[35]

431 22 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Daniel keluar dari kamarnya yang ada di lantai dua. Dia memandang Arunika yang sudah berdiri tegak di rumahnya pagi-pagi begini. Dilihat dari raut wajahnya yang kesal, sepertinya Daniel tau alasan Arunika ke rumahnya pagi ini.

“hai, tumben kamu pagi-pagi ke sini” Daniel menyapa Arunika dengan senyum lebar.

Arunika mengulum bibirnya menahan kesal. Apa Daniel tidak tau hal gila apa yang sudah dilakukannya sejak kemarin malam.

“hai kamu bilang, hai? Kamu tau hal gila apa yang udah kamu lakuin? Kamu pikir aku ini anak konglomerat? Aku ini selebriti? Kamu ngapain nyuruh bodyguard kamu untuk ngawasin aku? Bukan cuma satu, tapi kamu ngirim enam orang? Gila kamu. Benar-benar gila!”

Napas Arunika memburu tak beraturan. Ia benar-benar kesal dengan ulah Daniel kali ini. Semenjak kejadian penyerempetan mobil Daniel, Daniel menyuruh dua orang Shù untuk menjaga Arunika. Daniel belum mencabut perintah itu sampai hari ini. Dan tadi malam Daniel justru menyuruh empat orang Shù lagi untuk menjaga Arunika.

“aku enggak punya pilihan” ujar Daniel seraya berjalan santai menuju breakfast bar. Dia menyeruput kopi yang baru selesai diseduhnya.

Arunika duduk di sebelah Daniel. “enggak bisa gini. Aku enggak mau bodyguard kamu ada di depan kos aku terus. Suruh mereka pergi sekarang juga”

“untungnya apa di aku kalau aku nyuruh mereka pergi? Aku malah dirugikan”

Arunika melongo mendengar jawaban mengesalkan Daniel. Daniel selalu saja menginginkan win-win solution. Tidak bisa seperti ini. Dia tidak boleh kalah dari Daniel. Arunika berpikir cepat mencari solusi yang bisa ia gunakan dalam situasi ini. Dia harus menang apa pun yang terjadi.

Arunika bangkit dari duduknya. Dia mengecup Daniel singkat tepat di pipi pria itu. Selama berpacaran dengan Daniel mereka baru beberapa kali berciuman. Itu pun selalu Daniel yang memulai duluan. Arunika sepertinya baru dua kali memberikan kecupan singkat kepada Daniel. Saat di kebun kaktus kemarin, dan saat ini.
Daniel tersenyum lebar mendapatkan kecupan dari Arunika. Kemudian dia tertawa.

looks like this isn't enough

Arunika mendengus sebal melihat reaksi Daniel. Usahanya sepertinya akan sia-sia. Arunika mulai mencium aroma kekalahan.

“ya udah, terserah kamu. Bye” pamit Arunika ketus.

Daniel tertawa melihat reaksi Arunika yang sudah di luar kepala. Jika sudah seperti ini, jiwa kekanakkan Arunika akan muncul. Dia akan ngambek dan mengabaikan Daniel selama berhari-hari.

okay, aku setuju. Tapi kamu harus datang ke rumah aku selesai kuliah. Kita akan melakukan sesuatu yang menyenangkan”

Daniel tersenyum misterius. Membuat Arunika bergidik ngeri melihatnya. Hal aneh apalagi yang ada di dalam otak Daniel kali ini. Entahlah. Arunika sama sekali tidak bisa menebak jalan pikiran Daniel.

***

Next, [36]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang