Jie dan Sunwoo kini duduk bersebelahan, Yoonwa meminta keduanya untuk berbicara baik-baik untuk menyelesaikan masalah.
"Tolong beri alasan yang jelas tentang semuanya."
Sunwoo yang duduk agak jauh dari Jie menatap gadis itu sekilas.
"Gak ada yang perlu di jelasin, semuanya udah berakhir." Gumamnya dengan santai, tanpa menatap Jie. Sunwoo lebih tertarik menatap lurus dari pada harus menatap lawan bicaranya saat ini.
"Jie butuh penjelasan" ulangnya dengan nada memohon. Namun Sunwoo enggan membuka suaranya. Tanpa mereka sadari, Yoonwa memperhatikan keduanya di balik tembok pembatas ruangan tamu menuju dapur. Wanita paruh baya itu sedari tadi menghela nafasnya. Sunwoo memang seperti itu, pria itu selalu bertingkah layaknya dirinya dapat menerima semuanya, padahal hatinya berucap sebaliknya.
"Biar mama yang jelasin." Yoonwa geram melihat keduanya, dia memilih untuk turun tangan.
"Kamu tau Soyeon?" Tanya Yoonwa, Jie hanya bisa menggeleng kecil. Faktanya memang dia tidak tahu siapa yang di maksud oleh mama Sunwoo.
Yoonwa mengangguk kepalanya, matanya menatap wajah Sunwoo yang terlihat pasrah saat dirinya turun untuk berbicara pada Jie.
"Soyeon itu wanita yang merebut kebahagiaan kita, dia 3 tahun lebih tua dari Sunwoo. Awalnya wanita itu deketin papanya Sunwoo aja, tapi setelah dia tau suami saya punya anak lelaki, dia malah dekatin Sunwoo. Dulu Sunwoo berfikir bahwa dengan cara dia memacari Soyeon, hubungan keluarnya bisa membaik, namun semuanya sia-sia selama satu tahun ini. Dan endingnya berakhir seperti ini."
Jie terdiam, dirinya seakan di tampar oleh kenyataan setelah mendengar penjelasan dari Yoonwa, seharusnya Jie berfikir panjang dulu sebelum mengambil keputusan. Seharusnya keduanya tidak di kuasai dengan amarah saat itu sehingga keduanya bisa mengambil jalan yang benar. Jika sudah seperti ini, siapa yang salah di hubungan ini?
Semuanya semakin runyam.
"Kamu ngerti apa maksud dari mengorbankan perasaan?"
Jie diam, dirinya masih mencoba mencerna kata demi kata yang terlontar dari mulut Yoonwa sampai pada akhirnya gadis itu mengangguk-anggukkan kepalanya.
"Kamu dan Sunwoo, berakhir karena semua ini. Sunwoo menjalankan hubungan dengan Soyeon tanpa ada perasaan apapun."
Jie diam, dia mengulum bibir ke dalam karena bingung ingin berkata apa. Sedangkan Sunwoo sedari tadi terus memperhatikan Jie.
Yoonwa menatap keduanya secara bergantian, tanganya terulur wanita paruh baya itu menepuk bahu Sunwoo sebelum pergi meninggalkan ruang tamu.
"Tapi sekarang semuanya udah berubah, gue gak ada perasaan apa-apa lagi ke lo." Tegasnya sambil menatap Jie yang kini sudah menundukkan kepalanya.
"Aku gak yakin"
"Kenapa lo gak yakin sama ucapan gue?"
"Karena----"
"Tempuh hidup baru lo Jie, jangan melihat kebelakang sekalipun." Pintah Sunwoo, hal itu membuat Jie kembali terisak, Jie menangis.
Bukan ini yang Jie mau.
"Pilih kebahagiaan lo sama orang yang udah lo pilih"
"Sekarang lo boleh pulang." lanjut Sunwoo, pria itu menatap ke arah pintu keluar apartemen seakan memberikan isyarat pada Jie
Jie mendongakkan kepalanya, mata gadis itu terlihat sembab akibat menangis. Namun dengan gerakan cepat, Jie beranjak dari duduknya. Lalu melangkahkan kakinya keluar apartemen Sunwoo tanpa mengucapkan apapun.
"Sunwoo..." Melihat kepergian Jie membuat Yoonhwa menghampiri anaknya, sambil memandang punggung Jie yang mulai tidak terlihat.
"Biarin Jie bahagia, mah" gumamnya saat sang ibu hendak mengejar Jie.
"Kamu yakin?"
"Jie harus bahagia sama orang yang tepat, mah. Jie gak bisa terus menerus sama Sunwoo yang sifatnya seperti ini."
"Kenapa kamu selalu berbohong sama perasaan kamu?"
Sunwoo menatap sang ibu sejenak, pria itu tersenyum tipis.
"Itu pilihan Sunwoo, mah."
"Apa dia bisa bahagia sama orang pilihannya?"
"Sunwoo yakin, bisa."
"Kamu bahagia saat liat Jie bahagia dengan orang lain?" Pertanyaan Yoonwa berhasil membuat Sunwoo terdiam, pria itu memandang ke arah pintu dengan tatapan sendu. Dia sendiri bingung mau menjawab pertanyaan tersebut.
"Kamu rela melepas kebahagiaan kamu?"
"Cara pandang orang berbeda, Sunwoo." Lanjut Yoonwa sambil mengusap punggung Sunwoo.
"Bahagia itu gak segampang yang orang-orang bilang, kamu harus melewati jalan yang berliku-liku terlebih dahulu sebelum sampai ke titik bahagia yang kamu dapatkan."
"Lakuin apapun yang bisa bikin kamu bahagia, kejar dan gapai apa yang kamu mau, Sunwoo. Mama dukung kamu"
"Sunwoo mau jadi pohon, mah."
"Maksud kamu?"
"Menetap di posisi yang sama." Setelah berucap seperti itu, Sunwoo melangkahkan kakinya memasuki kamarnya meninggalkan Yoonwa yang menatapnya dengan helaan nafas panjangnya.
Dia sudah memutuskan untuk merelakan Jie dan menjadi sebuah pohon yang hanya bisa menatap di posisinya tanpa berbuat apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
After Hidden
FanfictionMenyukai seseorang hanyalah hal semata yang tidak bisa bertahan lama, namun kenapa jika membenci dapat bertahan lama dan meninggalkan bekas yang tidak bisa terlupakan. Walaupun berakhir memaafkan, namun tidak ada kata tulus yang meliputi. Apa itu ad...