Rani sedang diperjalanan habis mengantarkan pesanan ke Bekasi. Kenapa dia yang antar? Karena karyawannya sedang sibuk dan mumpung Rani ada waktu jadi kenapa enggak.
Tiba-tiba ponsel Rani berdering ada telfon masuk dari Bimo dengan cepat ia langsung angkat.
"Hallo Bim, ada apa?"
"Tadi ke rumah kamu tapi enggak ada dan katanya kamu lagi nganterin pesanan, ya?"
"Iya, nih. Tapi udah otw pulang kok, kenapa?"
"Lisa kangen katanya pengen maen sama kamu,"
"Lho... Kenapa enggak langsung hubungin aku aja, kenapa lewat kamu?"
"Dari tadi dia udah spam chat, nelfon berkali-kali tapi gaada balasan dari kamu."
"Astaga sorry, ya, mungkin tadi aku lagi sibuk bilangin ke Lisa jangan ngambek nanti pulang dari sini aku ke sana."
"Ah enggak usah, takutnya kamu capek mending kamu istirahat dulu aja. Lisa mah enggak usah dipikirin,"
Tanpa Rani sadari ia menerobos lampu merah dan langsung ada mobil truck dari samping kanan menabrak mobilnya ia meninggikan suaranya dan kini terjadi keheboh-an dilampu merah.
"Hallo, Ran? Kamu kenapa?! Hallo? Rani?!" teriak Bimo, pasalnya ia mendengar jeritan ia takut Rani terjadi sesuatu. Dengan cepat ia langsung menyetel televisi.
Hallo permisa sore ini terjadi sebuah kecelakaan di lampu merah Bekasi menuju Jakarta sebuah mobil sedan berwarna hitam menerobos lampu merah hingga terjadi tabrakan dengan mobil truck. Pengendara mobil sedan berplat 'B 45A T3' menabrak tihang dan terus mengeluarkan darah dari kepalanya serta mobilnya pun ikut hancur. Sedangkan supir truck tidak kenapa-napa hanya lecet sedikit karena supir tersebut langsung membelokan mobilnya ke arah lain.
Bimo langsung mengambil kunci motor dan pergi ke sana untuk melihat kejadian tersebut apakah benar Rani atau bukan.
Ikke menelfon Lala.
"Lala? Lo dimana? Lo lihat berita kan?"
"Iya gue lihat! Ini gue lagi siap-siap buat pergi ke sana."
"Tungguin gue ikut!"
"Kita ketemuan aja disana, oke bye!"
Lala langsung bergegas pergi menuju tempat kejadian menggunakan motornya.
Ketika sampai, Bimo langsung menerobos keramaian dan melihat tubuh Rani yang diangkut ke bangkar yang terus mengeluarkan darah dikepalanya. Bimo menerobos batas yang tidak boleh dilewati oleh siapapun dan mencoba mendekat ke arah Rani namun ditahan oleh polisi.
"Tenang mas, jangan melewati garis,"
"Rani!" teriak Bimo, airmatanya tak berhenti menetes wajahnya terlihat sangat cemas.
Lala datang lalu mendapati Bimo yang sedang kacau itu dan menghahmpirinya.
"Bim, Bimo! Udah! Biar Rani ditangani sama dokter,"
"Ini salah gue, La."
"Udah tenang aja, namanya juga kecelakaan enggak ada yang mau dan enggak ada yang tahu. Gue juga merasa terpukul banget, Bim."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMO [END]
Novela Juvenil"Jika mencintai seseorang memiliki alasan, itu bukan cinta." Bimo Arbani, ia terus dipaksa agar mau dengan wanita yang paling dibencinya, Ajeng. Karena Ayahnya sangat berpengaruh besar pada keuangan keluarga Bimo. Tapi hatinya tetap tertuju pada gad...