[17]

625 30 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Daniel berjalan pelan di lorong sebuah rumah sakit. Ia membawa dua buah kopi di tangannya. Daniel masuk ke dalam lift. Beberapa saat kemudian lift berhenti di lantai lima bangunan rumah sakit ini. Daniel keluar dari lift. Ia melanjutkan berjalan menuju sebuah ruangan.

Daniel membuka pintu ruangan, lalu mengetuk pintu setelah menyembulkan setengah kepalanya ke dalam.

“apa anda sibuk dokter Xu?”

Seseorang yang duduk di tengah ruangan menolehkan kepalanya kepada Daniel. Ia tersenyum remeh melihat keberadaan Daniel di sana. Nama Xu Hao Yang terukir jelas di jas dokter yang dia pakai.

Haoyang menghentikan kegiatan yang sedang dilakukannya. Ia mendekati Daniel dan memeluknya ala pria dewasa. Daniel memamerkan kopi yang dibawanya ke hadapan Haoyang. Membuat Haoyang yang melihat itu terkekeh pelan.

Haoyang merupakan satu-satunya teman yang dimiliki Daniel. Mereka sudah bersama sejak usia lima tahun. Saat keduanya bersekolah di taman kanak-kanak yang sama. Sejak saat itu, Daniel dan Haoyang menjadi teman dekat. Bahkan hingga sekarang. Haoyang juga mengetahui semua kisah hidup Daniel. Dia juga yang membantu Daniel bangkit dari masa suram itu.

Rumah sakit ini milik Haoyang. Setelah ayahnya meninggal, Haoyang selaku pewaris utama berhak menjadi pemilik utama rumah sakit ini. Haoyang jugalah yang mengajarkan Daniel untuk mengobati lukanya sendiri jika itu darurat.

“kamu memang enggak pernah mengecewakan Wang Zihao” ujar Haoyang sembari meminum kopi yang dibawa Daniel.

Wang Zihao adalah nama kelahiran Daniel. Sedangkan nama Daniel adalah pemberian dari ibunya. Tapi Daniel tidak pernah memakainya dan orang yang memanggilnya Daniel pun hanya ibunya seorang.

“liburan kamu udah selesai? secepat ini?” heran Haoyang.

Daniel menggeleng. “belum, ada beberapa hal yang harus aku urus”

“balas dendammu?” tebak Haoyang setengah berbisik.

Daniel menyengir. “hmm, itu salah satunya. Ada masalah transaksi kemarin”

Haoyang meletakkan kopinya di atas meja. “gimana dengan perjuangan cintamu? Apakah gagal?”

Daniel menatap tajam Haoyang. Dia memperlihatkan sebuah pistol dari balik jaket yang dipakainya. Sontak saja Haoyang mengangkat kedua tangannya ke udara. Memohon perdamaian pada Daniel.

“wah, kayaknya aku salah udah berteman sama kamu” ujar Haoyang ketika Daniel menutup kembali jaketnya.

Daniel dan Haoyang berbincang beberapa saat. Bukan obrolan serius. Hanya obrolan antar teman.

Merasa sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, Daniel pamit pergi pada Haoyang. “aku pergi dulu”

Daniel melangkah pergi meninggalkan ruangan Haoyang. Malam ini dia akan kembali ke Indonesia. Hal pertama yang akan dilakukannya adalah menemui Arunika. Melihat wajah yang sudah sangat ia rindukan. Selain karena rencana tarik ulurnya pada Arunika, pekerjaannya selama di Shanghai membuat Daniel sangat sibuk. Membuat ia tidak bisa dengan leluasa menghubungi Arunika.

Arunika, tunggu aku

***

Next, [18]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang