09

36 6 0
                                    

Sunwoo menghelaan nafas berat, beberapa menit yang lalu pacarnya yang baru saja pulang dari Mexico berkunjung dan berkata bahwa gadis itu rindu dengannya, namun dengan brengseknya, pria itu menyuruh gadis itu pulang.

Entahlah, hari ini suasana hatinya sedang tidak baik. Makannya Sunwoo melakukan hal demikian.

Fokus Sunwoo beralih pada sebuah taman yang sering Jie kunjungi saat pulang sekolah, pria itu beralih. meminggirkan mobilnya dan menghela nafas kasar.

Lagi-lagi pria itu mengingat, Jie. Kenapa sulit sekali menghilangkan Jie dari pikirannya.

______

Jie menatap Jiseul yang kini sedang duduk di sebelahnya sambil mengayunkan kakinya.

Gadis kecil itu sesekali tersenyum ke arah Jie, "kamu udah makan?" Tanya Jie

Gadis kecil itu mengangguk-anggukkan kepalanya, tangannya kecilnya bergerak untuk memberikan sebuah rangkaian kalimat pada Jie.

"Aku sudah makan bersama paman Park."

Jie menganggukkan kepalanya paham, gadis yang duduk di sebelahnya bernama lengkap Baek Jiseul. Gadis yang berumur sepuluh tahun itu, tidak dapat berbicara dari lahir. Jie sering sekali mengunjungi Jiseul hanya untuk sekedar menanyainya seputar kabar dan kegiatan gadis itu di sekolahannya.

"Ayo pergi ke toko roti bibi Shin,"

"Mau apa ke sana?"

"Bertemu bibi Shin"

Jie menatap gadis yang berada di sebelahnya sambil berfikir, sesekali Jiseul mengedipkan matanya guna membuat Jie luluh dan berakhir membawanya ke toko roti bibi Shin.

"Ayo." Jie mengulurkan tangannya dan hal itu membuat Jiseul menautkan tangannya dengan cepat sambil tersenyum ke arah Jie.

"Kak Jie sangat cantik," puji Jiseul sambil terkekeh.

"Kamu juga."

"Dimana kak Sunwoo? Biasanya kalian mengunjungku bersama."

Jie hanya diam, pandangan kini teralih pada sekelilingnya tanpa berniat menjawab pertanyaan Jiseul yang kini sedang menatapnya dengan bingung.

Sebuah tepukan berhasil membuat Jie memfokuskan tatapannya pada gadis kecil itu.

"Kalian sedang ada masalah?"

"Jalan lebih cepat, kita tidak akan sampai." Ucapan Jie berhasil membuat Jiseul terdiam, gadis kecil itu mempercepat langkahnya agar lebih cepat sampai di toko roti bibi Shin.

"Tidak ada masalah apapun di antara kita, Jiseul."

Secara bersamaan kedua menatap ke arah pria yang kini berjalan di sebelah Jiseul.

Gadis kecil itu hanya bisa tersenyum saat mendapatkan sosok yang di carinya berada di sebelahnya.

"Hai kak Sunwoo, apa kabarmu baik hari ini?"

"Tidak."

"Kalian mau kemana?"

"Pergi ke toko bibi Shin dan kak Sunwoo harus ikut!" Sunwoo menganggukkan kepalanya, tangan besarnya terulur untuk mengusap kepala Jiseul. Namun matanya tertuju pada Jie yang berjalan di belakang keduanya.

Saat ketiganya sampai di toko bibi Shin. Jiseul sudah terlebih dahulu berlari memasuki toko tersebut.

"Jie."

"Jie"

"Jie berhenti di situ!" Ucapan terakhir Sunwoo membuat Jie memberhentikan langkahnya, namun gadis itu enggan membalikan badannya menatap wajah Sunwoo.

"Lo udah makan?"

Senyum tipis terukir diwajahnya gadis itu, kedua tangannya di lipat di atas dada.

"Pertanyaan bodoh macam apa itu?" Ucap Jie pada Sunwoo, gadis itu memilih untuk masuk ke dalam toko roti bibi Shin tanpa memperdulikan Sunwoo yang masih terdiam di tempatnya.

"Dia berubah," keluhnya. Sunwoo mengambil langkah untuk masuk ke dalam toko roti bibi Shin.

"Sunwoo, tumben kamu ke sini." Gumam bibi Shin sambil tersenyum ke arah Sunwoo.

"Sunwoo mau 2 roti coklat sama 1 americano."

"Kamu ke sini mau nyari, Jie?" Tanya bibi Shin setelah wanita paruh baya itu menyuruh salah satu karyawannya untuk menyiapkan pesanan Sunwoo.

Bukannya menjawab, mata pria itu malah teralih pada Jie yang duduk di pojok ruangan bsambil menatap layar laptopnya.

"Samperin sana," gumam bibi Shin sambil menepuk pelan bahu Sunwoo. Namun pria itu menggelengkan kepalanya, bertanda bahwa dirinya menolak apa yang di suruh oleh wanita paruh baya itu.

"Kenapa? Kalian lagi marahan?

"Makasih, Sunwoo pamit." Potong Sunwoo pada bibi Shin setelah karyawannya memberikan pesanannya, pria itu memberikan selembar uang bernominal paling besar pada bibi Shin, lalu melangkah keluar toko.

"Percintaan anak muda jaman sekarang memang sulit, seharunya Jie dan Sunwoo seperti Leana dan Jaemin yang tidak pernah bertengkar hingga seperti ini."

______

Sunwoo menemukan Younghoon yang sedang terduduk di ruang tengah sambil menonton acara televisi.

Pria itu tidak memperdulikan kedatangan Sunwoo yang kini sudah duduk di sebelahnya, Younghoon masih saja fokus pada acara kesukaannya sambil sesekali tertawa. Namun selang beberapa menit, pria itu mengalihkan pandangannya pada Sunwoo yang duduk di sebelahnya sambil menatap layar handphonenya.

"Kenapa harus di liat terus? Kalian udah berakhir." Keluh Younghoon saat melihat layar handphone Sunwoo yang memperlihatkan foto Jie.

"Seharusnya lo bahagia aja sama cewek lo itu, biarin Jie bahagia."

"Younghoon,"

"Hm..."

"Jie selalu buat orang bahagia, tapi apa dia udah bahagia?" Gumamnya sambil menatap kosong.

"Coba deskripsikan sendiri, semua orang punya cara pandang masing-masing. Menurut lo, Jie udah bahagia belum?"

Sunwoo hanya terdiam, pria itu tidak tau harus menjawab apa.

"Tujuan awal lo pacarin Jie karena lo kurang perhatian semenjak cewek lo itu pergi kan? Sekarang dia udah balik, jadi biarin Jie bahagia."

"Semuanya udah terasa beda."

"Enak banget lo ngomong," keluh Younghoon sambil menepuk pundak Sunwoo dengan kasar.

"Ini semua juga salah lo, kalau Soyeon tau lo selingkuh pasti dia bakal marah banget sama lo!"

"Dia tau"

Mendengar ucapan Sunwoo membuat pria itu tersedak oleh americano yang baru saja di minum nya.

"Kim Sunwoo, gila"

"Respon dia gak yang seperti gue bayangin"

"Kan gue udah pernah kasih tau tujuan cewek itu pacarin lo apa, kenapa lo masih bertahan?!"

"Karena gue mau." Balasnya, pria itu langsung beranjak dari duduknya menuju kamarnya.

After HiddenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang