Hari ini Bimo dan Kevin akan pergi ke bandara untuk menjemput teman lamanya yang juga pernah menjadi kekasih Bimo, sekarang udah nggak ada hubungan apa-apa selain teman biasa.
Ketika Keira sudah sampai di bandara dan menemui Bimo dan Kevin ia langsung berlari menghampirinya dan memeluk mereka berdua dengan penuh bahagia.
"Udah lama nggak ketemu, kangen banget." ujar Kevin.
"Makin ganteng aja lo, Vin." puji Keira lalu keduanya tertawa sedangkan Bimo diam saja.
"Meskipun udah jadi mantan, bukan berarti harus musuhan, kan?" goda Kevin lalu Bimo melirik dan tersenyum tipis.
"Lo masih marah sama gue, Bim?" tanya Keira dan Bimo langsung menggeleng.
"Lo kayak gak tahu si Bimo aja, dia kalau udah lama gak ketemu sama orang pasti langsung jadi canggung alias kaku. Tinggalin aja yok, ah." kata Kevin lalu merangkul Keira dan keduanya pergi meninggalkan Bimo. Beberapa detik kemudian cowok itu tertawa sebentar dan langsung berlari menyusul Kevin dan Keira.
Rani mendapatkan sebuah foto dari nomor yang tak dikenal. Ia pun membuka foto itu dan matanya langsung melebar, terkejut. Ia mendapati Bimo sedang berpelukkan dengan wanita lain. Tapi, tampaknya foto tersebut sudah di crop agar kelihatan Bimo dan Keira saja yang berpelukkan padahal aslinya nggak kan bertiga.
Rani mencoba menelfon nomor yang mengirimkannya foto tersebut. Namun sialnya, nomor si pengirim malah tidak aktif. Lala datang lalu ia merasa bingung karena mendapati wajah Rani yang terlihat sedih dan ia diam-diam melirik ke ponsel Rani lalu ia pun kaget mengenai foto itu.
Lala langsung memeluk Rani, "lo harus percaya sama Bimo. Gue yakin itu foto kebenarannya bukan kayak gitu." Lala mencoba menenangkan Rani agar tidak berpikiran yang tidak-tidak.
"Iya, gue percaya. Tapi, foto ini bener-bener bikin gue overthinking."
Ikke yang baru saja datang langsung terheran-heran ia mendapati Rani yang sedang menangis dipelukkan Lala.
"Kenapa? Kok nangis?" tanya dia lalu mengelus-elus rambut Rani.
"Gara-gara Bimo?" tebak Ikke tapi dengan volume yang benar-benar pelan, Lala mengerti karena melihat pergerakkan mulutnya.
***
Rani mencoba menelfon Bimo tapi terus tak diangkat-angkat. Ia menjadi salah paham jadinya. Takutnya, Bimo memang benar selingkuh dan sedang asyik bersama wanita lain.
Rani mencoba mencari keberadaan Bimo dengan cara melacak nomor ponselnya. Ketika mencoba berkali-kali akhirnya berhasil juga ia langsung bergegas cepat memastikan.
Ia sudah sampai disuatu kafe dan ketika baru masuk ia langsung dikejutkan dengan apa yang ia lihat sekarang.
Bimo sedang merangkul wanita lain. Sembari tertawa-tawa ria. Tentu saja itu membuat Rani semakin salah paham. Bagaimana tidak? Lelaki yang katanya akan selalu setia dengannya sedang asyik bermain bersama wanita lain.
Rani memberanikan diri untuk melewati meja Bimo tapi ternyata cowok itu tidak melihatnya atau malah pura-pura tak melihat? Ah entahlah.
Tampaknya, Keira menyadari kehadiran Rani dan ia juga tahu bahwa Rani adalah pacar Bimo. Sekarang ia akan memanfaatkan waktu.
Ketika Rani memerhatikan mereka berdua dari jauh, Keira langsung memeluk Bimo cowok itu juga terkejut. Tak hanya Bimo, Kevin juga.
"Eh?" ketika Bimo mencoba melepaskan pelukkan itu, Keira malah memeluknya dengan sangat erat agar cowok itu tidak bisa lepas darinya.
Rani yang melihat itu hatinya menjadi seketika hancur. Ia menahan air matanya agar tidak jatuh, ia terus memandangi mereka tanpa cela.
Karena sudah tidak kuat, Rani berjalan menghampiri meja mereka (Bimo, Keira dan Kevin), dan berpura-pura barangnya terjatuh.
Mereka bertiga menoleh lalu terkejut karena ada Rani dihadapan. Keira berpura-pura terkejut lalu melepaskan pelukkannya.
Bimo memegang tangan Rani untuk digenggam tapi langsung dihempaskan begitu saja. Sudah terlihat, kali ini air matanya mulai keluar. Mencoba untuk ditahan tapi tidak bisa.
"Ternyata semua cowok sama aja. Lebih tepatnya cowok yang gue temuin itu sama aja, sama-sama nyakitin." lalu Rani menatap ke arah Keira sembari memberikkan smrik lalu mendelikkan matanya dan pergi dari sana. Ketika Bimo mencoba mengejar, Keira menahan.
"Udah biarin aja dulu. Dia perlu nenangin diri." ucapnya.
Kevin memukul-mukul kepalanya berkali-kali, "perang ke berapa ini? Oalah jancuk."
Rani mengendarai mobil dengan sangat kencang tanpa berpikir apa dampak buruknya nanti. Dan ia juga menyetel lagu dengan sangat keras air matanya keluar. Ia menghentikan mobilnya di suatu tempat yang sepi agar bisa menenangkan dirinya dan berteriak se-suka hati.
Ketika ia sedang menangis sejadi-jadinya datang seseorang dengan membawakkan sebuah minuman. Rani menatap botol minum itu lalu melihat siapa yang memberikkannya.
"Re-rey?"
Rey tersenyum lalu menyuruh Rani meminum minuman tersebut.
"Pasti capek kan nangis dan teriak-teriak gak jelas kayak tadi?"
Dengan cepat Rani menge-lap air mata yang membasahi pipinya.
"Lo kenapa?" tanya Rey.
"Nggak apa-apa," jawab Rani, ngeles.
"Kalau ditanya 'kenapa sedih?' Jangan bersembunyi dengan kata 'gapapa'. Udah kelihatan kok kalau lo emang lagi kenapa-napa."
"Gak harus kan gue nyeritain apa yang gue rasain sekarang?" tanya Rani.
Rey mengangguk, "gak semua hal bisa diceritakan beberapa hal juga boleh dipendam sendirian."
***
Kevin pamit ke toilet karena ia rasa badannya mulai mules. Kebanyakkan makan sambal.
"Gue ke toilet dulu, oke?"
Keira menatap dalam wajah Bimo. Lalu memberanikan diri untuk berbicara mumpung lagi berdua.
"Gue masih cinta sama lo, gue nyesel udah ninggalin lo." ujar Keira dan Bimo menoleh.
"Cinta? Udah basi, Ra."
"Gue tahu lo enggak cinta sama pacar lo yang baru itu. Lo cuma mau manas-manasin gue doang 'kan?"
"Gue gak serendah itu, dengan lo kayak gini gak bakal bikin gue balik sama lo."
"Plis kasih gue satu kesempatan, Bim."
"Kalau gue bilang berakhir ya berakhir, Ra. Lo ngapain dateng lagi ngebuka luka lama?"
Ketika Bimo ingin bangkit dari duduknya Keira berteriak.
"Gue bakal nurutin apa yang lo mau, Bim."
"Oke, jauhin gue dan anggep aja kita gak pernah kenal satu sama lain."
"Kalau itu gue gak bisa,"
"Katanya semua yang gue mau lo bakal turutin, yaudah turutin apa yang gue ucapin tadi," ketus Bimo lalu ia pergi. Keira menggigit bibir bawahnya dan mengepalkan tangannya dengan kuat.
VOTE DAN KOMENNYA DONG GAISE!
INSTAGRAM : deiviraelzikra
![](https://img.wattpad.com/cover/241649229-288-k343419.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BIMO [END]
Novela Juvenil"Jika mencintai seseorang memiliki alasan, itu bukan cinta." Bimo Arbani, ia terus dipaksa agar mau dengan wanita yang paling dibencinya, Ajeng. Karena Ayahnya sangat berpengaruh besar pada keuangan keluarga Bimo. Tapi hatinya tetap tertuju pada gad...