[47]

336 21 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

“Saya rasa sebaiknya kamu tidak menjalin hubungan dengan anak saya. Saya yakin kamu pasti mengerti alasan saya” ucap Ayah Sudarso akhirnya.

Daniel jelas mengerti apa yang ada di pikiran Ayah Sudarso. Dirinya terlalu berbahaya untuk menjalin hubungan dengan Arunika. Selama menjalin hubungan dengannya pun Arunika sudah berulang kali terluka. Daniel jelas mengerti ketakutan Ayah Sudarso.

“Ayah, kenapa ayah enggak setuju. Enggak, pokoknya Aru mau sama Daniel” teriak Arunika keluar dari persembunyiannya bersama Bunda Izza. Dia memeluk lengan Daniel erat tidak ingin dipisahkan dari pria itu.

“Arunika” sergah Ayah Sudarso.

“Ayah, Aru enggak masalah sama latar belakang Daniel. Lagipula dia akan berhenti dari dunia itu. Kalau pun dia tetap ada di dunia itu, Aru enggak masalah. Ayah Aru mohon, enggak kayak ini caranya”

Arunika menangis. Dia mengeratkan pelukannya pada lengan Daniel. Arunika benar-benar tidak ingin dipisahkan dari Daniel. Arunika tidak menyangka niatnya mempertemukan Daniel dengan kedua orangtuanya berakhir seperti ini.

Daniel menggenggam tangan Arunika. “Hei, dengarkan aku. Kamu boleh teriak sama aku. Tapi jangan teriak sama Ayah kamu. Kamu tau kan itu tidak benar. Satu lagi, kamu boleh bantah semua omongan aku. Tapi kamu tau kan kamu tidak boleh membantah Ayah”

Daniel tersenyum. “jangan takut. Jika kita memang berjodoh, semesta akan membantu kita” bisiknya pelan.

Daniel memandang wajah Ayah Sudarso dengan lapang dada. “Saya menghargai keputusan Bapak. Kalau begitu saya pamit dulu Pak”

Daniel berlalu pergi meninggalkan rumah Arunika. Arunika yang tidak rela dengan kepergian Daniel berlari cepat menyusul pria itu. Arunika memeluk Daniel, mencegahnya untuk pergi. Dia menangis sesenggukan di dada bidang Daniel.

“jangan menangis. Kalau seperti ini aku tidak bisa meninggalkanmu” ujar Daniel menghapus air mata Arunika.

“me.. hiks mang itu.. hiks tujuan aku.. hiks” seru Arunika terbata-bata.

“kamu harus bantu aku meyakinkan ayah kamu, sehingga dia bisa menyetujui hubungan kita”

Arunika menggigit bibir dalamnya ragu. “iya, kamu benar. Tapi keputusan ayah sulit digoyahkan. Aku enggak tau apa aki bisa meyakinkan Ayah”

Daniel mengelus kepala Arunika. “aku yakin kamu bisa. Aku juga akan berjuang bersamamu. Kalau gitu aku pergi dulu”

Arunika mengambil kunci mobil di tangan Daniel. Dia memanggil Yifan yang berada di dalam mobil yang terparkir di depan rumah Arunika. Seperti biasa, Daniel membawa Shù bersamanya.

Arunika memberikan kunci mobil itu pada Yifan. “Ray, aku minta tolong kamu yang nyetir ya”

Arunika tau Daniel juga lelah setelah seharian ini mereka menghabiskan seluruh energi yang mereka punya. Jadi ia menyuruh Yifan yang sedari tadi duduk di kursi penumpang untuk menyupiri Daniel. Akan lebih aman seperti itu. Dan itu akan membuat pikirannya tenang. Tidak mengkhawatirkan Daniel.

“Aku akan menyuruh dua Shù berjaga di sini” ujar Daniel.

Arunika menolak. “enggak. Malu tau dilihat tetangga nanti. Suruh mereka pulang aja sama kamu”

“Aru” mohon Daniel.

“Kamu takut dia akan berbuat jahat padaku? Tenang saja, jimat ini akan melindungiku” kata Arunika menunjuk kalung kaktus di lehernya.

Daniel tertawa. Dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Arunika. Daniel merogoh saku jaket lalu memberikan sebuah lipstick pada Arunika. Arunika menerima lipstick itu. Raut terkejut terpampang jelas di wajahnya saat ia membuka lipstick itu. Ternyata ini bukan  lipstick biasa. Ini adalah sebuah pisau mini yang berkamuflase menjadi sebuah lipstick.

“waw, aku enggak tau kamu punya barang ajaib kayak gini” takjub Arunika melihat benda pemberian Daniel.

“selalu bawa itu saat kamu pergi” titah Daniel.

Arunika lantas mengarahkan tangan kanannya ke alis. Memberi sebuah hormat pada Daniel. “siap laksanakan komandan”

Daniel tertawa pelan melihat Arunika yang sudah tidak lagi bersedih. Dia mengelus puncak kepala Arunika sayang.

“kalau gitu aku pergi dulu”

Arunika mengangguk. “bye. Ray, hati-hati. Jangan sampai Bos kamu terluka. Kalau sampai dia lecet sedikit aja, kamu tunggu aja pembalasan aku. Bakalan aku balas sampai ke akhirat”

Setelahnya mobil Daniel mulai mejauh dari kawasan rumah Ayah Sudarso. Meninggalkan Arunika yang berdiri seorang diri di halaman rumah. Cukup lama memandang jalanan kosong, Arunika akhirnya memutuskan untuk masuk ke dalam rumah dengan perasaan yang tidak menentu.

***

Next, [48]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang