______________________________________
HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________🌻🌻🌻
Arunika memasukan binder dan pulpen ke dalam tote bag warna putih miliknya. Sesi kuliah hari ini telah selesai. Arunika berdiri di depan kelas, memandang ke kiri dan kanan mencari seseorang. Tidak lama, seseorang dengan denim jacket dan jeans hitam muncul di hadapan Arunika. Ia merangkul lengan Arunika erat.
"Aku lama ya? Sorry, tadi Pak Yadi ngasih kuis dadakan"
"Terus kamu bisa jawab El?"
Gadis bernama Elisa itu menggeleng. Dia tersenyum lebar pada Arunika.
"Of Course, enggak"
Arunika menghembuskan napasnya lelah. Kelakuan Elisa membuatnya geleng-geleng kepala. Kata Elisa, apapun yang terjadi hidup akan terus berjalan, jadi nikmati saja. Dan itulah yang dilakukan Elisa sekarang.
"Karena tadi aku enggak bisa jawab kuis dari Pak Yadi, hari ini kamu harus temenin aku pergi. Kamu tau gak, ada coffee shop baru. Kata anak-anak pegawainya ganteng-ganteng, mirip koko-koko China gitu"
"seriusan? Let's go kalau gitu, sekalian cuci mata" seru Arunika semangat. "Eh bentar, aku order taksi online dulu"
Elisa tersenyum bangga sembari menggoyang-goyangkan kunci mobil di hadapan Arunika. Keduanya serempak tertawa. Kemudian berjalan bersama menuju parkiran mobil.
"El, kita bakalan selamat sampai tujuan kan?" tanya Arunika begitu duduk di kursi penumpang mobil Elisa. Pasalnya mobil Elisa baru saja keluar dari bengkel setelah kemarin Elisa tidak sengaja menabrak pagar kos nya sendiri.
Elisa terkekeh. "Tenang aja bu bos. Aku pastiin kita akan selamat sampai tujuan dan bakalan ketemu koko-koko ganteng"
Setelah bersiap, Elisa mulai melajukan mobilnya meninggalkan kawasan kampus. Menyatu dengan kendaraan lain di tengah padatnya lalu lintas hari ini. Sekitar lima belas menit kemudian, mereka sampai di sebuah bangunan dua lantai. Papan nama bertuliskan 'LOMI' terpampang jelas di tengah bangunan.
Kedua gadis itu turun dari mobil. Elisa mendorong pintu Lomi dengan Arunika mengekor di belakangnya. Saat membuka pintu, aura maskulin laki-laki sangat terasa di sana dengan perpaduan warna hitam dan putih pada bagian dinding ditambah dengan furniture dan beberapa ornamen dari kayu yang membuat Lomi terlihat sangat nyaman.
Arunika melihat ke sekeliling ruangan. Lomi terdiri atas dua lantai. Ada meja bar di sebelah kiri yang tidak terlalu jauh dari pintu masuk. Kemudian beberapa meja dengan dua kursi di tempatkan di lantai satu. Sementara meja dengan jumlah kursi yang lebih banyak ditempatkan di lantai dua.
Arunika memandang ke arah meja bar, benar saja yang dikatakan Elisa. Semua pria yang memakai pakaian hitam di sana terlihat sangat tampan dengan wajah oriental mereka. Pantas saja Lomi didominasi oleh pelanggan wanita.
"Ru, mau order apa? Biar aku aja yang order " ujar Elisa saat mereka memasuki Lomi.
Arunika mencibir. "dasar, aku tau ya maksud kamu". Arunika melihat ke menu board yang ada di atas meja bar. "Aku itu aja," ujarnya menunjuk menu board memutuskan pilihan.
Arunika melenggang pergi meninggalkan Elisa yang sudah mengantri di depan meja bar. Dia berjalan ke salah satu meja dan mendudukkan dirinya di kursi yang tersedia. Arunika mengeluarkan kaktus yang sedari tadi ada di dalam tote bag miliknya. Kaktus itu dikemas dalam sebuah kemasan tabung berbahan plastik dengan tali menjutai di atasnya sehingga mudah untuk dibawa.
Arunika melihat ke arah meja bar. Ada Elisa yang tengah mengobrol dengan salah satu pegawai yang melayani pesanannya. Ia terlihat tertawa beberapa kali saat pegawai itu mengatakan sesuatu.
Dasar jomblo
Tidak lama kemudian Elisa datang dengan dua buah minuman dingin yang mereka pesan. Ia duduk di seberang Arunika.
"ya ampun Arunika. Kamu harus tau ya, itu.. koko itu.." seru Elisa sambil menunjuk pegawai yang berbincang dengannya tadi. "ganteng banget masa, humoris lagi. Aduh nikmat Tuhanmu mana lagi yang kau dustakan. Kayaknya aku bakalan ke sini tiap hari demi melihat pujaan hati tersayang"
Arunika mendengus. Tapi ia tidak menolak kenyataan bahwa pegawai Lomi memang tampan.
"Pikirin saldo atm kamu yang udah menipis"
Elisa mendadak lemas mendengar perkataan Arunika. Tentu saja itu benar. Akibat ulahnya yang menabrak pagar kos, ia harus mengeluarkan banyak uang untuk reparasi mobilnya yang rusak cukup parah.
Elisa bergidik ngeri mengingat kejadian itu. "jangan ingetin aku lagi. Nyebelin banget sumpah"
Obrolan mereka tiba-tiba terhenti oleh kedatangan dua orang pegawai yang membawa nampan penuh berisi berbagai jenis cake yang tersedia di Lomi. Arunika dan Elisa saling memandang bingung.
"permisi, ini cake gratisnya"
"maaf mas, saya enggak order cake tadi" ujar Elisa.
Pegawai itu tersenyum. "ini cake gratis untuk pelanggan yang baru pertama kali datang ke Lomi"
"semuanya?" tanya Arunika.
"benar. Selamat menikmati"
Kemudian dua pegawai itu pergi setelah meletakkan berbagai macam cake di atas meja yang ditempati Arunika dan Elisa.
"e..eh mas, ini kebanyakan cake nya" seru Arunika pelan memanggil pegawai itu. Tetapi mereka seperti tidak mendengar dan tetap berjalan lurus menuju meja bar.
Elisa menatap takjub berbagai jenis cake di hadapannya. Ia segera mengeluarkan ponsel dan memotret cake-cake itu. Selesai memotret ia langsung mengupload di instagram story miliknya. Persis seperti hal yang dilakukan orang-orang saat ini.
Elisa mengambil sebuah cake dan memakannya. Matanya terbelalak lebar saat rasa manis menyentuh indra perasa miliknya. Ia memberi kode kepada Arunika untuk mencoba cake yang dia makan. Arunika mengangguk setuju dengan penilaian Elisa saat ia mencicipi cake itu.
Arunika dan Elisa pun mengobrol kembali. Membahas berbagai hal yang biasa menjadi topik pembicaraan bagi dua orang gadis muda usia dua puluhan ini. Sedetik kemudian, kedua ponsel mereka bergetar. Arunika melihat notifikasi yang masuk. Dari salah satu grup mata kuliah. Kedua matanya mendadak membesar, terkejut membaca isi chat tersebut.
"El, El, El, gila, kita harus balik kampus sekarang"
Elisa memandang Arunika. Ia masih menikmati cake yang ada di hadapannya. "kenapa deh, Ru?"
"Liat grup Tekoma - Teori Ekonomi Makro - sekarang. Pak Fuzan ngadain kelas mendadak lima belas menit lagi"
Elisa yang akan menyuapkan cake ke dalam mulutnya sontak terhenti. Dia buru-buru melihat ponselnya. Benar saja, komting kelas mereka di mata kuliah Teori Ekonomi Makro memberikan info tentang kelas mendadak Pak Fuzan yang akan dimulai lima belas menit lagi.
"Parah nih Pak Fuzan. Dia yang mau pergi minggu depan, kenapa malah ngadain kelas dadakan sekarang sih" kesal Elisa.
Arunika terkekeh "Yah El, mau gimana lagi, mahadewa Pak Fuzan sudah memberikan perintah"
Arunika merapikan cake yang tersusun di meja mereka. Dia meletakkannya lagi di atas nampan.
"mau diapain cake nya Ru?"
"dibalikin, lagian kan kita enggak makan juga"
Elisa mengangguk setuju dengan Arunika. Keduanya melangkah pergi dengan cepat meninggalkan Lomi. Saat sampai di meja bar, dia mengembalikan cake itu kepada pegawai yang berjaga di sana.
"ini mas cake nya. Belum disentuh. Masih steril tidak tercemar apapun. Terimakasih cakenya"
Setelah mengatakan itu, Arunika bergegas pergi menyusul Elisa yang sudah terlebih dahulu meluncur menuju mobilnya di parkiran. Mereka tidak ingin telat di kelas Pak Fuzan, dosen yang tidak akan membiarkan mahasiswanya terlambat barang satu menit pun.
***
Next, [4]
KAMU SEDANG MEMBACA
REVENGE
Romance▪︎▪︎ POSSESSIVE SERIES [3] ▪︎▪︎ ================================== Arunika hanya seorang mahasiswi biasa. Tidak pernah sedikit pun terbersit dalam pikirannya jika ia akan dipertemukan dengan Daniel, Om-Om yang membuat tekanan darahnya naik setiap ka...