2 Fin

904 122 14
                                    

"Jadi, kamu mau ledakin panggung dengan bubuk mesiu dan petasan?" Tanya Jisoo dengan tajam.

"..."

"Hhhh.... Ini kayak lagi bicara sama dinding,"

Jisoo menghela napas dalam lalu menyender di kursinya.

Ruang OSIS ini di desain ulang oleh Jisoo saat dia terpilih. Dia membagi ruang OSIS menjadi 2 bagian, bagian pertama adalah tempat para anggota berkumpul dan mengerjakan tugas mereka, dan bagian kedua adalah tempat para siswa menyampaikan keluh kesah dan permintaan mereka.

Ruang kedua ini di desain persis seperti ruang interogasi kepolisian. Meja kecil di tengah dengan 2 kursi saling berhadapan, satu lampu tepat di atas meja, dan kaca satu sisi yang terhubung dengan ruang pertama. Untuk masalah interogasi, hanya Jisoo yang dapat melakukannya, anggota OSIS yang lain hanya bisa melihat dari kaca di ruang pertama. Ah dan sebagai tambahan, ruangan kedua ini semuanya di cat putih. Coba cari di google, apa arti ruang putih ini.

Jisoo melihat ke arah kaca itu dan menggesturkan tangannya, memanggil seseorang di sana. Tidak lama kemudian, Jennie masuk sambil membawa botol merica yang sudah tersimpan rapi dalam sebuah plastik zipper bening. Jennie memberikan benda itu kepada Jisoo dan langsung keluar, tanpa sepatah kata apapun.

"Mari kita lihat, apakah mulut itu akan tetap tertutup setelah melihat ini," ucap Jisoo lalu meletakkan bungkusan botol merica itu di atas meja.

Eunji menatap botol itu sebentar lalu kembali menundukkan kepalanya. Dia tetap bungkam dan tidak mau membuka mulutnya.

"Jika kami mengecek botol ini dan menemukan sidik jari mu, maka usai sudah,"

"Kalian tidak akan menemukan nya," jawab Eunji, membuat alis mata Jisoo terangkat.

"Di sana pasti sudah banyak sidik jari yang menempel, semua staff yang bekerja di dapur pasti sudah pernah menyentuh benda itu. Apakah kau mau menuduh semua staff itu?"

Jisoo memajukan tubuhnya, melipat tangannya di atas meja dan menatap Eunji dengan tajam lagi.

"Baiklah, kalau itu mau mu,"

"Setelah kamu mengirim surat ancaman itu, kami segera memasang cctv di semua lokasi,"

Eunji tersentak.

"Kita tinggal cek cctv itu, dan mungkin di sana kita bisa lihat gerak gerik kamu yang aneh,"

"Misalnya seperti... Mengganti balon yang berisi pita dengan balon yang berisi bubuk mesiu?"

"Atau mungkin, perbincangan kamu dengan Jimin di depan ruang staff?"

Jisoo menekankan kalimat terakhirnya. Eunji memandang nya dengan bola mata bergetar, darimana dia tau tentang pembicaraan nya dengan Jimin? (Iya, Jimin yang itu)

"Kalau kamu mau mengakui nya, mungkin hukuman yang kamu terima akan lebih ringan," ucap Jisoo, semakin mendesak Eunji.

Setelah beberapa menit ruangan dipenuhi keheningan yang mencekik, akhirnya pertahanan Eunji roboh. Dia mulai menangis dengan keras sambil mengakui semua perbuatannya.

"Aku membenci mereka!"

"Aku membenci band sialan itu!"

"Kenapa mereka memilih Yuqi, seorang junior, bukannya aku?!!"

"Suaraku lebih bagus! Teknikku lebih sempurna!"

"Kenapa? Kenapa dia?"

"Ada alasan untuk itu Kak," ucap Yuqi yang tiba-tiba masuk ke ruangan itu, membuat Jisoo menatapnya dengan tajam.

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang