Soojin (4)

479 95 26
                                    

Suatu subuh yang dingin, sekitar pukul 4 pagi. Langit terlihat gelap dan mendung, sesekali terdengar suara jangkrik bersahutan di sisi barat dan timur. Seorang gadis kecil menggulung dirinya dalam buntalan selimut yang hangat, menghalau rasa dingin yang berusaha membelai kulitnya yang putih.

Napas gadis itu bergelombang tenang, matanya terpejam rapat dan damai. Terlihat senyum tipis tergurat di bibirnya yang mungil, sepertinya dia sedang berlayar dalam lautan mimpi yang indah.

Di kamar yang satunya, terletak di sebelah kamar si gadis kecil, seorang wanita juga tertidur pulas. Posisinya tidak jauh berbeda dari gadis kecil tadi. Jika diperhatikan maka wajah mereka berdua sangatlah mirip, hahaha tentu saja, dia adalah ibu dari anak kecil itu.

Tidur nyenyak Nyonya Seo harus sedikit terganggu dengan ketukan di pintu luar. Awalnya dia mengacuhkan suara itu, berpikir bahwa itu hanyalah bagian dari mimpi yang sedang dia arungi. Namun, lama-kelamaan suara ketukan itu terdengar semakin tidak sabaran, memaksa sang tuan rumah untuk menyambut tamu nya.

Nyonya Seo melirik jam yang tergantung diam di dinding tepat di hadapannya, memicingkan matanya yang masih terasa berat, mencari tau dimana letak jarum-jarum itu berada sekarang. 4.23.

Siapa gerangan datang bertamu sepagi ini? Apakah sangat penting hingga harus mengganggu istirahat nya?

Nyonya Seo turun malas dari tempat tidurnya, memakai sandal rumah yang tertata rapi di bawah tempat tidurnya. Merapikan rambut hitamnya yang berawalan dengan jemari, dia harus tetap terlihat menawan di depan tamu itu.

Wanita itu berjalan ke luar kamarnya, membuka pintu putih yang menjadi pembatas antara kamar dengan ruang tamu seraya menguap lebar.

"Sebentar..." Ucap Nyonya Seo lirih, mengambil kardigan yang tergantung di dekat pintu lalu mengenakannya.

Nyonya Seo memutar kunci yang tertancap di lubangnya dua kali, menarik pegangan pintu ke belakang. Dia mengerinyitkan dahi saat melihat siapa yang berdiri di balik pintu.

"Kim?"

Dia melihat ajudan setia suaminya itu dengan bingung. Sepengetahuan nya, pemuda itu sedang bertugas bersama Tuan Seo di daerah perbatasan. Seharusnya mereka belum kembali untuk 4 bulan ke depan. Namun disinilah dia, berdiri sejauh satu meter dari pintu rumah.

Tidak hanya itu, yang membuat Nyonya Seo semakin heran adalah Kim tidak datang sendirian melainkan bersama dengan beberapa tentara muda berseragam lengkap lainnya.

"Ada apa Kim? Kenapa kamu datang berkunjung sepagi ini?" Tanya Nyonya Seo sambil mengeratkan kardigan yang dia kenakan.

"Aku datang untuk menjemput kakak dan Soojin,"

Kim, seorang letnan dua, ajudan Jenderal Seo sejak 2 tahun lalu. Dia sudah sangat dekat dengan keluarga Seo ini. Sangat dekat sampai di tahap dia memanggil Nyonya Seo dengan sebutan kakak.

"Menjemput ku? Kemana?"

Sebagai seorang mantan prajurit, Nyonya Seo tentu merasa aneh dengan situasi seperti ini. Meskipun dia sudah berhenti saat menikah dengan Tuan Seo, tapi jiwa prajurit masih hidup di dalam dirinya. Penjemputan resmi seperti ini, bukanlah hal yang sembarangan terjadi.

Kim mengisyaratkan kepada seorang prajurit di belakangnya, membawakan dua buah kotak kepada Nyonya Seo.

"Jenderal Seo memintaku untuk memberikan ini kepada kakak jika satu kondisi dipenuhi,"

Kim memberikan dua kotak itu kepada Nyonya Seo. Dia mengepalkan tangannya untuk menjaga ekspresi nya yang meronta untuk berganti.

"Bukalah Kak," ucap Kim.

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang