[53]

343 18 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Arunika tertunduk lemas. Bibirnya mulai mengering. Dia benar-benar merasa lemah saat ini. Rasa haus sudah dia tahan sejak beberapa saat yang lalu. Lin Zhicun benar-benar kejam. Jangankan makanan, dia bahkan tidak memberikan setetes air pun pada Arunika.

Arunika mendengar suara langkah yang mendekat. Matanya membelalak kaget saat melihat orang di hadapannya. Dia adalah David. David datang bersama salah seorang anak buah Lin Zhicun.

“David? kamu kenapa bisa ada di sini? Tolong bantu aku lepasin rantai ini” ujar Arunika memohon.

David tertawa lebar. “kamu pikir aku akan menolongmu? Haha, dasar bodoh. Menurutmu kenapa kamu bisa sampai berada di sini?”

Arunika menatap David bingung. Apa maksud David. Kemarin ketika dia ke Mall, David mendatanginya saat dia sedang membeli minuman. Lalu dia membawakan minuman yang Arunika pesan. Setelah meminum itu, Arunika mulai merasa lemas dan mengantuk.

Tunggu dulu. Apa mungkin.. enggak mungkin. Mana mungkin David..

Arunika memandang David yang tertawa melihatnya kebingungan. David kemudian mengangguk senang saat melihat raut terkejut di wajah Arunika.

“ya, kamu benar. Aku pelakunya. Bagaimana? Aku hebat kan?”

Kurang ajar! Dasar brengsek!

Setelah tertawa puas di depan Arunika, David melenggang pergi meninggalkan Arunika sambil memberi kode pada orang belakangnya untuk menghampiri Arunika. Orang itu melepaskan rantai yang mengikat kedua tangan Arunika. Namun dia mengikat kedua tangan Arunika dengan tali sebagai gantinya. Kemudian orang itu menyeret Arunika keluar dari basement.

Arunika merasakan hawa dingin menyeruak saat keluar dari basement. Butiran salju mulai menutupi sebagian halaman rumah. Arunika melihat mobil yang ada di depannya. Sepertinya Lin Zhicun akan membawanya ke tempat lain. Arunika berpikir keras. Dia melihat situasi yang ada. Hanya ada tiga orang. Ini kesempatannya. Arunika harus memanfaatkan kesempatan ini.

Arunika menendang anak buah Lin Zhicun yang menyeretnya pergi. Arunika mencoba melawannya berkali-kali. Dia mengambil sesuatu dari dalam saku rok yang dikenakannya. Sebuah lipstick. Lipstick pemberian Daniel. Sekuat tenaga Arunika berusaha mengambil lipstick yang berada di saku rok yang ia pakai. Sebuah seringaian terbit saat Arunika berhasil mendapatkan lipstick itu.

Arunika menusuk pria yang sudah terjatuh tadi dengan pisau yang ada di tangannya berkali-kali hingga pria itu tidak lagi bisa melawannya. Dia melihat ke belakang, ada dua orang yang berlari mendekat ke arahnya. Arunika bersiap. Dia kembali mencoba melawan dua orang pria itu. Mengerahkan seluruh kekuatan yang tersisa pada dirinya.

Arunika menusuk mereka berkali-kali. Dia tidak perduli apakah mereka masih hidup atau sudah mati. Dia hanya ingin kabur dari sini sekarang juga. Arunika berlari sekuat tenaga menjauh dari rumah terkutuk ini.

Arunika berlari ditengah hawa dingin menyerang. Ini bulan Desember, dan di Shanghai sedang memasuki musim dingin. Sembari berlari, Arunika mencoba memotong tali yang mengikat tangannya dengan pisau kecil yang dia pegang. Berkali-kali Arunika meringis saat pisau itu menggores tangannya alih-alih memotong tali.

Arunika berlari sekencang mungkin. Tidak peduli dengan tubuhnya yang mulai menggigil kedinginan. Dia hanya mengenakan rok selutut dan baju kaos lengan pendek tanpa alas kaki. Baju yang sama yang dipakainya saat di Mall.

Arunika menoleh ke kanan dan kiri. Dia tidak tau harus kemana. Dia hanya berpikir untuk segera menjauh dari  mereka. Arunika berlari masuk ke dalam sebuah kawasan yang mirip sepertu hutan. Banyak pepohonan besar di sana. Arunika pikir rumah itu ada di kawasan perbukitan.

Arunika berulang kali tejatuh. Namun dia mencoba untuk bangkit kembali. Arunika tidak boleh tertangkap lagi kali ini. Jika itu sampai terjadi, tamat sudah hidupnya. Arunika berlindung di salah satu pohon besar yang ada di sana. Napasnya memburu tak beraturan. Dia sudah tidak sanggup berlari lagi. Semua tenaganya sudah menguap tak bersisa.

Arunika menguatkan diri kembali mencoba memotong ikatan di tangannya. Dia menghela napas lega saat ikatan itu benar-benar terlepas.
Baru beberapa saat Arunika mengambil napas, sebuah tangan kekar melingkari lehernya. Mengurung Arunika dengan lengan atasnya yang besar. Orang itu menyeret Arunika pergi. Arunika memberontak. Dia tidak bisa bernapas akibat kungkungan orang itu.

Orang itu membanting Arunika ke tanah. Membuat Arunika meringis menahan sakit. Seseorang berjongkok di hadapan Arunika yang tersungkur. Siapa lagi kalau bukan Lin Zhicun. Lin Zhicun menerima pisau – lipstick – yang diserahkan David. Lalu dia menampar Arunika keras. Membuat Arunika kembali terjatuh ke tanah.

Wow, I don’t know Wang Zihao is this cool. He gave this to you” olok Lin Zhicun sembari memainkan jarinya di pisau itu.

***

Next, [54]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang