Minnie (1)

739 115 9
                                    

Minnie berbaring di atas tempat tidurnya, memandangi ear piece buatan Yuqi yang ada dalam genggamannya. Dia memutar-mutar benda itu, menelisik tiap bagiannya.

"Jadi, kalian bisa membatasi siapa yang akan mendengar ucapan kalian dengan mengucapkan nama yang dituju,"

Ucapan Yuqi terngiang di telinga nya. Itu berarti dia bisa berkomunikasi dengan Miyeon yang mungkin sedang terlelap di kamar lantai dua.

Ya, setelah menyelesaikan kasus, OSIS dan Idle-X memutuskan untuk menginap di rumah Minnie. Selain karena rumah itu cukup luas dan memiliki 4 kamar, alasan lain adalah karena Minnie memang tinggal sendirian.

"Hhhhh...."

Minnie menghela napas panjang. Dia meletakkan ear piece nya di atas meja di samping tempat tidur.

"Aku gak pernah mengira kalau aku akan menyukai gadis itu sebesar ini,"

"Jisoo, ini semua salah mu," gumam Minnie pada dirinya sendiri.

Flashback

"Kakak! Kemana kakak akan pergi? Jangan tinggalkan aku,"

Ucap seorang gadis, menahan koper yang di bawa gadis lain yang dia panggil kakak.

"Minnie Nicha Yontararak, mulai sekarang jangan panggil aku kakak lagi. Aku sudah menanggalkan marga Yontararak itu dari namaku,"

"S-sejak kapan? Kenapa aku belum mendengar hal ini?"

"Tentu saja kamu tidak akan mendengarnya, bahkan menyebut nama ku di rumah ini akan menjadi sebuah dosa,"

Minnie mengerinyitkan dahi, dia berusaha mencerna perkataan kakaknya.

"Maafkan aku dek, aku benar-benar minta maaf padamu,"

Minnie melihat air mata mulai bercucuran di pipi kakaknya. Dia segera mengambil sapu tangan dengan bordir MNY di sudut kanannya, lalu mengelap air mata kakaknya.

"Setelah kepergian ku, hidupmu akan terasa seperti neraka,"

"Kamu akan dikekang dengan erat, tidak akan ada hari dimana kamu bisa bernapas dengan lega,"

Minnie mengambil kedua tangan kakaknya, dia meletakkan kedua telapak itu di pipinya lalu menutup matanya.

Minnie bisa merasakan betapa menyakitkan penderitaan yang sudah kedua tangan itu lewati, betapa berat beban yang harus digenggam setiap detiknya. Dia mengerti, dia sungguh mengerti.

Minnie sangat mengasihi kakaknya itu, dari kecil sosok Sorn Yontararak sudah menjadi role model bagi nya. Dia menyaksikan bagaimana seorang gadis kecil dilatih untuk bisa menggunakan berbagai jenis senjata. Terkadang tangan gadis itu terluka akibat pedang tajam yang ukurannya lebih panjang dari tinggi tubuhnya sendiri.

Dia mengerti, dia sungguh mengerti. Dia rela untuk menukarkan kebebasan yang selama ini dia terima untuk membebaskan kakaknya itu dari penderitaan yang dia terima selama ini. Dan sekaranglah saat nya.

"Baiklah Kak, pergilah dan nikmati kebebasan mu,"

"Jangan pernah menoleh ke belakang untuk melihatku, aku berjanji akan baik-baik saja,"

"Hiduplah dengan bahagia untukku,"

Minnie membuka matanya, sekali lagi dia melihat air mata membanjiri wajah kakaknya. Dia tersenyum kecil lalu melepaskan tangan kurus Sorn.

"Ayo kuantar sampai gerbang," ucap Minnie sambil mengambil alih koper Sorn.

Namun Sorn hanya diam di tempat, tidak bergerak sedikitpun.

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang