[51]

337 17 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

“Halo?”

Halo Daniel, ini saya Sudarso

Daniel yang sedang minum di dapur sontak meletakkan gelas yang dipegangnya ke atas meja. Ada masalah apa hingga Ayah Sudarso menelfonnya. Pikirannya langsung tertuju pada Arunika. Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Arunika.

maaf saya menelfon malam-malam begini. Saya ingin bertanya, apa Arunika ada bersamamu?” tanya Ayah Sudarso di seberang telfon.

Daniel menaikkan alisnya bingung. “tidak Pak. Arunika tidak ada bersama saya”

tadi siang istri saya menyuruh Aru untuk pergi membeli bahan makanan. Tapi dia belum pulang sampai sekarang. Saya khawatir takut sesuatu yang buruk terjadi pada Aru” ujar Ayah Sudarso penuh kekhawatiran. Satu-satunya putri yang dia cintai menghilang.

“Bapak jangan khawatir. Biar saya cari tau keberadaan Arunika sekarang” kata Daniel menenangkan.

Setelah telfon ditutup, Daniel mencoba menghubungi Arunika berkali-kali. Namun tidak diangkat. Daniel mencoba menghubungi David dan Peto yang ia tugaskan untuk menjaga Arunika. Mereka juga tidak mejawab telfon Daniel. Daniel mengambil tablet miliknya. Dia harus mengecek lokasi Arunika dari pelacak yang dia letakkan di kalung kaktus yang dipakai Arunika.

Daniel menatap heran layar tablet. Pelacak itu menunjukkan lokasi di Mall yang ada di dekat rumah Arunika. Daniel segera memerintahkan Yifan untuk melacak posisi terakhir ponsel mereka bertiga. Kemudian Daniel menyuruh Shù lain untuk bersiap. Mereka akan ke Bandung sekarang juga.

***

Daniel menunggu Yifan yang tengah memeriksa keadaan di dalam Mall. Mereka sudah ada di Bandung saat ini. Tepat di dalam basement Mall. Yifan menghampiri Daniel yang menyisir beberapa tempat di basement. Dia menyerahkan kalung dan ponsel Arunika yang sudah rusak kepada Daniel.

“kalung ini ditemukan petugas parkir di sini. Sementara ponsel Xiǎojiě ditemukan tidak jauh dari Mall ini. Sepertinya mereka sengaja membuangnya. Sedangkan David dan Peto menghilang”

Daniel mengambil ponselnya yang bergetar di saku jaket. Dia membuka pesan yang baru saja masuk. Daniel mengepalkan tangan kanannya kuat. Dia menggeram tertahan melihat sebuah foto yang tampil di layar ponsel. Foto Arunika yang diikat rantai di kedua tangannya dengan sebuah pesan.

Semua akan kembali ke awal

SIAL!

Daniel menyuruh Yifan untuk mengirim jet dari Shanghai dan menyuruh Shù yang ada di sana untuk bersiap. Dia juga menyuruh Shù yang ada bersamanya untuk mengikutinya ke rumah Ayah Sudarso.

Sepuluh menit bergumul dengan pikirannya yang tertuju pada Arunika membuat Daniel tidak sadar jika dirinya sudah sampai di rumah Ayah Sudarso. Daniel mengetuk pintu rumah. Terlihat Bunda Izza yang membukakan pintu. Bunda Izza mempersilahkan Daniel masuk.

Daniel duduk di sofa ruang tamu bersama Ayah Sudarso sedangkan Bunda Izza meninggalkan mereka berdua sesuaindengan permintaan Ayah Sudarso. Daniel bisa melihat dengan jelas raut wajah khawatir Ayah Sudarso.

“Seseorang mengirimi saya sebuah foto. Saya yakin ini semua ulah Lin Zhicun. Lin Zhicun pasti membawa Arunika ke China, karena dia tidak bisa melakukan apa-apa jika berada di sini. Saya berjanji akan membawa Arunika pulang. Bapak tidak usah khawatir. Selama saya di China, izinkan saya untuk memerintahkan mereka menjaga kalian”

Ayah Sudarso nampak berpikir sejenak. Lalu mengangguk mengiyakan perkataan Daniel.

“tolong bawa putri saya kembali ke rumah”

Daniel mengangguk yakin. “saya berjanji”

Yifan masuk ke dalam rumah. Dia memberi kode bahwa jet dari Shanghai sudah tiba di landasan udara. Daniel pamit. Dia bergegas meninggalkan rumah menuju landasan udara.

Arunika tolong bertahan sebentar lagi. Aku pasti akan menemukanmu.

***

Next, [52]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang