[25]

565 26 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Mentari menyapa makhluk bumi dengan sinarnya. Membuat siapa saja yang melihat itu tau jika hari sudah kembali pagi. Rutinitas yang biasa mereka lakukan juga harus segera dimulai.

Arunika mengambil tote bag yang ada di atas kasur. Ia berjalan keluar dari kamar kos. Sambil berjalan ia mencari kontak Daniel, hendak menelfon pria itu.

“Halo, kamu di mana?”

Di seberang telfon Daniel tersenyum lebar. Akhirnya Arunika tidak lagi memanggilnya dengan sebutan ‘Om’. Suatu pencapaian luar biasa yang ia dapat selama di sini.

di depan kamu

Arunika membuka pagar kos. Ia tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya yang berjejer rapi. Rupanya Daniel sudah berdiri di samping mobil menunggu Arunika.

Daniel membukakan pintu mobil untuk Arunika yang dibalas Arunika dengan berdecak kesal. Bukannya senang, dia malah malu kalau diperlakukan seperti ini. Apalagi kalau sampai dilihat orang-orang.

next time, jangan bukain aku pintu mobil lagi. Aku bisa sendiri” ujar Arunika.

Daniel yang tengah menyetir menoleh pada Arunika. “why? Isn't that what women like?

“itu mereka, bukan aku. Aku enggak suka. Malu tau kalau dilihatin sama orang-orang”

Daniel mengelus rambut Arunika pelan. Ada-ada saja gadis pujaan hatinya ini. Benar-benar tidak bisa ditebak. “okay, aku enggak akan ngelakuin hal itu lagi. Oh iya, ini”

Daniel mengambil sebuah kotak bekal dari kursi belakang. Lalu memberikannya pada Arunika. “biar aku tebak, kamu pasti belum sarapan kan. Nih makan dulu”

Arunika tersenyum. Dia memang belum sarapan. Mana sempat dia memikirkan itu jika ada kelas pagi. Biasanya dia akan sarapan setelah kelas pagi selesai.

“terimakasih” kata Arunika pelan. Dia tidak menyangka Daniel akan membawakannya sarapan seperti ini.

Arunika membuka kotak bekal itu. Ternyata Daniel membuatkannya dimsum. Arunika mencoba memakan satu dimsum. Matanya membelalak kaget saat mengetahui isi dimsum. Rupanya Daniel mengisi dimsum ini dengan campuran nasi, daging cincang, dan sayur.

“kamu masukin nasi ke sini? Kenapa?” tanya Arunika. Dia terkekeh terheran-heran dengan menu sarapa yang dibuat oleh Daniel.

“selera orang Indonesia. Enggak nikmat kalau enggak pake nasi”

Arunika mengangguk setuju. Yang dikatakan Daniel memang benar. Bagi orang Indonesia kebanyakan, sepertinya kurang lengkap rasanya jika makan tidak pakai nasi. Seperti ada yang kurang.

“enak?” tanya Daniel meski ia sudah tau jawabannya.

Arunika memandang Daniel. Dia mengangkat dua jempol ke udara dengan mulut gembung penuh makanan. Melihat itu membuat hati Daniel senang bukan main. Arunika terlihat sangat lucu saat melakukan itu.

Daniel mengelus kepala Arunika lagi. “makan yang banyak”

Tidak terasa mobil Daniel sudah memasuki area kampus. Arunika juga telah menghabiskan sarapan buatan Daniel. Arunika mengambil cermin dari dalam tote bag putihnya. Dia ingin melihat penampilan setelah sarapan. Merasa masih baik-baik saja, Arunika memasukkan kembali cermin itu ke dalam tote bag.

Daniel yang masih fokus mengemudi melihat itu semua. Itu tersenyum kecil melihat kelakuan Arunika. Gadis itu apa adanya. Tidak merasa harus menjaga imej di depan Daniel.
Daniel memberhentikan mobil di salah satu gedung kuliah bersama di kampus Arunika.

“selesai kuliah jam berapa?” tanya Daniel.

“jam enam, hari ini aku full ” balas Arunika.

Daniel mengangguk. “nanti aku jemput”

Arunika membentuk simbol ‘okay’ dengan tangan kanannya. Ia turun dari mobil setelah mengucapkan terimakasih atas tumpangan dan sarapan yang diberikan Daniel padanya pagi ini. Saat turun dari mobil sudah ada Elisa yang menunggu Arunika dengan wajah penasaran. Ternyata Elisa melihat semuanya.

“aku enggak mau tau ya, pokoknya kamu harus ceritain apa yang udah terjadi sama kamu dan Mas ganteng itu” bisik Elisa dengan nada penuh ancaman.

Arunika yang mendengar hanya bisa terkekeh. Kalau sudah seperti ini mau tidak mau dia harus menceritakan apa yang sudah terjadi dengannya dan Daniel.

Arunika tersenyum lebar. Sungguh hari yang menyenangkan menurutnya. Tidak menyangka dia akan bersama Daniel sekarang. Menjalin kasih dengan orang yang sangat ia hindari kemarin. Arunika berdoa, semoga dia dan Daniel memang ditakdirkan untuk bersama. Meski dia tidak tau apa yang akan terjadi ke depannya. Meski dia belum tau Daniel itu apa dan siapa. Satu yang pasti, perasaannya kepada Daniel itu nyata.

***

Next, [26]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang