[6]

941 44 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Daniel duduk di salah satu kursi yang tersedia di Lomi. Ia menyesap ice espresso sambil memainkan tablet hitam miliknya. Daniel tengah melihat laporan yang dikirimkan Sun Xiang kepadanya pagi ini. Ada dua laporan di sana. Laporan mengenai XY Bar dan laporan mengenai usahanya yang lain.

“apa kita jadi bertransaksi dengan Wu Laoshi malam ini?”

“ya Dàgē”

“tetap awasi Bar, Wu Laoshi pelanggan yang sangat penting untuk kita” titah Daniel.

“baik Dàgē”

Yifan sedikit membuka mulutnya seolah akan mengatakan sesuatu, namun ia urungkan niatnya itu. Yifan malah menyesap ice latte yang ada di atas meja sebagai pengalihan.

“katakan saja”

Yifan menarik sudut bibirnya ke atas. Daniel memang sangat peka dengan keadaan sekitar. Yifan sedikit mencondongkan badannya ke arah Daniel. Dia tidam ingin siapapun bisa mendengar percakapan mereka ini.

“hm.. Dàgē, bagaimana dengan rencana balas dendammu?”

Daniel menarik salah satu sudut bibirnya ke atas. Ia mendengus mendengar pertanyaan Yifan.

“Apa menurutmu aku akan menunda rencana itu?”

Yifan menggeleng. Dia tau betul seberapa penting rencana balas dendam itu untuk Daniel. Dia sudah menantikan ini sejak lama. Sejak peristiwa paling tragis dalam hidupnya itu terjadi. Peristiwa yang sempat ingin membuatnya mengakhiri hidup. Peristiwa kelam di masa lalu akibat keserakahan seorang iblis berwajah manusia.

“kalau begitu aku punya pekerjaan penting untukmu”

Qiao Yifan adalah orang yang paling dipercaya Daniel. Asisten sekaligus tangan kanan yang sangat ia percayai. Yifan juga sudah seperti adiknya sendiri. Orang yang bersama Daniel sejak awal ia kembali bangkit. Orang yang akan mendukung Daniel dan orang yang akan melindungi Daniel apapun yang terjadi. Orang yang rela menyerahkan nyawanya demi kelangsungan hidup Daniel.

Yifan mengangguk setelah mendengar perintah yang diberikan Daniel padanya.

“siapa yang akan Dàgē telfon?” tanya Yifan saat melihat Daniel mengarahkan ponsel ke telinga.

“calon istriku”

Yifan mendengus sebal mendengar jawaban Daniel. Daniel benar-benar sudah tidak waras jika berurusan dengan Arunika. Seorang Daniel Wang yang terkenal sangat hebat ini bisa menjadi gila seperti ini hanya demi Arunika. Entah sihir apa yang digunakan Arunika untuk memikat hati Daniel.

“Halo. Ini aku. Ya, benar, pria tampan di pantai waktu itu… Apa? Om-om bodoh yang enggak bisa buang sampah?... Oke whatever, kamu selesai kuliah jam berapa? Aku akan jemput kamu… tentu aja aku tau, aku ini orang yang luar biasa… Halo? Halo?”

Daniel menjauhkan telfon dari telinga. Arunika mengakhiri telfon sepihak. Daniel tertawa miris menyadari situasi yang terjadi. Tidak ada yang pernah berani menutup telfon padanya secara sepihak seperti ini, dan Arunika, gadis itu melakukan hal itu padanya. Di depannya Yifan tertawa merasa kasihan dengan bos nya. Dia benar-benar sudah kehilangan harga diri saat ini. Jika Daniel dan Arunika memang berjodoh, ia tidak bisa membayangkan akan seperti apa hubungan yang mereka jalani.

Daniel bangkit dari duduknya. Ia memasukkan ponsel ke dalam saku jaket. Kemudian berjalan pergi meninggalkan Yifan sambil menenteng tablet hitam yang tadi dipakainya. Saat akan keluar dari Lomi, seluruh Shù yang ada di sana menundukkan kepala mereka sebagai tanda hormat pada Daniel. Sedangkan Daniel hanya mengangguk sebagai balasan.

Yifan yang ditinggal pergi oleh Daniel beranjak menuju meja bar.

“Dàgē udah enggak waras”

Shù lain yang bisa mendengar dari alat komunikasi di telinga mereka tertawa mendengar hal tersebut. Benar, mereka tau alasan keberadaan mereka di sini. Para Shù itu adalah orang-orang terpilih. Setelah terpilih karena keahlian mereka dalam bertarung dan menembak, mereka diharuskan untuk menjadi ‘lokal’ dalam waktu empat belas hari. Mulai dari lancar berbahasa Indonesia hingga berperilaku seperti orang Indonesia pada umumnya. Jangan lupakan, mereka juga juga harus bisa menjadi bartender. Bagi mereka semua itu suatu kehormatan yang akan mereka jalani. Bisa mendampingi Daniel selama di Indonesia adalah suatu kebanggaan bagi mereka. Karena Daniel sudah mereka anggap sebagai panutan dalam segala hal di diri mereka masing-masing.

***

Next, [7]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang