13 - Truth Or Dare

9.6K 1K 56
                                    

Sial, permainan macam apa ini? Seakan dipaksa untuk jujur jika memilih Truth. Dan terpaksa menerima tantangan jika memilih Dare.

•••

Hari kedua, camping.

Sekarang jam tujuh pagi, Kevin mengajak untuk bermain truth or dare kepada Bimo namun, cowok itu tidak mau ia malah sibuk berkutat dengan ponselnya, sepertinya jika dilihat dari raut wajahnya sedang asyik chatting dengan seseorang.

Lalu Kevin pergi menghampiri Rani dan kawan-kawan untuk mengajak bermain truth or dare.

"Holla triple girl, Aa Kevin mau ngajakin kalian maen truth or dare nih, mau enggak? Oh okey kalau mau mah gas ae."

"Dih siapa juga yang bilang mau?" ketus Lala.

"Jangan jutek-jutek gitu dong, La. Nanti suka lhoo sama Aa Kevin, bahaya. Entar susah move on-nya,"

Lala bergidik ngeri, "mimpi."

Dengan bersamaan, mata Bimo dan Rani saling temu lalu mereka bertatap juga saling melemparkan senyuman.

"Ayo maen TOD!" pekik Kevin.

Rani, Lala dan Ikke menyetujui untuk bermain permainan truth or dare tersebut. Lalu tiba-tiba datang Rey untuk meminta bergabung.

"Boleh gabung enggak?" tanyanya. Mereka semua mengangguk ketika cowok itu hendak duduk disebelah Rani dengan cepat Bimo langsung berlari untuk duduk disebalah Rani. Rey mengalah, ia duduk disebelah Ikke.

"Gue ikutan," kata Bimo.

"Tadi aja katanya kagak mau,"

"Gue enggak perlu jelasin maennya gimana kan? Ya kali kalian ada kagak tahu, udah, langsung hompimpa aje." Tambah Kevin. Dan yang pertama main adalah Lala kedua yaitu Rani.

"Truth Or Dare?" tanya Kevin, Lala menjawab Truth dan ia mengambil kertas yang sudah disiapkan oleh Kevin sejak dua hari lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Truth Or Dare?" tanya Kevin, Lala menjawab Truth dan ia mengambil kertas yang sudah disiapkan oleh Kevin sejak dua hari lalu.

"Apakah benar kamu masih ada rasa kepada mantan?" pertanyaannya itu, Lala mengernyit karena pacaran saja belum pernah.

"Apa pertanyaannya?" tanya mereka semua. Lala memperlihatkan isi kertas tersebut.

Kevin tertawa lepas, "lo kan gak punya mantan, yak, ambil lagi aja..."

"Gak ada yang lucu," ketus Lala.

"Iya-iya maafin."

Lala mengambil satu kertas Truth dan isinya adalah...

"Apakah ada orang yang kamu cinta?" Lala membaca isi kertas tersebut dengan keras.

"Ada."

Semuanya terkejut, seorang Lala Paulinda bisa jatuh cinta? Sangat mustahil.

"Dih pada kenapa sih," ujar Lala seraya menatap mereka satu persatu.

"Enggak, udah next aja next..."

Rani memilih Dare. Ia langsung mengambil kertas tersebut dan isinya...

"Kasih sesuatu buat cowok yang ada disini." Rani menatap Bimo, Rey dan Kevin. Mereka semua termasuk Lala dan Ikke bertanya apa isi tantangan kertas tersebut.

"Apaan?" tanya Kevin. Rani memberikan kertas tersebut kepada Kevin.

"Wih mantap itu, lo mau ngasih sesuatu ke siapa? Pasti ke gue kan?" tebak Kevin.

Rani bingung harus memilih siapa.

"Boleh ngambil lagi, enggak?"

"Gak boleh lah, Ran..." sambung Kevin. Tak tahu kenapa, Ikke sedari tadi diam saja seperti memikirkan sesuatu.

"Yaudah gue pilih Rey aja deh," ucap Rani lalu mengambil sesuatu disakunya, gelang. Gadis itu memberikkan pada Rey karena jika ia memilih Bimo ia takut teman-temannya mengira kalau dirinya memberikkan pada Bimo memang karena menyukai lelaki itu atau bisa dibilang sudah menjadi budak cinta padahal mereka biasa saja.

Mata Rey berbinar lalu ia tersenyum dan menerima gelang tersebut. "Thanks!"

"Wah-wah gue kira bakal ngasih ke Bimo, haha..." ledek Lala.

Rani mencubit paha atas Lala. Rey tampak senang mendapatkan gelang dari Rani.

"Yang sabar bro, hidup memang pahit." Kata Kevin seraya menepuk-nepuk pundak Bimo.

Tanpa basa-basi Bimo langsung mengambil kertas yang ada pada kotak yang berisi Dare.

"Mentang-mentang cewek
yang ada disebelahnya milih Dare ikutan milih itu juga. Bucin dasar." Ledek Kevin.

"Berisik." Bimo membuka kertas tersebut dan ia sedikit terkejut dengan tulisan yang ada pada kertas.

"Kenapa Bang? Coba baca yang keras jangan di dalem hati lu pikir orang-orang yang disini bisa denger suara hati lo," ujar Kevin.

"Telfon mantan bilang kangen," ucap Bimo. Sontak, Rani menoleh ia sedikit terkejut mendengarnya.

"Langsung aja telfon, jangan lupa speakernya gede in bang."

Bimo mencari nama di kontak ponselnya, berhenti pada nama Keira Atmaja. Baru saja memijit ikon telfon langsung diangkat oleh Keira.

"Hallo, kangen." Kata Bimo dan Keira menjawab dengan manis.

"I miss you too, Bimo. Jadi kangen ke Indonesia, deh."

Kevin, Rey, Lala dan Ikke langsung menatap Rani penasaran dengan raut wajahnya. Rani meminta izin untuk pergi ke tenda katanya ingin mengambil sesuatu disana. Mereka tahu itu hanya alasan.

"Iya, udah dulu." Bimo langsung mematikan telfonnya secara sepihak takutnya Keira berbicara sesuatu yang seharusnya enggak diketahui oleh siapapun selain dirinya.

"Anak-anak ayok kumpul kita senam pagi," ucap Pak Yanto dan Bu Yasmin memakai mikropon.

Semuanya langsung bergegas pergi kesana. Dan memulai senam jam setengah delapan pagi.

•••

VOTE & KOMEN!

FOLLOW IG: @/deiviraelzikra

BIMO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang