[26]

506 23 0
                                    

______________________________________

HAPPY READING
JANGAN LUPA TOMBOL ☆ NYA
______________________________________

🌻🌻🌻

Hari Minggu tiba. Hari yang biasanya menjadi hari yang dinanti-nanti oleh banyak pasangan. Hari yang akan menjadi sangat panjang untuk mereka. Hari yang akan mereka gunakan untuk saling mengenal lebih dekat lagi satu sama lain. Hari minggu ini pun akan menjadi hari yang sangat panjang bagi Daniel dan Arunika. Mereka akan berkencan hari ini sesuai permintaan Arunika.

Arunika keluar dari kamar mandi. Dia mengenakan celana jeans dipadukan dengan kaos merah muda sebagai inner dan white denim jacket sebagai outer. Arunika mendudukkan dirinya di kursi kecil yang ada di depan cermin.

Arunika meraih ponsel yang ada di atas kasur. Dia menyalakan musik dari salah satu aplikasi. Arunika mulai memainkan peralatan make up miliknya. Bermaksud merias diri untuk menambah kesempurnaan penampilannya hari ini.

Arunika menggoyangkan badan mengikuti irama lagu yang diputar. Mungkin ini salah satu alasan kenapa wanita itu memakan banyak waktu saat merias diri. Merias diri merupakan pekerjaan serius. Apalagi saat menggambar alis. Penuh rintangan dan perjuangan.

Arunika mengatupkan kedua bibirnya saat selesai mengaplikasikan lip cream yang menjadi andalannya ini. Arunika bangkit, dia mematut dirinya di depan cermin. Melihat sekali lagi penampilannya hari ini. Mencari celah kesalahan yang mungkin saja bisa terjadi.

Saat tengah mematut diri di depan cermin, ponsel Arunika bergetar. Ada notifikasi pesan masuk di sana. Raut wajah Arunika menjadi gelisah saat melihat nomor yang tertera di layar ponsel. Nomor ini lagi. Nomor yang sama yang mengirimi Arunika pesan beberapa hari yang lalu.

Arunika membuka pesan itu dengan hati resah. Lagi. Orang tak dikenal itu mengiriminya sebuah foto. Foto orang yang saat ini menjadi variabel baru dalam kisah hidupnya.

Arunika memperhatikan foto itu dengan seksama. Di foto itu Daniel tengah memegang sebuah pistol dengan bercak darah menghiasi wajah bagian kirinya. Kemarin orang itu mengiriminya foto Daniel yang sedang berdiri di depan sebuah peti yang penuh dengan senjata. Di kedua foto itu Daniel terlihat sangat berbeda. Dia terlihat sangat menakutkan. Tatapannya tajam seperti singa yang sedang mencari mangsa.

Arunika menghela napas pelan. Apalagi ini. Apa maksud pesan yang dikirimkan padanya ini. Ada apa dengan Daniel. Siapa sebenarnya Daniel. Bukankah dia hanya pemilik coffee shop? Pemilik Lomi?

Arunika membuang ponselnya sembarangan ke atas kasur. Otaknya tidak bisa berpikir sekarang. Mau bagaimana pun memikirkannya, Arunika tetap tidak tau maksud dan tujuan orang itu.

Arunika melihat ke samping, ponselnya kembali bergetar. Daniel menelfon rupanya.

“halo? Iya, aku udah siap. Okay, aku turun”

Arunika mematikan sambungan telfon. Ia mengambil crossbody bag miliknya dan memasukkan ponsel di dalam tas. Arunika mematut diri di depan cermin sekali lagi. Lalu dia tersenyum puas. Penampilannya hari ini sudah perfect.

Okay Arunika, enggak usah peduli dengan foto yang dikirim sama orang gila itu. Just enjoy your date.

***

Next, [27]

REVENGETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang