[56]

411 22 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Arunika tersentak bangun dari tidur lelapnya membuat Daniel yang ada di sebelahnya spontan mendekati Arunika. Daniel bertanya apa Arunika bermimpi buruk. Arunika mengiyakan. Semua kejadian kemarin terputar lagi di dalam mimpi tadi.

Daniel merengkuh Arunika dalam pelukan. Menenangkan Arunika yang terlihat sangat terkejut. Daniel mengusap punggung Arunika perlahan. Menyalurkan ketenangan yang dimilikinya.

“kamu tidak usah khawatir. Semuanya sudah selesai. Benar-benar selesai”

Arunika melepaskan pelukan mereka. Dia menatap Daniel dalam. “terima kasih udah nyelamatin aku. Kalau kamu enggak dateng, mungkin aku udah tinggal nama sekarang”

Daniel menggeleng. “seharusnya aku yang berterima kasih. Terima kasih sudah bertahan selama itu. Sekali lagi aku minta maaf karena membuat kamu dalam bahaya seperti ini, kamu pasti sangat ketakutan kemarin”

Arunika tersenyum. “aku memang ketakutan kemarin. Tapi kamu tau apa yang bikin aku kuat? Kamu. Kamu Daniel. Setiap kali aku mau nyerah, aku selalu mikirin kamu. Aku yakin kamu pasti akan datang nyelamatin aku”

“Aru, setelah kejadian ini aku tidak akan melarang kamu jika kamu memilih mundur dari hubungan kita. Aku akan mengerti itu” bisik Daniel pelan.

Arunika memukul kepala Daniel keras. Membuat Daniel mengaduh kesakitan. “biar otak kamu jalan lagi. Kamu itu kalau ngomong suka enggak dipikir ya. Itu otaknya kasian kalau enggak digunain. Kamu pikir aku bakalan mundur cuma karena ini?”

Arunika menatap Daniel intens. “kalau aku mau mundur, seharusnya udah dari awal aku lakuin. Aku enggak peduli kamu itu siapa, apa yang kamu lakukan, aku enggak peduli. Yang aku mau itu cuma kamu. Aku juga enggak masalah kalau kamu mau terus melakukan pekerjaan ini. Selama kamu ada di samping aku, aku enggak masalah. Karena aku tau, kamu akan ada melindungi aku kapan pun itu dan dimana pun itu”

Daniel menatap Arunika tidak percaya.

“Wǒ ài nǐ” cicit Arunika pelan.
(Aku Mencintaimu)

Daniel terkekeh mendengar pengakuan cinta Arunika. Dia mengacak rambut Arunika gemas. Kemudian berbisik di telinga Arunika

“Wǒ ài nǐ, Arunika”

Arunika dan Daniel tertawa bahagia setelah menyatakan cinta satu sama lain. Mungkin memang ini takdir yang sudah diberikan Tuhan kepada mereka. Meski tidak mudah, mereka tetap akan menjalani ini bersama. Dua orang akan lebih baik daripada satu orang.

Arunika tersadar sesuatu. “Ayah Bunda?”

“kamu jangan khawatir, sebelum aku berangkat ke sini aku sudah memerintahkan Shù untuk menjaga mereka” Daniel menyerahkan ponsel miliknya pada Arunika. “mau video call dengan mereka?”

Arunika mengangguk antusias. Dia melakukan panggilan video dengan kedua orang tuanya. Cukup lama mereka berbincang. Hingga kedatangan Haoyang memaksa Arunika menghentikan kegiatannya itu. Setelah mematikan telfon, Arunika menyerahkan kembali ponsel Daniel kepada pemiliknya.

Haoyang datang untuk pemeriksaan rutin Arunika. Selama pemeriksaan, Arunika tidak melepaskan pandangannya dari wajah tampan Haoyang.

Hi, I'm Xu Haoyang. This crazy guy’s friend

Haoyang mengangkat tangannya ke udara berniat menjabat tangan Arunika. Melihat hal itu lantas membuat Daniel menepis tangan Haoyang cepat. Dia tau sedari tadi Arunika memandang kagum wajah Haoyang.

Arunika menatap marah Daniel yang menepis tangan Haoyang. “I’m so sorry. He is truely crazy. I’m Arunika, nice to see you

Daniel menyuruh Haoyang pergi dengan gerakan tangan. Haoyang menatap Daniel kesal merasa diusir. Haoyang pamit pada Arunika dan mencibir pada Daniel. Dia berjalan keluar dari ruangan super besar yang ditempati Arunika.

“aku enggak tau kalau kamu punya teman yang seganteng itu” seru Arunika senang.

Daniel menatap Arunika tidak percaya. Bisa-bisanya dia memuji pria lain dia depannya. “aku jauh lebih mempesona daripada dia”

Arunika terkekeh melihat Daniel yang cemburu. Arunika turun dari ranjang yang ditempatinya. Dia duduk di sofa yang ada di dekat jendela. Arunika melihat pemandangan di luar yang hampir tertutup salju.

“jadi kita benar-benar ada di China sekarang? Waw”

Daniel duduk di sebelah Arunika. Dia mengikuti arah pandang Arunika yang terkagum melihat hamparan salju di luar.

“aku boleh jalan-jalan keluar, enggak? Aku bosen banget di sini”

“saat kamu sudah diperbolehkan pulang, kita akan jalan-jalan”

Arunika menggeleng. “aku udah sembuh. Ayo keluar sekarang”

“tidak” tegas Daniel melarang Arunika yang hendak pergi.

“aku sudah sembuh Daniel. Lihat, ini hanya luka kecil” seru Arunika tidak mau kalah.

Daniel menggeleng. “tidak ada bantahan, Arunika”

Perdebatan antara Daniel dan Arunika kembali mencuat ke permukaan. Perdebatan yang sepertinya sudah lama tidak mereka rasakan. Perdebatan yang terkadang membuat mereka saling egois satu sama lain. Namun pada akhirnya, mereka akan saling mengerti.

***

Next, [57]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang