Misi 5

584 100 5
                                    

"Minnie bangun oi!"

Jennie mengacak-acak rambut Minnie yang tertidur di lantai dekat pintu. Dia menangis sepanjang malam hingga akhirnya tertidur.

"Hgnhh..." Minnie mengibaskan tangan Jennie.

"Bangun oi! Udah jam 10 lho. Anak gadis mana yang bangun jam 10 pagi?"

"5 menit lagi Jen, aku masih ngantuk,"

"No, no. Gak boleh. Kamu harus bangun sekarang, semuanya udah nungguin di bawah untuk sarapan,"

"Aku gak laper, mau tidur aja,"

"Minnie?"

Jisoo masuk ke dalam kamar, dia merasa Jennie dan Minnie datang terlalu lama, jadi dia menyusul.

"Lah? Kenapa tidur di lantai?" Tanya Jisoo, berjongkok di samping Jennie.

"Gak tau nih, tadi pas aku masuk dia lagi tengkurap kayak gini,"

"Min?"

Jisoo menarik wajah Minnie agar menghadapnya, tapi Minnie melawan dan menyembunyikan wajahnya dengan lengan. Jisoo dan Jennie saling menatap, apa yang terjadi pada Minnie?

Jisoo menutup pintu dan memutar kunci yang tertancap di lubang kunci. Dia mengisyaratkan kepada Jennie untuk menggendong paksa Minnie naik ke atas tempat tidur.

Minnie berusaha mempertahankan posisinya tapi Jennie jauh lebih kuat. Terlebih lagi, hati dan tubuhnya sangat lemah saat ini.

Jennie meletakkan tubuh Minnie di atas tempat tidur, Minnie masih saja menutup wajahnya dengan kedua lengan. Hal itu membuat Jennie menjadi tidak sabaran. Dia duduk di atas perut Minnie lalu menarik paksa tangan Minnie ke atas, menekannya di tempat tidur.

"E-eh?"

Jisoo dan Jennie tertegun melihat wajah Minnie. Mata bengkak dan sayu, wajah merah seperti tomat, aliran air mata yang mengering di pipinya.

"K-kamu kenapa?" Tanya Jennie.

Minnie memalingkan wajahnya ke samping, berusaha menghindari tatapan Jennie padanya. Dia terlalu rapuh saat ini, melihat kekhawatiran dalam mata Jennie cukup membuat dia menangis lagi.

"Jen lepasin dia dulu deh," pinta Jisoo, duduk di sisi tempat tidur.

"I-iya,"

Jennie menurut, turun dari perut Minnie dan duduk di sisi kanannya. Dia merapikan kaos Minnie yang tersingkap ke atas karena di duduki tadi.

Mereka bertiga diam, tidak ada sepatah kata pun yang terucap. Jisoo tidak mau menyudutkan Minnie dengan terlalu banyak pertanyaan saat ini.

"Kamu boleh nangis kalau memang masih mau,"

"Kita berdua ada di sini, nungguin kamu sampek ngerasa tenang," ucap Jisoo sambil memijit pelipisnya yang mulai terasa sakit lagi.

Ini bukan kali pertama Minnie mendengar Jisoo berkata seperti itu, ini juga bukan kali pertama Minnie menangis di hadapan kedua sahabatnya itu, tapi ini adalah kali pertama dia merasa sesakit hati itu.

"Sakit..."

"Di sini sakit banget,"

Minnie menepuk dadanya, air mata mulai mengalir deras dari matanya yang sembab.

"Sakit kenapa? Kamu sesak?" Tanya Jennie.

Minnie menggeleng.

"Jadi?"

Skip...

Keadaan di ruang makan sangat hening. Mereka semua makan dengan kepala tertunduk ke bawah, tidak berani menengadah apalagi melihat ke arah Minnie yang terus menerus menarik ingusnya.

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang