itu memang menyakitkan, tapi gak usah sampe jadi beban pikiran santai ae lo ganteng men gampang cari cewek baru," kata Kevin seraya menepuk-nepuk pundak Bimo.

"Gue udah terlalu sering terluka karena cinta jadi, its oke lagipula itu juga Rani lupa ingatan bukan benar-benar cinta,"

"Nah gitu dong bawa santai aja, rileks."

***

Bel pulang sekolah mulai berbunyi semua murid SMA DWISAKA berbondong-bondong untuk keluar dari kelas ada yang ke parkiran dan ada yang menunggu angkutan umum di depan.

"La, Ke. Gue pulang bareng Rey, ya, bye..." Terlihat Rey sedang merangkul Rani.

"Oke hati-hati, ya," sahut Lala dan Ikke lalu mereka berlari menuju mobil.

"Tenang, jangan cemburu bentar lagi juga lo bakal dapet kasih sayang lagi dari Rani. Ini cuman sementara walaupun gue tahu sakitnya tiada tara."

"Berisik lu Vin, udah ayo kita ke warung aja."

"Bayarin gue mie ceplok telor yak," Bimo dan Kevin pergi meninggalkan sekolah mengendarai motor dan langsung ke warung untuk nyantai dan sekedar tidur sebentar.

Sedangkan Rani dan Rey sedang makan siang disuatu kafe yang indah.

"Rey?"

"Iya sayang?"

"Selfie yu kita update di insta story," ujar Rani lalu ia menyender dibahu Rey.

1 2 3 cis...

"Ah gemes banget aku jadiin wallpaper juga ah..."

Rey memeluk Rani dengan penuh kasih sayang. "Jangan tinggalin aku, ya?"

Rani menatap wajah Rey sembari mengerutkan kening. "Mana mungkin sih."

Kevin yang sedang asyik menyantap makanannya sembari memainkan ponsel pun ia langsung tersedak karena melihat insta story Rani. Bimo mengernyitkan dahi.

"Kenapa sih, heboh mulu."

"Nggak, udah lo lanjutin aja ngegame-nya."

Bang Bimo, ini seriusan pacar Kak Rani? Huh telat kan udah ke pepet duluan sama cowok lain.

Bimo mendapat pesan dari Lisa dan gadis itu pun mengirim sebuah foto. Lebih tepatnya foto Rani dan Rey.

"Ngapa Bim?" Tanya Kevin dan Bimo menggeleng lalu meminum kopi hangatnya.

"Lo udah lihat itu, ya?" ucap Kevin perlahan takut Bimo emosi.

"Gue pulang dulu, ya, nih gue kasih ongkos pulang naek gojek." Lalu cowok itu pergi dari warung mengendarai motor dengan kecepatan tinggi.

Ikke yang melihat insta story Rani pun sedikit nyelekit pasalnya cowok yang ia taksir terlalu dekat dengan temannya. Dia tahu itu hanya sementara karena Rani lupa ingatan tapi mungkin saja kan walaupun Rani sudah pulih ingatannya akan tetap bersama dengan Rey?

Lala menggeleng seraya menganga lalu tertawa melihat insta story tersebut.

"Ngakak iya, kasihan juga iya," gumam Lala lalu ia teringat pada Ikke.

"Kira-kira si Ikke sakit hati gak, ya, lihat beginian? Lagian ada-ada aja nih si Rani masa iya orang-orang terdekatnya gak inget tapi kalau Rey inget banget bahkan dianggap sebagai pacar."

Ikke memutuskan untuk tidur saja agar tidak jadi beban pikiran dan ia harap ketika bangun melupakan kejadian hal yang menyakitkan.

VOTE & KOMEN!

instagtram: @/deiviraelzikra

BIMO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang