Misi 5 (10)

517 103 31
                                    

Minnie's POV

Sekarang gua tau! Sekarang gua tau!

Sial! Minnie tolol! Kenapa gak sadar dari tadi?!!

Kalau di lihat secara horizontal, semua ukuran timpani itu sama. Itulah alasan kenapa gua asal bacok aja tadi. Yuqi juga pasti ngeliat Soyeon mukul timpani itu dari bangku penonton, makanya dia bilang "Yang di tengah," dan bukannya "Yang ukurannya paling besar,".

Tapi kalau dilihat secara vertikal dari atas, perbedaan ukuran timpani itu ketara banget. Perbedaan jari-jari yang paling besar ke yang paling kecil itu 12 inchi, atau sekitar 30.5 cm.

Eh? Tunggu. Kenapa yang paling besar ada di tengah? Bukannya seharusnya susunan timpani dari yang paling besar ke paling kecil? Atau gua yang gak ngerti ya?

Ini lantai berapa? Udah lemes kaki gua woi! Apasih yang ada dipikiran gua waktu memutuskan untuk naik ke lantai 12 dari lantai 1 dengan menggunakan tangga?

7

8

9

10

11

12!

Huf... Huf... Huf...

Dikit lagi! Kaki bertahan lah dikit lagi! Itu, itu pintu aulanya udah keliatan.

Uhh... Pandangan gua mulai kabur. Sakit! Dada gua sakit! Side pain nya udah muncul.

Bertahanlah Minnie! Demi Shuhua! Demi adekku Shuhua!

Uhuk... Uhuk...

Bernapas! Bernapas!

Third person's POV

Dengan sempoyongan Minnie berjalan mendekati pintu aula. Dia memegangi perutnya yang terasa sangat nyeri. Keringat bercucuran deras dari dirinya. Terbatuk-batuk untuk mempertahankan napasnya yang tersengal-senggal dan kacau.

Minnie mendorong pintu aula yang besar itu dengan sepenuh tenaga yang tersisa. Dalam pikirannya hanya ada Shuhua, Shuhua dan Shuhua.

Miyeon menyadari kehadiran Minnie yang kacau itu. Dia langsung berlari turun dari lantai 2 untuk menangkap Minnie yang jatuh merangkak di dekat pintu.

"Hey! Minnie! Minnie! Kamu kenapa?" Miyeon menepuk-nepuk punggung Minnie yang gemetaran.

"Shu... Hua..."

"Shuhua? Shuhua dimana? Udah ketemu?"

"Dalam... Dalam..." Ucap Minnie sambil menunjuk timpani di atas panggung.

Minnie melepaskan pegangan Miyeon dan bangkit berdiri. Suara batuknya terdengar menggema, memenuhi ruangan aula yang luas itu.

Miyeon memandangi Minnie yang berjalan lunglai, beberapa kali dia hampir terjatuh tapi dia selalu berhasil menyeimbangkan dirinya kembali. Dia ingin membantu sahabatnya itu, tapi melihat Minnie yang berusaha sekuat tenaga untuk bertahan, dia menyimpan keinginan nya.

Minnie sudah tiba di hadapan timpani yang paling besar. Dia bisa melihat kalau membran itu lebih gelap daripada membran yang lainnya. Menandakan kalau ada benda besar yang terjebak di dalamnya.

Minnie gemetaran, ada perasaan enggan berkecamuk dalam hatinya. Apakah dia siap melihat apapun yang ada di dalam situ? Apakah dia siap menerima kenyataan bahwa hipotesis nya benar? Apakah harus merasa bangga karena pemikiran nya benar?

Minnie menggenggam sebuah stik dengan kedua tangannya, dia mengangkat stik itu tinggi-tinggi, melebihi tinggi kepalanya.

Srak... Srakk...

Apocryphal: Kalopsia || SooShu/MiShuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang