[39]

406 19 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Arunika berjalan sendirian menyusuri jalan setapak. Dia baru saja kembali dari tempat laundry yang berada tidak terlalu jauh dari kos nya. Namun, lokasi laundry ini agak sedikit tersembunyi karena berada di dalam sebuah gang kecil. Arunika memperhatikan keadaan sekitar. Ini baru jam delapan malam tapi entah kenapa jalanan terasa sangat sepi. Padahal biasanya jam segini masih banyak orang yang berlalu lalang.

Arunika melirik ke belakang. Dia merasa seperti diikuti seseorang sedari tadi. Arunika refleks mempercepat langkah kakinya. Ia benar-benar merasa tidak nyaman. Arunika mempercepat lagi langkah kakinya menjadi berlari kecil. Benar saja, orang di belakang Arunika ikut mempercepat langkahnya.

Arunika melirik lagi. Dia yakin orang itu seorang pria. Merasa terancam, Arunika berlari kencang menjauh dari pria itu. Namun sayang, langkah kakinya terlalu pendek. Arunika memberontak saat pria itu memerangkap dirinya. Arunika mencoba melawan. Persis seperti yang diajarkan Daniel padanya. Badan Arunika terlempar ke tembok pembatas gang. Pria itu sangat kuat, bukan tandingan Arunika yang masih awam bela diri seperti ini.

Arunika mencoba bangkit ketika pria itu berjalan mendekati dirinya. Arunika tidak bisa bergerak. Rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya. Arunika hanya bisa menatap pria itu dalam samar. Perlahan pandangannya mulai kabur. Dia hanya bisa berdoa pada Tuhan untuk menolongnya. Dia masih ingin hidup.

Tiba-tiba pria itu terhempas ke samping. Arunika melihat orang yang menolongnya.

Daniel.

Arunika yakin itu adalah Daniel. Daniel menghajar pria itu tanpa ampun. Menyalurkan semua kemarahan pada kinerja ototnya. Daniel tidak bisa menahan diri. Pria misterius itu menyakiti Arunika. Bukan orang lain. Tapi Arunika. Daniel tidak akan bisa tinggal diam melihat hal itu.

Tidak lama, Yifan datang dengan salah seorang Shù. Daniel menyerahkan pria yang sudah terkapar lemas di tanah itu pada Yifan. Seperti biasa, Yifan yang akan mengurus hal itu. Daniel bergegas menghampiri Arunika yang sudah tidak sadarkan diri. Dia menggendong Arunika menuju mobil. Dia akan membawa Arunika ke rumahnya, tempat paling aman saat ini.

Daniel langsung menidurkan Arunika di atas kasur miliknya ketika sampai di rumah. Dia mengambil kotak obat dan mengobati luka luar Arunika.
Arunika sadar. Dia memerhatikan ke sekeliling ruangan. Arunika menghela napas lega saat tau dia ada di kamar Daniel.

“kamu kenapa bisa tau aku ada di sana?” bisik Arunika lemah.

Daniel tersenyum. “apa kamu selalu lupa, aku ini orang yang luar biasa”

Arunika memalingkan wajahnya dari hadapan Daniel. “ya ya ya, aku tau. Orang luar biasa yang sombong dan narsisnya overdosis”

Daniel mengelus rambut Arunika. “tidur lagi”

Arunika menurut. Dia memejamkan matanya. Mencoba untuk mengistirahatkan tubuhnya yang lelah ini. mencoba untuk menghilangkan rasa sakit meski sebentar saja.

Daniel memandang Arunika dalam. Sebenarnya kalung yang Arunika pakai itu sudah ada pelacaknya. Daniel membuat khusus untuk Arunika. Tadinya Daniel akan pulang ke rumah, tapi dia seperti merasakan sesuatu yang buruk akan terjadi. Daniel pun langsung memeriksa lokasi Arunika di pelacak. Merasa janggal karena Arunika berada di sebuah gang bukan di kos nya, Daniel pun langsung tancap gas untuk menemui Arunika. Dan benar saja, Arunika tengah terkapar menyedihkan saat Daniel sampai di gang itu.

Daniel mengambil ponsel miliknya. Dia menelfon Yifan yang berada di basement Lomi, tempat pria yang mencelakai Arunika berada. Daniel mengepalkan tangan kanannya geram. Benar ternyata dugaan Daniel. Dalang di balik ini semua adalah orang yang sama yang membunuh kedua orang tuanya dulu.

Lin Zhicun, akan aku pastikan kamu mati di tanganku.

***

Next, [40]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang