4 - Lembaran Baru

11.8K 1.5K 155
                                    

Ketika fisik menjadi alasan seseorang jatuh cinta.

-Arsinta Maharani

300 komen untuk next, bisa?

Warna favorit kalian apa?

••

Mengenal Lala dan Ikke, Rani menjadi semangat untuk diet dan merawat wajahnya. Setiap kali bertemu tak henti-hentinya mereka mengingatkan kepada Rani untuk tidak memakan makanan yang tidak sehat dan tak lupa untuk memberikan saran produk kecantikan yang bagus untuk wajah Rani yang dominan berminyak, kusam dan rentan berjerawat. Dengan itu, Rani mencoba berolahraga dan mengatur pola makannya dengan baik. Ohya, Rani sudah tinggal di rumah Lala beberapa pekan lalu. Dan Shenna-Ibu Lala pun setuju dengan itu. Shenna menerimanya dengan hangat dan baik. Kenal dekat bersama Lala dan Ikke membuat hidupnya lebih tentram, tak ada keributan. Dia merasa senang sekali bisa memiliki sahabat seperti mereka. Dan lebih untungnya lagi Rani memiliki tabungan jadi hidupnya gak akan terlalu susah. Selama di kasih uang bulanan oleh orangtuanya, ia selalu tabungkan 80%. Sekarang tabungannya selama dua tahun cukup besar. Niatnya, ia akan memulai bisnis kecil-kecilan agar ia memiliki penghasilan sendiri lebih tepatnya tak ingin merepotkan Shenna, Lala dan Ikke.

Rani rutin nge-gym seminggu tiga kali. Dan berolahraga di rumah setiap satu jam per-hari. Dan ia sudah mengatur makanan apa saja yang ia akan makan di setiap harinya. Rani benar-benar diet ketat tapi sehat. Sudah dua bulan Rani melakukan itu dan ia sudah turun enam kilo gram, bagi dirinya itu sangat memuaskan walaupun sebenarnya ia ingin turun 15 kilo gram karena jika kita ingin sesuatu dan sudah berusaha tidak ada yang instan semua butuh proses. Tak lupa ia juga merawat wajahnya ia mulai masuk dunia kecantikkan. Wajahnya pun sekarang sudah membaik hanya bekas-bekas jerawat saja itu pun sedikit. Ohya, berat badan Rani dulu adalah 65 kilo gram dan sekarang menjadi 59 kilo gram.

Satu bulan kemudian

Sekarang Rani benar-benar mendapatkan bentuk tubuh yang ia impikan sejak dulu. Ia sudah berhasil turun sesuai targetnya, namun, ia tak akan terlalu diet ketat setelah ini. Tapi tetap menjaga pola makanannya. Dan ia belajar tentang kecantikan dari Ikke, kalau soal outfit dari Lala. Ikke juga membantu Rani dan Lala untuk memahi semua pelajaran, ia sangat ahli dalam akademik. Dari dulu, nilainya tak pernah mengecewakan selalu lebih tinggi dari teman-teman sekelasnya.

Seperti biasa Rani, Lala dan Ikke akan berangkat sekolah bareng. Tak hanya itu saja sih, mereka memang selalu kemana-mana bareng. Sudah lengket banget. Ketika hari libur mereka akan menghabiskan waktunya seharian, bersama. Padahal bersahabat baru beberapa bulan saja tapi sudah sedekat itu apalagi jika sudah bertahun-tahun hingga tua nanti.

Lala dan Ikke sedang menunggu Rani bersiap-siap menuju sekolah. Rani benar-benar sudah mengerti tentang make up, pakaian dan segala yang anak gaul lakukan.

"Hai," sapa Rani. Lala dan Ikke menoleh sekaligus terkagum dengan penampilan Rani sekarang. Benar-benar jauh berbeda dari Rani yang dulu.

"Tuhkan lo itu emang udah cantik dari sananya!" Puji Ikke dan Lala mengangguk menyetujui apa yang Ikke katakan.

"Ah, enggak. Ini kan kebantu sama make up, ini juga berkat lo. Berkat kalian berdua, kalian yang meyakinkan gue untuk tetap bertahan hidup dan membuktikan pada dunia kalau gue bisa berubah lebih baik lagi," lalu mereka bertiga berpelukan.

"Eh ayo berangkat, udah mau kesiangan nih!" Ucap Lala lalu mereka berlari menuju garasi mobil.

Sesampainya mereka di sekolah, mereka bertiga menjadi sorotan seluruh murid. Terutama Rani karena ia memang seperti bukan orang yang mereka lihat sejak awal masuk sekolah.

"H-hah, itu si Rani cepu itu kan?"

"Gila beda banget!"

"Pangling gue, asli."

Mereka bertiga mulai memasuki koridor sekolah, semua mata tertuju pada Rani. Cowok-cowok seketika terpesona melihat kecantikannya. Tak hanya mereka, Alex, Rona, Dito, Anto dan Caca, mereka juga ikut terkejut.

"Males, enggak penting," ujar Rona lalu ia pergi dan Caca mengikuti.

"Lex, itu beneran si Rani? Buset dah beda banget. Sampe gue kira dia anak baru lho." cetus Dito.

"Perubahannya gak main-main sih, gokil banget." timpal Anto.

"Kalau si Rani berubah kayak gini mah, gue juga mau." ucap Dito seraya tertawa cengengesan.

Sedangkan Alex sedari tadi memerhatikan Rani dari kejauhan dengan fokus.

"Boleh juga."

***

Rani terkejut tiba-tiba saja ada seorang lelaki yang menghampirinya dan memberikannya sebuah coklat silverqueen. Dengan hitungan detik ia langsung digerumut oleh banyak lelaki. Ini adalah pertama kalinya ia dikejar-kejar oleh banyak pria.

"Rani!!!" teriak histeris, mereka. Rani lari dengan secepat mungkin, karena ia merasa ketakutan. Bukan apa-apa, mereka seperti orang gila baginya.

Lala dan Ikke tertawa seraya menggelengkan kepalanya.

"Keren, dia bener-bener bikin orang lain melongo dengan penampilannya yang sekarang," kata Ikke.

Bimo yang sedang membaca buku di kelas dibuat terkejut oleh teriakan Kevin.

"Bro! Gila, ini lo harus lihat!"

"Apa lagi sih, Vin. Gua lagi baca buku."

"Si Rani sekarang bukanlah yang dulu!"

"M-maksudnya?"

"Jadi cantik dan bodynya boy ... Beuh jadi mantep markotop!"

"Apa sih gue gak ngerti."

Kevin menarik paksa Bimo keluar dan menyaksikan apa yang terjadi pagi ini. Bimo memandang Rani dari kejauhan, ia sedikit terkejut dengan perubahannya sekarang.

"Beda banget, kan bro?!" tanya Kevin.

"Biasa aja."

Kevin menatap Bimo dengan penuh selidik, "masih gengsi aja, udah-lah gue juga udah tahu kalau lo suka sama Rani, gak usah pura-pura,"

Bimo tak menghiraukan Kevin ia meninggalkan cowok itu dan kembali ke kelas, berkutat dengan buku-buku tebal.

"Duh kebiasaan gue selalu ditinggal gitu aja," gumam Kevin seraya menggaruk belakang lehernya.

***

Rani meminta izin pada guru untuk pergi ke toilet karena ia benar-benar sedang kebelet pipis saat ini

Ketika ingin belok ke arah toilet tiba-tiba Alex menghalanginya dan itu membuat Rani terkejut.

"Hari ini lo cantik." puji Alex sembari memberi tatapan yang tak seperti biasanya. Yang dulunya tidak ingin menatap gadis itu, kini malah memberinya tatapan yang semua wanita pasti akan salah tingkah. Tapi tidak untuk Rani, ia sudah muak dengan lelaki itu ia tak akan termakan rayuan darinya.

Rani menggelengkan kepalanya, "gue bukan wanita bodoh. Gue akuin dulu gue pengen banget jadian sama lo tapi sekarang udah nggak. Gue akan tetap ingat atas apa yang lo lakuin ke gue waktu dulu."

Tiba-tiba Bimo menghampiri Alex lalu menarik kerah lelaki itu.

"Kalau lo sampe nyakitin Rani lagi, gue pastiin hidup lo gak akan tenang."

***

HAI JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK YA! SEPERTI VOTE DAN KOMEN TERIMAKASIH 💜💜💜

BIMO [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang