Misi 4 (9)

608 119 16
                                    

"Habiskan teh kalian, kita berangkat dalam 10 menit," ucap Jisoo.

"Ntar dulu Kak, aku punya satu hipotesis lagi," ucap Minnie sambil mematikan laptopnya.

"Aku rasa mereka punya kelebihan tertentu, kalau nggak, nggak mungkin bisa nangkap Shuhua, Yuqi dan Soyeon yang merupakan anggota Idle-X yang udah dilatih sedemikian rupa, apalagi Lisa yang notabene pemilik sabuk hitam karate,"

"Kalau kita nyerang gitu aja tanpa persiapan khusus, kita mungkin bisa dilumpuhkan dengan mudah meskipun kita semua di ruangan ini bisa melawan 10 orang sendirian,"

"Minnie benar," ucap Miyeon setuju.

Minnie hanya tersenyum pahit mendengar perkataan Miyeon. Ada sensasi aneh dalam dirinya saat mendengar Miyeon menyebutkan namanya.

"Hipnotis, aku rasa mereka menggunakan teknik semacam hipnotis," ucap Jennie.

"Ingatkan gimana aku terkejut waktu dengar suara teriakan Minnie? Itu seolah-olah aku dibangunkan dari lamunan gitu,"

"Ya, kemungkinan gitu, aku setuju sama Jennie," ucap Minnie.

"Jadi apa yang harus kita lakukan?" Tanya Soojin.

"Kita harus tetap sadar dan fokus. Gak boleh terpancing dengan sugesti seperti apapun," ucap Rose.

"Kita gak usah berpencar kali ini, kita berangkat sama-sama," ucap Jisoo.

Mereka mengangguk setuju. Hal terbaik yang bisa dilakukan saat ini adalah saling menjaga punggung satu sama lain.

Mereka pun bersiap untuk berangkat ke sekolah lagi. Kali ini mereka membawa tas berisi seragam untuk jaga-jaga bila nanti misi belum bisa diselesaikan hingga bel berbunyi.

"Kita doa dulu," ucap Rose menghentikan Minnie membuka pintu.

Mereka berdiam diri sejenak sambil mendengarkan ucapan-ucapan yang keluar dari mulut Rose. Mereka sebenarnya jarang melakukan hal seperti ini, namun kali ini ada perasaan damai dan tenang yang mereka dapatkan saat berdoa.

"Amin,"

Jisoo memandang mereka satu persatu, dari matanya terpancar rasa bersalah dan khawatir. Dia kehilangan empat orang dari genggamannya beberapa jam yang lalu dan dia tidak ingin kehilangan seorang pun lagi. Dua juga merasa bersalah karna sudah menyeret anak-anak gadis ini ke dalam pekerjaan yang berbahaya, di saat mereka seharusnya menghabiskan waktu SMA dengan bermain dan belajar.

"Ada apa dengan tatapan itu?" Tanya Jennie.

"Aku..."

"Simpan perasaan melow mu itu untuk saat ini, kita nggak punya waktu untuk mendengar pidato menyentuh hati darimu sekarang," ucap Jennie lagi.

"Iya, lagipula mana boleh ketua menyampaikan pidato saat anggotanya tidak lengkap. Kita semua harus berkumpul bersama untuk mendengarkan mu," ucap Minnie.

"Aku gak mau denger Shuhua merengek karna gak ikut denger pidato kakak," ucap Soojin sambil tersenyum.

"Iya, kita harus jemput anak-anak kita sekarang. Mereka pasti udah lapar dan ngantuk karna harus bermain sampek selarut ini," ucap Miyeon.

"Anak kita? No! Kamu aja deh, aku gak mau punya anak serewel mereka. Soyeon boleh lah, dia kalem," ucap Jennie.

"Udah udah, kita berangkat sekarang," ucap Jisoo sambil tertawa kecil.

Mereka pun masuk ke mobil, Minnie menghela napas dalam sebelum menyalakan mesin mobilnya. Mobil melaju dengan kecepatan tinggi, melewati jalan raya yang sepi karna memang jam menunjukkan pukul 1 pagi, jarang ada orang yang mau berkeliaran di jam seperti ini.

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang