[40]

459 23 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Arunika mengerjapkan kedua matanya. Menyesuaikan dengan kondisi cahaya yang ada di hadapannya saat ini. Arunika bangkit sembari meringis pelan. Semua badannya terasa sangat sakit. Arunika melangkah pelan masuk ke dalam kamar mandi yang ada di kamar itu. Dia melihat ke cermin besar yang ada di sana. Kedua matanya mendadak melotot nyaris hendak keluar dari rongga matanya. Apa yang sudah terjadi dengannya. Sial.

"DANIEL!"

Merasa kelewat kesal, Arunika berjalan cepat keluar kamar mencari keberadaan Daniel. Oh, dia menemukannya. Daniel tengah memasak di dapur. Arunika mengampiri Daniel dengan wajah penuh emosi.

"kamu yang gantiin baju aku?" tanya Arunika tidak sabar.

Melihat kedatangan Arunika, Daniel tersenyum lebar menyapa pujaan hatinya itu. Meski baru bangun tidur Daniel merasa Arunika tetap cantik. Dia bahkan tidak mempermasalahkan rambut singa Arunika yang belum sempat disisirnya tadi. Daniel mengangguk santai sebagai jawaban atas pertanyaan Arunika beberapa detik yang lalu. Namun sayang, jawaban itu malah membuat Arunika menjadi semakin berang.

"DANIEL! ARE YOU CRAZY?  DO YOU CHANGE MY CLOTHES? "

Daniel mengangguk lagi. Tidak ada rasa bersalah sedikit pun di wajahnya. Dia pikir itu bukan masalah besar. Lagipula baju Arunika sangat kotor tadi malam. Tidak mungkin Daniel membiakan Arunika tidur dengan baju kotor seperti itu. Alhasil, karena tidak ada wanita lain di rumah ini, maka Daniel lah yang menggantikan baju Arunika.

Dengan terpaksa.

Tidak ambil pusing dengan kekesalan Arunika pagi ini, Daniel dengan santainya meletakkan sarapan yang baru saja dia buat di atas meja makan. Lalu dia mendudukkan Arunika yang masih kesal di salah satu kursi di sana. Daniel menyuruh Arunika makan dengan gerakan kepala.

"I'm sorry. This is the reason I ordered them to take care of you " ujar Daniel setelah cukup lama mereka terdiam.

Arunika diam. Sedari tadi dia belum menyentuh sarapan yang baru saja dibuat Daniel. Entah kenapa ada perasaan mengganjal di hatinya. Dia hanya membolak balikkan makanan yang ada di piring. Tetapi perkataan yang baru saja Daniel katakan membuat Arunika semakin enggan makan. Bahkan Arunika tidak bereaksi apapun. Dia tidak tau harus mengatakan apa sebagai respon pada Daniel.

"I'm not a good guy, Aru. I'm not " cicit Daniel yang sukses membuat Arunika menaruh perhatian kepadanya.

Arunika meletakkan sendok yang dipegangnya ke atas piring. Dia menatap Daniel lurus. Menunggu hal selanjutnya yang akan disampaikan Daniel. Arunika memutuskan untuk mendengarkan Daniel dengan serius kali ini.

"ayahku seorang pebisnis ilegal. Dia menjual berbagai macam hal, mulai dari senjata, barang, informasi, bahkan narkoba. Dia melakukan semua hal itu di Shanghai. Kemudian ayah menikah dengan Ibu yang asli Indonesia. Setelah menikah, mereka memutuskan untuk menetap di Shanghai. Tidak lama kemudian, aku datang. Aku lahir dan besar di dunia gelap seperti itu"

Daniel berhenti. Dia mengambil jeda beberapa saat.

"kehidupan kami bahagia meski hidup di dunia gelap seperti itu. Hingga satu waktu, ayahku dikhianati oleh temannya sendiri. Lin Zhicun. Iblis itu membunuh kedua orang tuaku di hadapan aku sendiri. Usiaku baru tujuh belas tahun saat itu. Iblis itu hanya menginginkan semua hal yang ayah miliki, tapi entah kenapa dia harus membunuh mereka"

Daniel menunduk. Kenangan menyakitkan itu selalu berhasil membuatnya lemah. Dia tidak bisa menghilangkan bayangan bagaimana kedua orangtuanya meninggal. Kedua orang tuanya yang ditembak tepat di hadapan Daniel.

"iblis itu mengambil semua yang orangtuaku miliki. Harta, bisnis, tahta, semuanya. Bahkan nyawa orangtuaku pun dia ambil. Setelah puas melukai fisik dan batinku, dia membuangku di tempat antah berantah. Semua perlakuan iblis itu membuat dendam di dalam hatiku terus menumpuk. Aku memutuskan untuk kembali membangun apa yang sudah ayah abdikan disepanjang hidupnya. Aku tau itu terlarang, tapi aku sudah terlalu jauh berada di dalam dunia itu. Dunia gelap itu sudah mendarah daging dalam tubuhku. Tapi tidak seperti ayah, aku tidak menjual narkoba. Aku membencinya meski bisa menghasilkan banyak uang dari sana"

Daniel memandang Arunika dalam. Tidak ada ekspresi di raut wajah Arunika. Hanya datar. Arunika hanya berkonsentrasi mendengarkan kisahnya tanpa ingin menghakimi.

"sampai sekarang aku masih menjalankan bisnis gelap itu. Aku mengkamuflasekannya menjadi sebuah bar. Hanya orang tertentu saja yang tau di sana bisa berjudi dan bertransaksi ilegal. Basement bar menjadi titik lokasi utama"

Arunika kemudian teringat sesuatu. Itulah sebabnya kenapa di Lomi ada basement. Mereka sudah terbiasa melakukan semua hal di basement. Tempat tersembunyi yang tidak akan diketahui oleh orang lain.

"dan semua hal buruk yang terjadi padamu itu ulah iblis itu. Maafkan aku. Seharusnya aku tidak membawamu masuk ke dalam duniaku yang kejam. Maafkan aku"

Arunika mengambil ponsel yang ada di saku piyamanya. Ibu jarinya sibuk mencari sesuatu di sana. Beberapa pesan singkat dari orang tak dikenal yang diterima Arunika beberapa waktu lalu. Setelah menemukan pesan itu, Arunika menyodorkan ponsel miliknya pada Daniel. Menyuruh Daniel untuk melihat isi pesan itu dengan gerakan mata.

"kenapa kamu enggak bilang ke aku?"

Arunika tersenyum. "aku pernah bilang kan kalau aku akan menunggu kamu"

Kini Daniel mengerti kenapa Arunika terlihat seperti mengetahui sesuatu tentang dirinya. Daniel akhirnya mengerti kenapa Arunika bilang akan menunggunya untuk bercerita. Arunika tidak memaksa Daniel selama ini, dia menunggunya. Daniel sangat berterima kasih pada Arunika yang seperti itu. Arunika benar-benar menunggu Daniel meski ia tau rasa penasaran Arunika sangat besar.

Daniel menggenggam tangan Arunika yang ada di atas meja. "aku mohon kamu tinggal sama aku, di rumah ini"

Arunika menggeleng. "aku enggak mau. Masa iya kita tinggal satu rumah. Aku enggak mau"

Perdebatan panjang kembali muncul di permukaan. Sepertinya Daniel dan Arunika tidak pernah puas untuk berdebat. Selalu saja ada hal yang membuat mereka berdebat. Tapi inilah yang membuat mereka menjadi semakin dekat. Menjadi saling mengerti satu sama lain.

"okay, kalau gitu hari ini aja. Kamu tinggal di rumah aku hari ini aja. Aku enggak terima penolakan" ujar Daniel tegas. "cepat habiskan makanan kamu. Kita ke rumah sakit setelah ini"

"enggak masalah. Tapi besok aku mau kuliah, dan aku enggak nerima penolakan"

Mendengar hal itu lantas membuat Daniel menatap tajam kepada Arunika. Arunika yang mendapat tatapan seperti itu tersenyum senang. Dia tau Daniel khawatir padanya. Tapi tinggal satu rumah dengan Daniel, dia rasa tidak. Arunika tidak merasa siap dengan kinerja jantungnya yang pasti akan selalu menjadi tidak karuan saat berada di dekat Daniel.

***

Daniel baru saja selesai mengantarkan Arunika yang tetap memaksa untuk berangkat kuliah hari ini. Setelah mengantarkan Arunika, Daniel segera melaju menuju Lomi. Ada tamu penting yang harus dia temui di sana. Kedua kaki Daniel berjalan tergesa menuju basement Lomi. Hari ini Daniel memerintahkan untuk menutup Lomi. Bertemu dengan tamu ini lebih penting daripada itu.

Daniel menghampiri seorang pria yang babak belur ia hajar kemarin. Sebuah tali mengikat kencang seluruh badannya. Daniel menarik baju orang itu. Senyum miring tercetak jelas di wajah tampan Daniel. Benar dugaannya. Ada tato ular di dada pria itu. Simbol kelompok yang dipimpin Lin Zhicun. Orang itu adalah anak buah Lin Zhicun. Iblis yang harus ia musnahkan sekarang juga.

"suruh mereka bersiap. Kita akan melakukan operasi minggu depan" bisik Daniel pada Yifan yang berdiri di sebelahnya.

***

Next, [41]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang